BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya cukup padat.
Kepadatan ini dapat dilihat dari jumlah kelahiran sekitar 5.000.000 (lima juta)
jiwa pertahun (Manuaba, 2010). Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk
dapat menurunkan laju pertumbuhan
penduduk
dan angka kelairan yang masih cukup tinggi. Salah satu upaya yang ditempuh
yaitu dengan mencanangkan Program Keluarga Berencana. Program ini berkembang
pesat sehingga mampu menurunkan laju pertumbuhan penduduk (Saifuddin, 2006).
Kontrasepsi
KB pil sejak pertama kali digunakan pada tahun 1955, jumlah wanita yang meminum
pil setiap waktu meningkat menjadi 65 juta, pil yang digunakan dewasa ini
berbeda dari pil yang digunakan 20 tahun silam, pil sekarang berisi hormon
estrogen dan progesteron lebih rendah dari pil yang dahulu dan jauh lebih aman (Jones, 2010). Setiap metode kontrasepsi
tentu mempunyai efek samping seperti gangguan haid, perubahan berat badan,
pusing/sakit kepala dan kenaikan tekanan darah, mual-mual dan muntah, keputihan
(WHO, 2009).
Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi masalah besar di Indonesia. Untuk menangani hal tersebut maka terus dilakukan upaya penanganan yaitu dengan program KB
guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan sensus penduduk tahun
2010, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 persen pertahun. Jumlah jiwa
dalam
pendataan tahun
2010
tercatat
sebanyak
231.485.456
jiwa. Secara
nasional jumlah peserta
KB tercatat
sebanyak
31.640.957
peserta dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
terhitung sebanyak 44.431.227
pasangan,
sehingga keikutsertaan KB dari seluruh PUS sebesar 71,21% (BKKBN, 2010).
Paradigma
baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi
untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas
Tahun 2015”. Keluarga
yang berkualitas
adalah keluarga
yang sejahtera,
sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak
yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2006).
Bidan sebagai tenaga profesional kesehatan di
bawah kementrian kesehatan
merupakan pihak terdekat dengan calon
akseptor karena
merupakan
pemberi
pelayanan
pertama mulai dari KIE sampai dengan pemasangan alat konterasepsi (Sulistyawati, 2011).
Secara
umum tujuan KB adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui kelahiran dan pertumbuhan
penduduk Indonesia (Sarwono, 2007).
Salah
satu usaha dalam program keluarga berencana adalah membatasi jumlah kelahiran
dengan metode kontrasepsi. Sekarang ini tersedia metode kontrasepsi yang dapat
diandalkan untuk memilih
secara bebas dan relatif mudah seperti: Pil, Suntik, Inplant, IUD. Pada umumnya
masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang sifatnya praktis dan
efektifitasnya tinggi seperti pil dan suntik (Hartanto, 2002).
Kejadian
efek samping KB Pil :
1. Nasional
34,57 % dari 652.562 akseptor KB Pil
2. Propinsi
25,07 % dari 702 akseptor KB Pil (BKKBN Kota, 2004. Rek. Kab. F/II/KB/00/BL)
3. Kodya
23,31 % dari 502 akseptor KB Pil (BKKBN Kota, 2004. Rek. Kab. F/II/KB/00/BL)
4. Kecamatan
41,34 % dari 208 akseptor KB Pil ( BKKBN Kota, 2004. Rek. Kab. F/II/KB/00/BL) (www.Statistik Nasional.2004)
Akseptor KB aktif yang menggunakan Alat Kontrasepsi
Tahun 2011
sebanyak 33.426.893 akseptor,
terdiri
dari : IUD
3.802.724 akseptor (11,4%), MOW
1.194.710 akseptor (3,6%), MOP 230.097 akseptor (0.7%), Kondom 856.605
akseptor (2,6%),
Implant 2.779.465
akseptor
(8,3%), Suntik
15.748.784 akseptor (47,1%), Pil
8.814.508 akseptor (26,3%)
(BKKBN, 2011).
Berdasarkan data dari
BKKBN Tahun
2012 Akseptor KB Aktif di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 5.166.393 orang, terdiri dari : IUD 435.637 akseptor
(8,4%), MOW 286.918
akseptor
(5,6%),
MOP 59.528
akseptor
(1,1%), Kondom
102.549 akseptor (2,0%), Implant 500.301 akseptor (9,7%), Suntik 2.927.115 (56,7%), Pil
854.345 akseptor (16,5%).
BKKBN Kabupaten
Wakatobi
pada Tahun
2012 terdapat 124.180 akseptor KB
aktif,
terdiri dari : IUD 21.883 akseptor (17,6%), MOW 10.460 akseptor (8,4%), MOP 623 akseptor (0,5%), Kondom 1.119 akseptor (0,9%), Implant 9.422 akseptor
(7,6%), Suntik 64.772 akseptor
(52,2%), Pil
15.901
akseptor (12,8%) (BKKBN,
Kabupaten Wakatobi 2012).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah Pil oral KB,
merupakan salah satu alat kontrasepsi
yang sangat efektif,
tidak mengganggu senggama atau
hubungan suami istri, aman, reversibilitas
tinggi.
Efek samping
yang mungkin
timbul
pada
akseptor KB
Pil
oral KB antara lain mual, muntah, payudara membesar, pertambahan berat badan, keputihan, sakit kepala
siklik,
komplikasi
trombo-emboli, emboli paru-paru, cerebro-vascular
accident, karsinoma,
myoma, telangiectasia, rhinitis
alergika, pharingitis nasal, gangguan penglihatan siklik, depresi, rasa lelah, libido menurun (Hartanto, 2004).
Berdasarkan
survey awal
yang
dilakukan di Puskesmas
Wangi-Wangi Selatan dengan mengambil data awal peserta KB pada Bulan Februari 2013, diperoleh data akseptor KB
sebanyak 460 akseptor, yaitu IUD
9 akseptor
(3,2%), Kondom 18 akseptor (5,5%), Suntik 396 akseptor (75,3%),
Pil 37 akseptor (17,3%).
Akseptor
KB pil terdiri
dari: pil KB
37 akseptor (95%) dan mini pil 2 akseptor (5%)
(Profil
Puskesmas Wangi-Wangi Selatan, 2012).
Berdasarkan survey awal
yang dilaksanakan
peneliti
selama satu minggu dengan melakukan
wawancara sebanyak 5 akseptor Pil KB,
dan
Akseptor Pil KB sebanyak 5 (100%) Tidak mengetahui efek samping Pil KB
tersebut.
Dari
data yang telah diuraikan di atas tentang efek samping kontrasepsi
Pil KB, maka peneliti berminat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Pil KB di Wilayah Kerja Puskesmas
Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian Sebagai
berikut: Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek
Samping Alat Kontrasepsi KB Pil di Wilayah Kerja
Puskesmas Wangi-Wangi-Selatan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek
Samping Alat Kontrasepsi KB Pil di
Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi-Selatan Tahun 2013.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi KB Pil di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya ilmu pengetahuan dan bahan acuan
bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2
Manfaat
Praktis
Sebagai salah satu sumber
informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program bagi Instansi
Departemen Kesehatan khususnya Puskesmas Wangi-Wangi Selatan dalam menyusun
program perencanaan Keluarga Berencana.
1.4.3
Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang berharga karena dapat
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang Gambaran Pengetahuan Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi KB Pil di Wilayah Kerja Puskesmas
Wangi-Wangi Selatan.
0 Response to "Proposal kesehatan "Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Pil KB di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013""
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya