LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI



A.    DEFINISI

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4).
Bunuh diri adalah suatu keadaan di mana individu mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri atau tindakan yang dapat mengancam jiwa (Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Fitria, 2009).

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri  untuk mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.(Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa ).


B.     ETIOLOGI
Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri :
*      Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stres
*      Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
*      Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
*      Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

C.    FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Stuart dan Sundeen (1997), faktor predisposisi bunuh diri antara lain:
1.      Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
2.      Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
3.      Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
4.      Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko penting untuk prilaku destruktif.
5.      Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik menjadi media  proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri.


D.    PRESIPITASI
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
·         Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
·         Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
·         Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
·         Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

E.     MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala menurut fitria, nita (2009) :
o   Mempunyai ide untuk bunuh diri
o   Mengungkapkan keinginan untuk mati
o   Impulsif
o   Menunjukan perilaku yang mencurigakan
o   Mendekati orang lain dengan ancaman
o   Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
o   Latar belakang keluarga

F.     PENATALAKSANAAN
                                                     
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar pertolongan       darurat di RS, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah. Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan keracunan, kesadaran penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu tindakan medis. Penentuan perawatan tidak tergantung pada faktor sosial tetapi berhubungan erat dengan kriteria yang mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak adanya hubungan beratnyagangguan badaniah dengan gangguan psikologik. Penting sekali dalam pengobatannya untuk menangani juga gangguan mentalnya. Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi, obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi.
G.    PSIKOPATOLOGI
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :
1.      Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal/nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian, kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2.      Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3.      Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.

H.    ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat klien.
b.      Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.
c.       Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
d.      Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.

e.       Aspek psikososial
1)      Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
2)      Konsep diri.
3)      Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok, yang diikuti dalam masyarakat.
4)      Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.

f.       Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.

g.      Kebutuhan persiapan pulang
1)      Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
2)      Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan merapikan pakaian.
3)      Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
4)      Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
5)      Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.

h.      Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.

i.        Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

j.        Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.

k.       Aspek medik
Diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi, psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.

2.      Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah

3.    Diagnosa Keperawatan
a)      Resiko Bunuh Diri
b)      Isolasi Sosial : Menarik Diri
c)      Bunuh Diri


 DAFTAR PUSTAKA


0 Response to "LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI"

Post a Comment

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya