contoh askep Henti Jantung

http://asmanurs3.blogspot.com/BAB I
KONSEP MEDIS

1.1    DEFENISI
Henti Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga tidak dapat  memompakan darah mengakibatkan kerusakan organ karena suplai darah ke seluruh organ tubuh berhenti atau tidak tercapai. Organ yang paling pertama menerima efek buruk dari keadaan ini adalah Otak.keseluuh tubuh. Pada keadaan ini, jantung tidak dapat memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga aliran darah sistemik berhenti. Hal ini dapat
Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.
Merupakan suatu kondisi dimana jantung berhenti memompakan darah (berkontraksi) yang ditandai dengan ketidaksadaran yang terjadi sebagai kolaps yang tiba-tiba, tidak ada denyut nadi yang teraba pada nadi karotis, radialis dan femoralis, apnoe atau gerakan napas tidak efektif, pupil dilatasi, kulit keabuan atau putih atau sianosis, tampak seperti mati. (Skeet, 1995 & Jusrafli).
Jantung merupakan organ vital yang bertugas memompa darah untuk semua organ-organ badan. Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu keadaan berhentinya sirkulasi normal dari darah dalam kaitannya dengan kegagalan jantung untuk berkontaksi secara efektif selama systole. Kegagalan untuk berkontraksi dapat mengakibatkan kematian yang mendadak, bahkan dapat terjadi kematian seketika (Instantaneous Death) dan disebut sudden cardiac death (SCD).

1.2    ETIOLOGI

Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti jantung adalah:
1.    Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.
2.    Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan.
3.    Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.
4.    Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.
5.    Strees fisik (perdarahan yang banyak, kekurangan oksigen)
6.    Gangguan listrik dalam jantung
7.    Aritmia
8.    Obat-obatan
9.    Gangguan temponade jantung
10.    Tension pneumothoaks
1.3    PATOFISIOLOGI
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).
    Pohon masalah berdasarkan penyimpangan KDM
http://asmanurs3.blogspot.com/
1.4    MANIFESTASI KLINIS
Keadaan – keadaan yang mendahului terjadinya henti jantung adalah :
-Nyeri dada hebat mendadak
-Sesak nafas hebat
-Bradicardia ataupun Tachicardia menetap yang lama
-Penurunan kesadaran progresif cepat ataupun mendadak
Sedangkan keadaan – keadaan yang biasanya ditemukan saat terjadinya
henti jantung adalah :
-Pingsan mendadak
-Apnea
-Otot – otot seluruh tubuh lemas
1.5    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    Ct scean
    Autopsy

1.6    PENATALAKSANAAN MEDIS

Hal-hal yang harus atau mungkin untuk dilakukan pada klien yang mengalami henti jantung adalah:
    Resusitasi jantung untuk mengembalikan fungsi jantung
    Beri pernapasn dengan cara dari mulut ke mulut
    Beri masase jantung

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

2.1    PENGKAJIAN
A.    Pengumpulan Data
-    Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat benjolan jika disentuh atau ditekan
-    Klien tampak merintih
-    Klien tampak mengelak bila disentuh
-    Klien tampak gelisah
-    Klien tampak berkeringat
-    Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien
-    Takikardi
-    Tampak dispnea
-    Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya
-    Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis
-    Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk yang akan menimpa dirinya
-    Klien tampak gelisah
-    Klien tampak sesekali menangis
-    Klien mengatakan bahwa ia tidak menyukai bentuk tubuhnya
-    Klien mengungkapkan penolakan terhadap kondisi tubuhnya
-    Klien tampak malas merawat diri
-    Klien tidak ingin menemui orang lain
-    Klien tampak menangis, mengurung diri dan malu untuk bersosialisasi dengan orang lain
B.    Klasifikasi Data
http://asmanurs3.blogspot.com/

C.    Analisa Data
2.2    DIAGNOSA
1.    Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyakit
DS:
-    Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat benjolan jika disentuh atau ditekan
DO:
-    Klien tampak merintih
-    Klien tampak mengelak bila disentuh
-    Klien tampak gelisah
-    Klien tampak berkeringat

2.    Pola napas inafektif berhubungan dengan kurangnya oksigen diparu-paru
DS:
-    Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien
DO:
-    Tampak dispnea
-    Takikardi

3.    Ansietas berhubungan dengan kecemasan akan kematian
DS:
-    Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya
-    Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis
-    Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk yang akan menimpa dirinya
DO:
-    Klien tampak gelisah
-    Klien tampak sesekali menangis

4.    Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya edema
DS:
-    Klien mengatakan bahwa ia tidak menyukai bentuk tubuhnya
-    Klien mengungkapkan penolakan terhadap kondisi tubuhnya

DO:
-    Klien tampak malas merawat diri
-    Klien tidak ingin menemui orang lain
-    Klien tampak menangis, mengurung diri dan malu untuk bersosialisasi dengan orang lain
5.    Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot-otot
DS:
-
DO:
-
2.3    INTERVENSI

1.    Diagnose I
Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyakit
Tujuan: Klien menunjukkan tanda-tanda toleransi terhadap nyeri, dengan kriteria:
    Nyeri berkurang atau hilang
    Tidak ada laporan nyeri
    Kaji skala nyeri (skala 1-10)
Rasional: untuk mengetahui lokasi nyeri dan untuk tindakan selanjutnya
    Ajarkan  penggunaan tehnik relaksasi
Rasional: suasana rileks dapat mengurangi rasa nyeri
    Beri tindakan kenyamanan seperti perubahan posisi, masase
Rasional: tindakan alternative mengontrol nyeri
    Kolaborasi pemberian obat analgesic
Rasional: obat analgesic dapat mengurangi nyeri

2.    Diagnose II
Pola napas inafektif berhubungan dengan kurangnya oksigen diparu-paru
Tujuan: Klien menujukkan tanda-tanda pernapasan yang normal, dengan kriteria :
    Tidak ada dispnea

    Kaji frekwensi pernapasan, irama dan kedalaman
Rasional: untuk mengetahui data actual tentang kondisi klien
    Tempatkan klien pada posisi yang nyaman dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur.
Rasional: memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernapasan dan menurunkan resiko aspirasi
    Anjurkan tehnik nafas dalam
Rasional: membantu meningkatkan difusi gas
    Kolaborasi untuk pemberian oksigan
Rasional: memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk kebutuhan dan menurunka resiko hipoksia

3.    Diagnose III
Ansietas berhubungan dengan kecemasanakan kematian
Tujuan: Ansietas menurun sampai batas yang dapat ditangani, dengan kriteria:
    tidak ada laporan cemas
    penampilan rileks dengan aktivitas sewajarnya
    Pantau darajat kecemasan
Rasional: indikasi tingkat keparahan kecemasan dan kestabilan control emosi
    Dorong klien untuk mengeluarkan perasaannya atau emosi pada perawat atau keluarga
Rasional: dengan mengeluarkan perasaanya akan membantu menurunkan tingkat kecemasan
    Beri tindakan kenyamanan
Rasional: membantu menurunkan strees dan meningkatkan relaksasi
    Kolaborasi untuk pemberian obat
Rasional: pemberian obat ansietas mungkin dibutuhkan

4.    Diagnose IV
Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya edema

Tujuan:  untuk mengembalikan rasa percaya diri klien, dengan criteria hasil:
    Klien mau membuka diri bagi semua orang
    Klien bisa menerima kondisi dirinya saat itu
    Kaji factor penyebab
Rasional: untuk melakukan tindakan selanjutnya
    Anjurkan pada klien untuk selalu berpikir positif
Rasional: dengan berpikir positif klien bisa lebih rileks dan mau menerima kondisinya saat itu
    Beri penjelasan tentang kondisi klien dan masalah yang dihadapi klien
Rasional: agar klien bisa lebih tenang  dan mengerti bahwa kondisi itu hanya berlangsung sesaat sampai proses penyembuhan

    Hindari kritikan yang bersifat negatif
Rasional: agar pasien tidak merasa tertekan dan terpojok
    Siapkan orang terdekat terhadap perubahan fisik dan emosional
Rasional: Orang terdekat merupakan media untuk meluapkan perasaan yang lebih baik bagi klien
    Perjelas berbagai kesalahan konsep individu terhadap perawatan
Rasional: Memperluas wawasan klien tentang masalah yang sedang dihadapinya

5.    Diagnose V
Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot-otot

Tujuan: untuk mengurangi factorfaktor yang dapat memicu terjadinya cedera, dengan criteria hasil:
    Klien mampu mengidentifikasikan factor-faktor yang meningkatkan kemungkinan untuk cedera
    Mampu melakukan tindakan-tindakan pencegahan
    Kaji  hal-hal yang dapat memicu terjadinya resiko cedera
Rasional: untuk tindakan pencegahan dan intervensi lebih lanjut
    Awasi pasien saat ingi melakukan sesuatu
Rasional: untuk menjaga keamanan dan menghindari adanya cedera
    Ajarkan klien untuk bisa menghindari daerah-daerah yang membahayakan klien
Rasional: untuk meningkatkan kewaspadaan pada klien
    Berikan alat pengaman pada bagian tempat tidur klien
Rasional: untuk menghindari klien dari segala bentuk bahaya yang mengancam dan memberi rasa aman pada klien

DAFTAR PUSTAKA

Janet M. Torpy, MD. The journal of the american medical assosiation. JAMA [serial online] 2006, Januari [cited 2008 July 18]; 295(1):[2 screen]. Availabel from: URL:http://jama.ama-assn.org/cgi/citmgr?gca=jama;295/1/124

Cardiac arrest. [Online]. 2008 July 14 [cited 2008 july 18];[ 13screens]. Availabel from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Sudden_cardiac_death

Mutahal, Apuranto H. Kematian mendadak. In: Apuranto H, Hoediyanto, editors. Buku ajar ilmu kedokteran forensik dan medikolegal. Edisi 3. Surabaya: Airlangga; 2007. p.185-8.

Cardiac arrest, first aid. [Online]. 2007 August [cited 2008 july 18];[3 screens]. Available from: URL: http://www.merck.com/mmhe/sec24/ch299/ch299a.html

Sudden cardiac death. [Online]. 2006 July 16 [cited 2008 july 18];[21 screens]. Available from: URL: http://www.emedicine.com/med/topic276.htm#section~Differentials

Definition of cardiac arrest. [Online]. 2001 November [cited 2008 Jully 23];[2 screens]. Available from: URL: [http://www.medicinenet.com/script/main/hp.asp

Sudden cardiac arrest(SCA). [Online]. 2008 March [cited 2008 july 18];[4 screens]. Available from: URL: http://www.medic8.com/blood-disorders/index.htm

Faiz O, Moffat D, editors. The heart II. In: Anatomi at a glance

Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Wizcars


0 Response to "contoh askep Henti Jantung"

Post a Comment

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya