Proposal kesehatan "Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Pil KB di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013"



BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya cukup padat. Kepadatan ini dapat dilihat dari jumlah kelahiran sekitar 5.000.000 (lima juta) jiwa pertahun (Manuaba, 2010). Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan angka kelairan yang masih cukup tinggi. Salah satu upaya yang ditempuh yaitu dengan mencanangkan Program Keluarga Berencana. Program ini berkembang pesat sehingga mampu menurunkan laju pertumbuhan penduduk (Saifuddin, 2006).
Kontrasepsi KB pil sejak pertama kali digunakan pada tahun 1955, jumlah wanita yang meminum pil setiap waktu meningkat menjadi 65 juta, pil yang digunakan dewasa ini berbeda dari pil yang digunakan 20 tahun silam, pil sekarang berisi hormon estrogen dan progesteron lebih rendah dari pil yang dahulu dan jauh lebih aman (Jones, 2010). Setiap metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping seperti gangguan haid, perubahan berat badan, pusing/sakit kepala dan kenaikan tekanan darah, mual-mual dan muntah, keputihan (WHO, 2009).
Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi masalah besar di Indonesia.  Untuk  menangani  hal tersebut  maka terus dilakukan  upaya penanganan yaitu dengan program KB guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 persen pertahun. Jumlah jiwa dalam pendataan  tahun  2010  tercatat  sebanyak  231.485.456 jiwa. Secara  nasional jumlah  peserta  KB tercatat  sebanyak  31.640.957  peserta  dan  jumlah  Pasangan Usia  Subur  (PUS)  terhitung  sebanyak  44.431.227  pasangan,  sehingga keikutsertaan KB dari seluruh PUS sebesar 71,21% (BKKBN, 2010).
Paradigma  baru program Keluarga  Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga  yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang   ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2006).
Bidan sebagai tenaga profesional kesehatan di bawah kementrian kesehatan merupakan pihak terdekat dengan calon akseptor karena merupakan pemberi pelayanan  pertama  mulai  dari  KIE  sampai  dengan pemasangan alat konterasepsi (Sulistyawati, 2011).
Secara umum tujuan KB adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (Sarwono, 2007).
Salah satu usaha dalam program keluarga berencana adalah membatasi jumlah kelahiran dengan metode kontrasepsi. Sekarang ini tersedia metode kontrasepsi yang dapat diandalkan untuk memilih secara bebas dan relatif mudah seperti: Pil, Suntik, Inplant, IUD. Pada umumnya masyarakat lebih memilih alat kontrasepsi yang sifatnya praktis dan efektifitasnya tinggi seperti pil dan suntik (Hartanto, 2002).
Kejadian efek samping KB Pil :
1.      Nasional 34,57 % dari 652.562 akseptor KB Pil
2.      Propinsi 25,07 % dari 702 akseptor KB Pil (BKKBN Kota, 2004. Rek. Kab. F/II/KB/00/BL)
3.      Kodya 23,31 % dari 502 akseptor KB Pil (BKKBN Kota, 2004. Rek. Kab. F/II/KB/00/BL)
4.      Kecamatan 41,34 % dari 208 akseptor KB Pil ( BKKBN Kota, 2004. Rek. Kab. F/II/KB/00/BL) (www.Statistik Nasional.2004)
Akseptor  KB aktif yang menggunakan  Alat Kontrasepsi  Tahun  2011  sebanyak  33.426.893  akseptor,  terdiri  dari  :  IUD  3.802.724 akseptor (11,4%), MOW 1.194.710 akseptor (3,6%), MOP 230.097 akseptor (0.7%),  Kondom  856.605  akseptor  (2,6%),  Implant   2.779.465   akseptor (8,3%), Suntik  15.748.784 akseptor (47,1%), Pil 8.814.508 akseptor (26,3%) (BKKBN, 2011).
Berdasarkan data dari BKKBN Tahun 2012 Akseptor KB Aktif di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 5.166.393 orang, terdiri dari : IUD 435.637 akseptor  (8,4%),  MOW  286.918  akseptor  (5,6%),  MOP  59.528  akseptor (1,1%), Kondom 102.549 akseptor (2,0%), Implant 500.301 akseptor (9,7%), Suntik 2.927.115 (56,7%), Pil 854.345 akseptor (16,5%).
BKKBN Kabupaten Wakatobi  pada  Tahun  2012  terdapat  124.180  akseptor KB aktif, terdiri dari : IUD 21.883 akseptor (17,6%), MOW 10.460 akseptor (8,4%), MOP 623 akseptor (0,5%), Kondom                      1.119 akseptor (0,9%),  Implant  9.422 akseptor (7,6%), Suntik  64.772   akseptor (52,2%), Pil 15.901 akseptor (12,8%) (BKKBN, Kabupaten Wakatobi 2012).
Salah   satu   jenis   kontrasepsi   efektif   yang   menjadi   pilihan   dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah Pil oral KB,  merupakan salah satu alat kontrasepsi  yang sangat  efektif, tidak mengganggu senggama atau hubungan suami istri, aman, reversibilitas tinggi. Efek samping yang mungkin timbul pada akseptor KB Pil oral KB antara lain mual, muntah, payudara membesar, pertambahan berat badan, keputihan, sakit kepala siklik, komplikasi trombo-emboli, emboli paru-paru, cerebro-vascular accident, karsinoma, myoma, telangiectasia, rhinitis alergika, pharingitis nasal, gangguan penglihatan siklik, depresi, rasa lelah, libido menurun (Hartanto, 2004).
Berdasarkan  survey awal  yang  dilakukan  di Puskesmas Wangi-Wangi Selatan dengan mengambil data awal peserta KB pada Bulan Februari 2013, diperoleh data akseptor KB  sebanyak  460 akseptor,  yaitu  IUD                  9  akseptor  (3,2%),  Kondom  18 akseptor (5,5%), Suntik 396 akseptor (75,3%), Pil 37  akseptor  (17,3%).  Akseptor  KB  pil terdiri  dari:  pil KB  37 akseptor (95%) dan mini pil 2 akseptor (5%) (Profil Puskesmas Wangi-Wangi Selatan, 2012).
Berdasarkan survey awal yang dilaksanakan peneliti selama satu minggu dengan melakukan wawancara sebanyak 5 akseptor Pil KB, dan Akseptor Pil KB sebanyak 5 (100%) Tidak mengetahui efek samping Pil KB tersebut.
Dari data yang telah diuraikan di atas tentang efek samping kontrasepsi Pil KB, maka peneliti berminat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Pil KB di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013.”
1.2        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian Sebagai berikut: Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi KB Pil                        di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi-Selatan?
1.3        Tujuan Penelitian
1.3.1        Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi KB Pil di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi-Selatan Tahun 2013.
1.3.2        Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Efek Samping Alat     Kontrasepsi KB Pil di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013.   

1.4   Manfaat Penelitian
1.4.1        Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini  dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
1.4.2         Manfaat Praktis
Sebagai salah satu  sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan  program bagi Instansi Departemen Kesehatan khususnya Puskesmas Wangi-Wangi Selatan dalam menyusun program perencanaan Keluarga Berencana.
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang berharga karena dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang Gambaran Pengetahuan Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi KB Pil di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan.



0 Response to "Proposal kesehatan "Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi Pil KB di Wilayah Kerja Puskesmas Wangi-Wangi Selatan Tahun 2013""

Post a Comment

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya