Pengertian DBD/DHF
DHF (dengue heart fever) atau demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina.
Etiologi
Penyebab utama DHF/DBD yaitu virus dengue yang menjadi vector utamanya Aedes aegypti.
Menifestasi klinis
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita DHF / DBD diantaranya:
Demam selama 2-7 hari kemudian tiba-tiba suhu tubuh menurun
Muncul perdarahan biasanya pada hari ke 2 dan ke 3 dalam bentuk test tourniquet (+), ptechie (bintik merah dipermukaan kulit), echymosis sampai pada tingkat lanjut epitaksis dan pendarahan gusi.
Pembesaran hepar
Trombositopenia < 100.000/mm
Peningkatan hematokrit >20%
Nyeri sendi
Mual, muntah
Asuhan keperawatan DHF
Pengkajian
Data subjektif:
Pasien mengeluh demam sejak beberapa hari yang lalu
Pasien mengeluh nyeri sendi
Data objektif:
Suhu tubuh meningkat >38 0 C
Mual, muntah
Pembesaran hepar
Trombositopenia < 100.000/mm
Peningkatan hematokrit >20%
Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada pasien DHF diantaranya:
Gangguan thermoregulasi hipertermi berhubungan dengan adanya proses infeksi ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh badan terasa panas
DO: suhu tubuh 380 C, muka pasien tampak merah, berkeringat banyak, pasien tampak menggigil.
Tujuan: hipertermi teratasi dengan criteria: suhu tubuh normal (36-370 C), tidak menggigil
Intervensi:
Berikan kompres dingin
Anjurkan pasien untuk banyak minum
Observasi tanda vital minimal tiap 4 jam
Anjurkan pasien untuk bedrest
Bantu kebutuhan ADL pasien
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral, dan antipiretik
Gangguan keseimbangan cairan tubuh kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya plasma dari pembuluh darah ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh haus
DO: tekanan darah menurun, nadi meningkat, Trombositopenia, hematokrit meningkat 20%, jumlah urin menurun, turgor kulit lambat >3 detik.
Tujuan: keseimbangan cairan dapat terpenuhi dengan criteria: rasa haus hilang, trombosit >100.000, turgor normal, tanda-tanda vital normal, produksi urin normal (30-50 cc/jam), hematokrit normal, intake-output seimbang
Intervensi:
Observasi dan catat secara ketat intake dan output tiap jam selama 24 jam, balance tip pagi
Observasi warna kulit, membrane mukosa dan turgor kulit
Anjurkan pasien untuk minum yang cukup
Observasi adanya perdarahan pada gusi, epitaksis, ptechie, ekimosis dan melena
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian cairan parenteral, pemeriksaan trombosit serial, pemberian transfuse sesuai indikasi.
Gangguan rasa nyaman: nyeri pada ulu hati berhubungan dengan peningkatan asam lambung ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh nyeri pada ulu hati, mual, dan tidak nafsu makan
DO: nyeri tekan daerah epigastrium, ekspresi wajah meringis
Tujuan: rasa nyaman terpenuhi dengan criteria: nyeri ulu hati hilang, pasien tidak meringis kesakitan, tidak ada nyeri tekan daerah epigastrium, ekspresi wajah rileks.
Intervensi:
Kaji intensitas nyeri berdasarkan skala nyeri
Ajarkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
Berikan kompres hangat menggunakan buli-buli pada daerah ulu hati
Berikan makanan sedikit-sedikit tapi sering, dan selagi hangat
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat nyeri ulu hati
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang kurang akibat mual, ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh mual dan tidak nafsu makan
DO: porsi makan tidak habis, bibir pecah-pecah dan kering.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan criteria: pasien dapat menghabiskan porsi makannya sesuai dengan diet, nafsu makan meningkat, tidak mengeluh mual, bibir lembab.
Intervensi:
Kaji asupan nutrisi pasien sesuai dengan pola makan yang disukai/tidak
Bantu pemenuhan nutrisi pasien dengan mendampingi pasien saat makan
Anjurkan nafas dalam dan panjang saat mual
Monitoring makanan yang dihabiskan setiap makan dan catat
Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian diet yang sesuai dengan pasien DHF, pemberian anti emetic.
Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan panas, ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh tidak bias tidur, nyeri ulu hati, dan badan pegal.
DO: suhu tubuh meningkat > 380 C, pasien tampak meringis kesakitan
Tujuan: kebutuhan akan istirahat tidur terpenuhi dengan criteria: pasien dapat tidur nyenyak, suhu tubuh normal, pasien tidak mengeluh pegal dan nyeri ulu hati.
Intervensi:
Berikan kompres dingin untuk menurunkan suhu badan yang tinggi
Lakukan masase atau pijatan pada daerah yang pegal
Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik dan antipiretik
Potensial syok hipovolemik berhubungan dengan adanya pendarahan, ditandai dengan:
DS: pasien mengeluh pusing, haus
DO: suhu menurun pada hari ke 3-7, terdapat ptechie pada kaki dan tangan, kesadaran menurun
Tujuan: syok hipovolemik tidak terjadi dengan criteria: tanda-tanda vital stabil, pasien tidak mengeluh pusing, tidak ada pendarahan kesadaran composmentis, intake-output seimbang, produksi urin 30-50cc/jam, hasil pemeriksaan Hb, hematokrit, trombosit menunjukan perbaikan.
Intervensi:
Kaji tanda terjadinya syok, renjatan dan pendarahan
Observasi tanda-tanda vital
Catat intake-output dan balance
Anjurkan untuk banyak minum
Berikan cairan parenteral dan monitor pemberiannya
Monitoring hasil pemeriksaan Hb, Ht, dan trombosit serial.
selengkapnya download disini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Contoh ASKEP Pasien DBD"
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya