ASKEP
TULI GERIATRIK
TULI GERIATRIK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
NUR ALI
LD.MUH.IDRUS
UHIRIZALUN
SISKA ELVIRA PRATIWI
SRI YATUN
ARIADI IMAL
JULIANTI
WD.HASRIANI
SRI WAHYUNI
ARIPU
RIO MELTA
PUTRI ASIH
ZUHLIATI
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN BUTON
2010/2011
KELOMPOK II
NUR ALI
LD.MUH.IDRUS
UHIRIZALUN
SISKA ELVIRA PRATIWI
SRI YATUN
ARIADI IMAL
JULIANTI
WD.HASRIANI
SRI WAHYUNI
ARIPU
RIO MELTA
PUTRI ASIH
ZUHLIATI
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN BUTON
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat RahmatNYA kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul TULI GERIATRIK tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah KMB I.
Kami percaya bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan pihak lain. oleh karena itu, pada kesempatan ini sampaikan ucapan terima kasih. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.....
Bau-Bau,11 Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftari Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Medis 3
2.2 Konsep Keperawatan 7
2.2.1 Pengkajian 7
2.2.2 Diagnosa Keperawatan 8
2.2.3 Intervensi Keperawatan 9
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat RahmatNYA kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul TULI GERIATRIK tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah KMB I.
Kami percaya bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan pihak lain. oleh karena itu, pada kesempatan ini sampaikan ucapan terima kasih. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.....
Bau-Bau,11 Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftari Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Konsep Medis 3
2.2 Konsep Keperawatan 7
2.2.1 Pengkajian 7
2.2.2 Diagnosa Keperawatan 8
2.2.3 Intervensi Keperawatan 9
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi tekanan fibrasi udara tertentu dan menginterprestasikannya sebagai bunyi. Telinga mengonfersi energi gelombang tekanan menjadi impuls saraf.
Bunyi memiliki frekuensi, amplitudo dan bentuk gelombang udara per unit waktu. Telinga manusia dapat menangkap frekuensi yang bervariasi dari sekitar 20-16.000 Hz. Satu Hertz adalah satu siklus per detik.
Bunyi berfrekuensi rendah memiliki “nada” rendah. Bunyi frekuensi tinggi memiliki “nada” tinggi. Suara manusia berkisar antara 65 Hz sampai sedikit di atas 1000 Hz. Mekanisme frekuensi manusia sangat sensitif terhadap suara dengan frekuensi sekitar 1000 Hz.
Amplitudo adalah ukuran energi atau intensitas fluktuasi tekanan. Gelombang bunyi dengan amplitudo yang berbeda diinterpretasikan sebagai perbedaan dalam kekerasan.
Bentuk gelombang adalah bunyi yang diinterpretasikan dengan memiliki kualitas yang berbeda-beda, seperti nada murni bunyi musik atau (ketika memiliki pola yang terjadi reguler) bising.
Presbikusis atau tuli pada orang tua (geriatrik) merupakan masalah yang penting dalam masyarakat. Hal ini terjadi pada populasi lansia yang merupakan akibat dari penurunan fungsi yang berhubungan dengan usia. Sebagai tambahan, bertambahnya umur menyebabkan gangguan konsentrasi untuk mengingat memori sehingga terjadi kesulitan dalam memahami pembicaraan khususnya pada suasana yang bising. Akhirnya penurunan fungsi pendengaran ini akan mengakibatkan isolasi dari sejumlah orang tua/lansia dengan cara membatasi penggunaan telepon, menyebabkan meraka melepaskan kesempatan bersosialisasi seperti menghadiri konser musik, kegiatan-kegiatan sosial, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang akan kami uraikan dalam makalah ini yaitu:
- Bagaimana konsep medis pada penyakit Tuli Geriatrik
- Bagaimana mekanisme konsep keperawatan pada klien yang menderita penyakit Tuli Geriatrik.
o Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing, diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep medis penyakit Tuli Geriatrik, juga dapat mengetahui mekanisme konsep keperawatan pada penyakit Tuli Geriatrik.
Adapun manfaat yang diharapakan pada makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui penyusunan ASKEP dan dapat mengaplikasikannya dalam memberikan pelayanan keperawatan ke depan nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP MEDIS
2.1.1 Definisi
Tuli Geriatrik (Presbikusis) adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris (terjadi pada kedua sisi telinga).
2.1.2 Klasifikasi Tuli Geriatrik(presbiakusis)
Ada 4 tipe presbiakusis yang terjadi akibat degenerasi ini:
1. Sensory presbyacusis: tiba-tiba pendengaran menurun untuk frekuensi tinggi oleh karena proses degenerasi yang terjadi secara hebat di bagian basal organ corti. Speech discrimination-nya masih cukup baik.
2. Neural presbyacusis: speech discrimination sangat berkurang oleh karena berkurangnya jumlah neurones lebih dari biasa.
3. Strial presbyacusis: gambaran audiogram yang rata dan speech discrimination bagus akibat atrofinya stria vascularis, terutama di bagian apex.
4. Cochlear conductive presbyacusis: gambaran audiogram yang menurun, simetris oleh karena perubahan gerakan mekanis dari duktus koklea.
2.1.3 Etiologi
Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut :
• Degenerasi elastisitas gendang telinga
• Degenerasi sel rambut di koklea.
• Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar
• Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
• Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
• Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
• Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex )
• Lingkungan yang bising
• Arteriosklerosis
Selain itu pada orang lanjut usia juga terjadi perubahan lain pada organ telinga lainnya walaupun tidak berhubungan dengan presbikusis misalnya degenerasi otot-otot pada telinga tengah dan arthritis tulang-tulang di telinga tengah.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi tekanan fibrasi udara tertentu dan menginterprestasikannya sebagai bunyi. Telinga mengonfersi energi gelombang tekanan menjadi impuls saraf.
Bunyi memiliki frekuensi, amplitudo dan bentuk gelombang udara per unit waktu. Telinga manusia dapat menangkap frekuensi yang bervariasi dari sekitar 20-16.000 Hz. Satu Hertz adalah satu siklus per detik.
Bunyi berfrekuensi rendah memiliki “nada” rendah. Bunyi frekuensi tinggi memiliki “nada” tinggi. Suara manusia berkisar antara 65 Hz sampai sedikit di atas 1000 Hz. Mekanisme frekuensi manusia sangat sensitif terhadap suara dengan frekuensi sekitar 1000 Hz.
Amplitudo adalah ukuran energi atau intensitas fluktuasi tekanan. Gelombang bunyi dengan amplitudo yang berbeda diinterpretasikan sebagai perbedaan dalam kekerasan.
Bentuk gelombang adalah bunyi yang diinterpretasikan dengan memiliki kualitas yang berbeda-beda, seperti nada murni bunyi musik atau (ketika memiliki pola yang terjadi reguler) bising.
Presbikusis atau tuli pada orang tua (geriatrik) merupakan masalah yang penting dalam masyarakat. Hal ini terjadi pada populasi lansia yang merupakan akibat dari penurunan fungsi yang berhubungan dengan usia. Sebagai tambahan, bertambahnya umur menyebabkan gangguan konsentrasi untuk mengingat memori sehingga terjadi kesulitan dalam memahami pembicaraan khususnya pada suasana yang bising. Akhirnya penurunan fungsi pendengaran ini akan mengakibatkan isolasi dari sejumlah orang tua/lansia dengan cara membatasi penggunaan telepon, menyebabkan meraka melepaskan kesempatan bersosialisasi seperti menghadiri konser musik, kegiatan-kegiatan sosial, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang akan kami uraikan dalam makalah ini yaitu:
- Bagaimana konsep medis pada penyakit Tuli Geriatrik
- Bagaimana mekanisme konsep keperawatan pada klien yang menderita penyakit Tuli Geriatrik.
o Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing, diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep medis penyakit Tuli Geriatrik, juga dapat mengetahui mekanisme konsep keperawatan pada penyakit Tuli Geriatrik.
Adapun manfaat yang diharapakan pada makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui penyusunan ASKEP dan dapat mengaplikasikannya dalam memberikan pelayanan keperawatan ke depan nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP MEDIS
2.1.1 Definisi
Tuli Geriatrik (Presbikusis) adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris (terjadi pada kedua sisi telinga).
2.1.2 Klasifikasi Tuli Geriatrik(presbiakusis)
Ada 4 tipe presbiakusis yang terjadi akibat degenerasi ini:
1. Sensory presbyacusis: tiba-tiba pendengaran menurun untuk frekuensi tinggi oleh karena proses degenerasi yang terjadi secara hebat di bagian basal organ corti. Speech discrimination-nya masih cukup baik.
2. Neural presbyacusis: speech discrimination sangat berkurang oleh karena berkurangnya jumlah neurones lebih dari biasa.
3. Strial presbyacusis: gambaran audiogram yang rata dan speech discrimination bagus akibat atrofinya stria vascularis, terutama di bagian apex.
4. Cochlear conductive presbyacusis: gambaran audiogram yang menurun, simetris oleh karena perubahan gerakan mekanis dari duktus koklea.
2.1.3 Etiologi
Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut :
• Degenerasi elastisitas gendang telinga
• Degenerasi sel rambut di koklea.
• Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar
• Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
• Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
• Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
• Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex )
• Lingkungan yang bising
• Arteriosklerosis
Selain itu pada orang lanjut usia juga terjadi perubahan lain pada organ telinga lainnya walaupun tidak berhubungan dengan presbikusis misalnya degenerasi otot-otot pada telinga tengah dan arthritis tulang-tulang di telinga tengah.
2.1.4 Patofisiologi
Proses degenerasi penyebabkan perubahan struktur koklea dan nervus vestibulocochlearis(N VIII). Pada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan , berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.
Proses degenerasi penyebabkan perubahan struktur koklea dan nervus vestibulocochlearis(N VIII). Pada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan , berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.
2.1.5 Manifestasi Klinik
Gejala atau perubahan yang dijumpai pada tuli geriatrik secara umum dibedakan menjadi :
• Berkurangnya kemampuan mendengar
• Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
• Fisik dan emosional
Kemampuan mendengar penderita tuli geriatrik akan berkurang secara berangsur, biasanya terjadi bersamaan pada kedua telinga. Telinga menjadi sakit bila lawan bicaranya memperkeras suara. Selain itu penderita presbikusis juga mengalami kesulitan dalam memahami percakapan terutama di lingkungan bising, hal ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi) suku kata yang hampir mirip.
Jika tidak dilakukan upaya rehabilitasi pendengaran misalnya dengan memasang alat bantu dengar maka kemampuan untuk memahami percakapan akan makin terganggu.
Hal lain yang terjadi pada penderita presbikusis adalah masalah fisik dan emosional antara lain berupa :
• Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga
• Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran :
• Pemarah dan mudah frustrasi
• Depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert)
• Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
• Waham curiga (paranoid)
• Self-criticism
• Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
• Berkurangnya stabilitas emosi.
2.1.6 Penatalaksanan
1) Pengobatan
1. Vasodilator
Seperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vasodilatasi perifer, dan pemberian dosis tinggi dalam waktu yang lama menurunkan bloodlipid pada orang hiperkolesterolemia. Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi koklear dan pembuluh darah di otak akibat aksi lipoproteinolitik dari obat tersebut. Contoh lain misalnya Ronicol dan Hydergin.
2. Obat lipoproteinolitik
Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan audiometrik didapat pada 25% penderita. Vertigo dan tinitus menghilang pada 45% penderita.
3. Vitamin
Vitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam pendengaran. Vitamin A banyak dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.
2) Rehabilitasi
Ini lebih ditujukan untuk memakai alat bantu dengar (Hearing Aid). Dengan memakai alat bantu dengar ini penderita akan tertolong dalam berkomunikasi dengan orang lain, terutama pada tipe presbikusis tertentu. Untuk penderita presbikusis ringan, biasanya tidak membutuhkan alat bantu dengar hanya bila ingin bertelepon, maka sebaiknya memakai suatu alat sebagai amplifier atau untuk mendengar TV & Radio sebaiknya memakai sejenis earphone. Atau dengan Lipereading ditujukan bagi orang tua untuk mempelajari gerakan mulut. Sebaiknya dijelaskan bahwa komunikasi akan lebih baik bila pasien melihat ke wajah orang yang diajak berkomunikasi.
2.2 Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a) Pengumpulan Data
Klien mengeluh pendengarannya terganggu
Klien tampak gelisah
Klien sering bertanya
Klien sering marah
Klien tidak dapat merespon suara dengan baik
Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
Klien sering merenung
Klien mengatakan takut jika tidak dapat mendengar lagi
Klien sering salah mempersepsikan pembicaraan lawan
Klien menolak berbicara dengan orang lain
b) Klasifikasi Data
c) Analisa DataGejala atau perubahan yang dijumpai pada tuli geriatrik secara umum dibedakan menjadi :
• Berkurangnya kemampuan mendengar
• Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
• Fisik dan emosional
Kemampuan mendengar penderita tuli geriatrik akan berkurang secara berangsur, biasanya terjadi bersamaan pada kedua telinga. Telinga menjadi sakit bila lawan bicaranya memperkeras suara. Selain itu penderita presbikusis juga mengalami kesulitan dalam memahami percakapan terutama di lingkungan bising, hal ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi) suku kata yang hampir mirip.
Jika tidak dilakukan upaya rehabilitasi pendengaran misalnya dengan memasang alat bantu dengar maka kemampuan untuk memahami percakapan akan makin terganggu.
Hal lain yang terjadi pada penderita presbikusis adalah masalah fisik dan emosional antara lain berupa :
• Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga
• Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran :
• Pemarah dan mudah frustrasi
• Depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert)
• Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
• Waham curiga (paranoid)
• Self-criticism
• Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
• Berkurangnya stabilitas emosi.
2.1.6 Penatalaksanan
1) Pengobatan
1. Vasodilator
Seperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vasodilatasi perifer, dan pemberian dosis tinggi dalam waktu yang lama menurunkan bloodlipid pada orang hiperkolesterolemia. Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi koklear dan pembuluh darah di otak akibat aksi lipoproteinolitik dari obat tersebut. Contoh lain misalnya Ronicol dan Hydergin.
2. Obat lipoproteinolitik
Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan audiometrik didapat pada 25% penderita. Vertigo dan tinitus menghilang pada 45% penderita.
3. Vitamin
Vitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam pendengaran. Vitamin A banyak dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.
2) Rehabilitasi
Ini lebih ditujukan untuk memakai alat bantu dengar (Hearing Aid). Dengan memakai alat bantu dengar ini penderita akan tertolong dalam berkomunikasi dengan orang lain, terutama pada tipe presbikusis tertentu. Untuk penderita presbikusis ringan, biasanya tidak membutuhkan alat bantu dengar hanya bila ingin bertelepon, maka sebaiknya memakai suatu alat sebagai amplifier atau untuk mendengar TV & Radio sebaiknya memakai sejenis earphone. Atau dengan Lipereading ditujukan bagi orang tua untuk mempelajari gerakan mulut. Sebaiknya dijelaskan bahwa komunikasi akan lebih baik bila pasien melihat ke wajah orang yang diajak berkomunikasi.
2.2 Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a) Pengumpulan Data
Klien mengeluh pendengarannya terganggu
Klien tampak gelisah
Klien sering bertanya
Klien sering marah
Klien tidak dapat merespon suara dengan baik
Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
Klien sering merenung
Klien mengatakan takut jika tidak dapat mendengar lagi
Klien sering salah mempersepsikan pembicaraan lawan
Klien menolak berbicara dengan orang lain
b) Klasifikasi Data
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi berhubungan dengan perubahan persepsi
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan pendengaran
3. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa I
Gangguan komunikasi berhubungan dengan perubahan persepsi
Intervensi:
a. Kaji tingkat kerusakan pendengaran
b. Berikan alat bantu pendengaran pada pasien
Rasional:
a. Sabagai acuan untuk intervensi selanjutnya
b. Membantu klien dalam berkomunikasi
2. Diagnosa II
Gangguan konsep diri berhubungan kehilangan pendengaran
Intervensi:
a. Kaji seberapa jauh penarikan diri klien terhadap lingkungan social
b. Berikan dukungan kepada klien
Rasional:
a. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab klien menarik diri
b. Agar klien dapat menerima kondisinya
3.Diagnosa III
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Intervensi:
a. Kaji tingkat kecemasan yang dialami klien
b. Berikan HE
Rasional:
a. Untuk mengetahuin seberapa cemas klien terhadap penyakit yang dideritanya
b. Agar klien mengerti tentang penyakit yang diderita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuli Geriatrik (Presbikusis) adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris (terjadi pada kedua sisi telinga).
Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut :
• Degenerasi elastisitas gendang telinga
• Degenerasi sel rambut di koklea.
• Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar
• Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
• Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
• Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
• Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex )
• Lingkungan yang bising
• arteriosklerosis
Gejala atau perubahan yang dijumpai pada tuli geriatrik secara umum dibedakan menjadi :
• Berkurangnya kemampuan mendengar
• Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
• Fisik dan emosional
Hal lain yang terjadi pada penderita presbikusis adalah masalah fisik dan emosional antara lain berupa :
• Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga
• Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran :
• Pemarah dan mudah frustrasi
• Depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert)
• Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
• Waham curiga (paranoid)
• Self-criticism
• Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
• Berkurangnya stabilitas emosi
DAFTAR PUSTAKA
Inner ear, presbycusis, available from www.emedicine.com
Ear diagram, available from www.entusa.com
Arif mansjoer, Kusputi Triyanti, Rakhmi Savitri, dkk. (2001).Otomikosis. Kapita Selekta Kedokteran, jakarta:Media Aesculapius, 3(1), 89.
Ahmad A.K.Muda.Kamus Lengkap Kedokteran.Surabaya:Penerbit Gilas Media Pers
Evelin C.Pearce.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia,1979
Syaifuddin,Drs,H,Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC,1997
1. Gangguan komunikasi berhubungan dengan perubahan persepsi
2. Gangguan konsep diri berhubungan dengan kehilangan pendengaran
3. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa I
Gangguan komunikasi berhubungan dengan perubahan persepsi
Intervensi:
a. Kaji tingkat kerusakan pendengaran
b. Berikan alat bantu pendengaran pada pasien
Rasional:
a. Sabagai acuan untuk intervensi selanjutnya
b. Membantu klien dalam berkomunikasi
2. Diagnosa II
Gangguan konsep diri berhubungan kehilangan pendengaran
Intervensi:
a. Kaji seberapa jauh penarikan diri klien terhadap lingkungan social
b. Berikan dukungan kepada klien
Rasional:
a. Untuk mengetahui factor-faktor penyebab klien menarik diri
b. Agar klien dapat menerima kondisinya
3.Diagnosa III
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Intervensi:
a. Kaji tingkat kecemasan yang dialami klien
b. Berikan HE
Rasional:
a. Untuk mengetahuin seberapa cemas klien terhadap penyakit yang dideritanya
b. Agar klien mengerti tentang penyakit yang diderita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuli Geriatrik (Presbikusis) adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris (terjadi pada kedua sisi telinga).
Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi dari beberapa hal sebagai berikut :
• Degenerasi elastisitas gendang telinga
• Degenerasi sel rambut di koklea.
• Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar
• Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
• Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
• Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
• Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex )
• Lingkungan yang bising
• arteriosklerosis
Gejala atau perubahan yang dijumpai pada tuli geriatrik secara umum dibedakan menjadi :
• Berkurangnya kemampuan mendengar
• Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
• Fisik dan emosional
Hal lain yang terjadi pada penderita presbikusis adalah masalah fisik dan emosional antara lain berupa :
• Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga
• Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran :
• Pemarah dan mudah frustrasi
• Depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert)
• Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
• Waham curiga (paranoid)
• Self-criticism
• Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
• Berkurangnya stabilitas emosi
DAFTAR PUSTAKA
Inner ear, presbycusis, available from www.emedicine.com
Ear diagram, available from www.entusa.com
Arif mansjoer, Kusputi Triyanti, Rakhmi Savitri, dkk. (2001).Otomikosis. Kapita Selekta Kedokteran, jakarta:Media Aesculapius, 3(1), 89.
Ahmad A.K.Muda.Kamus Lengkap Kedokteran.Surabaya:Penerbit Gilas Media Pers
Evelin C.Pearce.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia,1979
Syaifuddin,Drs,H,Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC,1997
0 Response to "contoh askep TULI GERIATRIK"
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya