makalah kesehatan : Makalah Kontresepsi Alami

PEMBAHASAN
A.    PANTANG BERKALA  ATAU METODE KALENDER
Prinsip sistem ini ialah tidak melakukan senggama pada masa subur. Ovulasi terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah ovulasi. Yang disebut masa subur atau “fase ovulasi” terjadi mulai 48 jam setelah ovulasi. Karena itu, jika konsepsi ingin dicegah, senggama harus dihindarkan sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.1

    Mekanisme Kerja Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang.4
Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini.4
1)    Kemudahan  Metode Kalender
Tampaknya metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus.4
2)    Kesulitan Metode Kalender
Kesulitan cara ini adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidka teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.4
    Cara Menentukan Masa Aman Metode Kalender
Mula-mula dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama siklus haid terpendek dan terpanjang, kemudian siklus haid terpendek dikurangi dengan 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam waktu masa subut tersebut harus pantang senggama diluarnya merupakan masa aman.4
1)     Cara Menghitung Hari Aman Dan Hari Berpantang Sistem Kalender.2
Siklus terpendek | Hari pertama masa subur | Siklus terpanjang | Hari terakhir masa subur
21 hari    |Hari ke 3             | 21             |Hari ke 10
22 hari     |Hari ke 4             | 22             |Hari ke 11
23 hari     |Hari ke 5             | 23             |Hari ke 12
24 hari     |Hari ke 6             | 24             |Hari ke 13
25 hari    |Hari ke 7             | 25             |Hari ke 14
26 hari     |Hari ke 8             | 26             |Hari ke 15
27 hari     |Hari ke 9             | 27             |Hari ke 16
28 hari     |Hari ke 10             | 28             |Hari ke 17
29 hari     |Hari ke 11             | 29             |Hari ke 18
30 hari     |Hari ke 12             | 30             |Hari ke 19
31 hari     |Hari ke 13             | 31             |Hari ke 20
32 hari     |Hari ke 14             | 32             |Hari ke 21
33 hari     |Hari ke 15             | 33             |Hari ke 22
34 hari     |Hari ke 16             | 34             |Hari ke 23
35 hari     |Hari ke 17             | 35             |Hari ke 24
Setelah menentukan hari pertama haid, hari pertama masa subur dan terakhir masa subur, segeralah pindahkan ke kalender untuk ikut secara ketat yaitu tidak bersenggama pada hari subur (tidak berpantangan).1
2)     Metode Sistem Kalender-pantang berkala siklus haid 28 hari4
Minggu     | 7     |14     |21     |28
Senin     |1     |8    |15     |22     |29
Selasa     |2     |9     |16     |23     |30
Rabu     |3     |10     |17     |24     |31
Kamis     |4     |11     |18     |25
Jum’at    |5     |12     |19     |26
Sabtu     |6     |13     |20     |27

Hari aman         : Tanggal yang tidak dikurang, pada hari-hari ini boleh koitus
Hari bahaya         : Tanggal 10.11.12.13, pada hari-hari ini berpantang koitus
Hari ke 1         : Hari pertama haid
Hari 10, 11     : Koitus pada hari-hari ini memungkinkan sperma yang masih hidup dapat membuahi sel telur (ovum)
Hari 12, 13, 14     : Ovulasi dapat terjadi setiap saat
Hari 15, 16         : Ovulasi masih mungkin terjadi
Hari 17         : Sel telur masih mungkin ada dan hidup
Hari 29         : Mulai haid lagi ( hari ke 1 haid)4
Pada contoh diatas digambarkan bagaimana memahami sistem kalender pada seorang wanita dengan siklus haid 28 hari.4
    Rumus Atau Cara Menghitung Metode Kalender

Masa berpantang dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
a.       Hari pertama mulai subur = siklus haid terpendek – 18
b.    Hari subur terakhir = siklus haid terpanjang – 11
Sebenarnya cara ini hanya cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum melalui cara ini hendeknya wanita mencatat pada siklus haidnya paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan. Setelah ini dicatat barulah ditentukan kapan mulainya hari subur pertama dan haru subur terakhir dengan mempergunakan cara diatas.4
    Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1.    Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
2.    Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
3.    Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
4.    Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5.    Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6.    Tidak memerlukan biaya.
7.    Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.3

    Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1.    Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2.    Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3.    Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
4.    Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5.    Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6.    Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7.    Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.3
    Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.3
    Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
1.    Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
2.    Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3.    Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
4.    Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
5.    Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.3


B.    METODE LENDIR SERVIKS

Dalam metode ini dilakukan penilaian lendir servuks. Sifat cairan vagina bervariasi selama siklus haid. Lendir di vagina diperiksa dengan cara memasukkan jari tangan klien sendiri kedalam vagina dan mencatat bagaimana lendir itu dirasakan setiap hari.1

    Pola Lendir yang Khas

Setelah lendir terakhir, umumnya wanita mengalami beberapa hari tidak ada lendir dan daerah vagina dirasakan kering. Setelah itu seorang wanita mulai melihat adanya lendir yang secara khas lengket sepeti bubur atau rapuh. Warnanya bervariasi dari kuning sampai putih. Karena lendir ini tidak seberapa lembab, daerah vagina masih dirasakan kering atau seperti lengket. Bila terdapat lendir jenis apapun sebelum ovulasi, maka saat itu dianggap sebagai masa subur walaupun lendir tersebut lengket dengan tipe seperti bubur. Hari-hari subur telah dimulai karena jenis lendir yang basah  didalam leher rahim mungkin telah ada.1

Saat ovulasi terjadi dan esterogen meningkat, lendir menjadi basah. Lendir ini jumlahnya bertambah secara bertahap dan warnanya semakin jernih. Lendir menjadi semakin basah, elastic dan licin menyerupai putih telur dan dapat diregangkan perlahan-perlahan diantara dua jari. Umumnya wanita merasa basah di daerah vaginanya selama waktu-waktu ini. Jenis lendir inilah yang memungkinkan sperma hidup dan berenang menuju sel telur sampai selama lima hari.1
Setelah ovulasi, progesteron meningkat dan lendir serviks berubah lagi yaitu serviks mulai kurang basah, lebih lengket sperti bubur serta jumlahnya berkurang sehingga sensasi vagina menjadi kering. Lendir jenis ini membuat sperma sulit bergerak dan hidup hanya untuk beberapa menit sampai beberapa jam. Lendir ini membantu mencegah masuknya sperma dan bakteri yang merugikan kedalam uterus.1
    Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari)
Fase I
•    Haid
•    Hari 1-5
•    Lendir bisa ada atau tidak dan tertutup oleh darah haid
•    Perasaan wanita basah dan licin
Fase II
•    Pasca haid
•    Hari 6-10
•    Tidak ada lendir, atau hanya sedikit sekali
•    Perasaan wanita kering

Fase 3
•    Awal pra-ovulasi
•    Hari 11-13
•    Lendir keruh, kuning, putih dan liat
•    Perasaan wanita, liat dan/atau lembab
Fase 4
•    Segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi
•    Hari 14-17
•    Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan
•    Dengan konsistensi seperti putih telur
•    Perasaan wanita basah
Fase 5
•    Pasca ovulasi
•    Hari 18-21
•    Lendir sedikit, keruh dan liat
•    Perasaan wanita liat/lembab
Fase 6
•    Akhir pasca – ovulasi atau segera pra-haid
•    Hari 27-30
•    Lendir jernih dan seperti air
•    Perasaan wanita liat, lembab dan basah5

    Cara Kerja

Dimulai dari pertama setelah haid berakhir. Klien harus mencatat pola lendirnya terus menerus dari 8-10 hari setelah hari berakhir dengan lendir yang licin dan basah atau hari puncak (peak day). Hari puncak menunjukkan bahwa ovulasi telah dekat atau bahkan sedang terjadi dan pencatatan harus diteruskan sampai ia yakin bahwa ia telah tidak subur lagi. Ia harus terus mencatat pola lendirnya setiap siklus sampai ia terbiasa memeriksa dan menilai pola lendirnya yang memakan waktu beberapa bulan. Setelah terbiasa dengan hal ini, klien tidak perlu lagi memeriksa lendirnya setiap hari selama siklus haidnya. Ia dapat berhenti setelah menjalankan aturan Hari Puncak (Peak Day Rule) karena ia telah mencapai masa tidak subur. Karena lendir mungkin berubah sepanjang hari, yang terbaik adalah mencatatnya pada malam hari dan selalu mencatat yang dirasakan paling subur pada hari itu.1

    Bila pasangan menginginkan kehamilan
•    Mereka harus melakukan senggama pada saat-saat dimana lendirnya dirasakan elastic, basah dan licin dalam siklus haidnya.
•    Bila ia tidak hamil pada bulan itu, maka ia harus tetap memonitor lendir suburnya sehingga pasangan itu tahu kapan mereka harus melakukan senggama.1

    Bila pasangan tidak menginginkan kehamilan
•    Sebelum ovulasi, senggama dapat dilakukan pada selang semalam hari-hari kering. Hal ini disebut sebagai Aturan Hari Kering Bergantian (Alternate Dry Day Rule) 
•    Hari pertama adanya lendir jenis apapun atau sensasi basah pada vagina merupakan mulanya fase subur. Pantang sanggama dilakukan sampai fase subur ini berakhir yang disebut dengan Aturan Lendi Awal (Earls mucus Rule).
•    Pantang sanggama haruilakukan hingga 3 hari 3 malam sampai pagi hari keempat setelah hari punacak. Pada pagi hari ke empat setelah hari puncak, fase tidak subur dimulai dan senggama boleh dilakukan sampai siklus haid berakhir dan perdarahan haid dimulai lagi. Fase ini disebut sebagai Aturan Hari Puncak (Peak Day Rule).
•    Bila perdarahan terjadi sebelum Aturan Hari Puncak dikerjakan, pantang senggama harus terus dilalukukan selama perdarahan sampai 3 hari setelah perdarahan berakhir. Bila lendir timbul selama 3 hari tersebut, maka fase subur telah dimulai.1 

    Catatan Sederhana dan Tepat Merupakan Pokok Keberhasilan

Sekelompok tanda (kode) digunakan untuk melengkapi catatan ini. Kode-kode ini harus sesuai dengan budaya setempat dan tersedia secara luas bagi peserta klien. Bisa berupa stiker berwarna, symbol tulisan tangan atau di daerah tertentu digunakan stiker berwarna : di daerah lain lebih mudah memakai symbol-simbol yang ditulis tangan, sementara di daerah lainya kedua metode itu dapat di padukan dengan hasil suatu simbol tulis tangan yang dicatat dengan tinta berwana.1
    Catatlah Perubahan Lendir Serviks
1.    Lendir mesti diperhatikan selama seharian dan grafik diberi tanda setiap malam.
a.    Setiap hari ketika darah sedang keluar, termasuk bercak, diberi tanda M (menstruasi).
b.    Ketika merasakan sensasi kering pada vulva dan lendir tidak terlihat, diberi tanda K (kering).
c.    Setiap hari ketika terlihat lendir yang putih atau krem diberi tanda L (lendir).
d.    Setiap hari ketika terlihat lendir yang transparan, licin, diberi tanda S (subur).6
2.    Mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri
a.    Sensasi : lembab, lengket, basah, licin
b.    Penampakan pada tisu: putih, krem, berawan, atau transparan.
c.    Pada lendir yang subur kadang-kadang terlihat bercak darah.
d.    Tes dengan jari: lengket, membenang, atau elastis.6
3.    Hari Puncak
Hari ini ditandai dengan memberi tanda silang pada huruf S yang terakhir. Hari ini dapat diketahui secara restropektif. Pada hari selanjutnya akan terjadi perubahan lendir menjadi lebih tebal, putih dan lengket atau menjadi kering lagi.6
    Ringkasan Petunjuk Penggunaan Metode Lendir Serviks untuk Mencegah kehamilan
-    Segera mulai pencatatan sebelum tidur
-    Pada siklus berikutnya hindari senggama selama periode hari-hari haid
-    Bila terjadi hari-hari kering setelah periode haid, sanggama aman untuk dilakukan
-    Tandai hari terakhir lendir yang ealastis, jernih dan licin dengan x
-    Dimulai pada pagi hari kering keempat karena masa ini aman untuk melakukan sanggama.1

    Efektifitas Metode Lendir Serviks
a.    Angka kegagalan        : 0,4 – 39,7 kehamilan pada 100 wanita pertahun.
b.    Disamping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya kegagalan (terjadi kehamilan)
•    Pengeluaran lendir mulainya terlambat
•    Gejala puncak (peat sympron) timbul terlalu awal/dini
•    Lendir tidak dirasakan oleh si wanita atau dinilai/interprestasi salah5

C.    METODE SUHU TUBUH BASAL

Suhu basal merupakan salah satu metoda kontrasepsi dimana seorang ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan mengukur suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bisa mencatat perubahan suhu sampai 0,1◦ C untuk mendeteksi, bahkan suatu perubahan kecil suhu tubuh ibu tersebut.7
    Cara Kerja
Hormon progesterone yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat termogenik atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05-02 c (0,4-1F) dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai haid berikutnya. Peningkatanh suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari Metode Suhu tubuh Basal.1
    Instrkusi Khusus
Klien harus melakukan pengukuran yang akurat dengan termometer khusus agar dapat mendeteksi peningktan suhu yang kecil sekalipun. karena suhu tubuh bereaksi terhadap banyak rangsangan, termasuk penyakit, stres, dan gangguan tidur, interpretasi pola suhu tubuh memerlukan penilaian khusus. Klien harus menandai pada catatannya saat merasa tidak enak badan, dalam kondisi yang tidak seperti biasanya, atau stress.1
    Petunjuk Penggunaan
•    Pantang dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat diterapkan aturan peningkatan termal. Untuk menerapkan aturan peningkatan termal, harus diambil langkah-langkah sebagai berikut:
•    Selama siklus haid, klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur(kira-kira pada waktu yang sama) dan mencatat suhu tubuhnya pada lembar catatan yang disediakan.
•    Dengan menggunakan pencatatan suhu tubuh pada lembar tersebut, ia mengidentifikasi suhu tertinggi dari suhu normal, rendah (suhu tubuh harian yang dicatat dengan pola khusus tanpa adanya kondisi yang luar biasa) selama 10 hari pertama dari siklus haid, dengan mengesampingkan suhu tubuh tinggi yang abnormal akibat demam atau gangguan lainnya
•    Tariklah sebuah garis 0,05 derajat celcius diatas suhu tertinggi dari 10 suhu tersebut diatas. Garis ini disebut sebagai garis penutup atau atau garis suhu .
•    Tunggu 3 hari dari suhu yang lebih tinggi untuk memulai senggama. Fase tidak subur dimulai pada malam ke 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu.
•    Bila salah satu dari ketiga suhu tubuh tersebut turun atau dibawah garis suhu selama 3 hari perhitungan. ini mungkin tanda ovulasi belum terjadi. Jadi klien harus menunggu selama 3 hari penghitungan. ini mungkin tanda ovulasi belum terjadi. jadi klien harus menunggu sampai didapat 3 hari berturut-turut dengan suhu tubuh diatas garis suhu sebelum memulai senggama.
•    Setelah fase tidak subur dimulai, klien tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh. Ia dapat berhenti mencatat sampai siklus haid berikutnya.1
Bila pasngan tidak menghendaki anak, mereka harus pantang melakukan senggama mulai awal siklus haid sampai hari ketiga dan 3 hari berturut-turut dengan suhu diatas garis suhu.1

  PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Metode kalender hanya dapat diprediksi kapan masa subur wanita dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Metode ini memiliki banyak keterbatasan karena panjang siklus menstruasinya. Oleh karena siklus menstruasi yang cukup teratur sangat diperlukan untuk perkiraan waktu ovulasi yang dapat diandalkan, waita dengan kondisi berikut tidak dapat bergantung pada metode kalender.
B.    SARAN
Adapun saran dari penyusun kepada siapa saja yang sempat membaca makalah ini yaitu :
•    Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur.
•    Aturan-aturan ini harus di jelaskan kepada klien (pasangan) disertai alat peraga yang sesuai dan dapat dimengerti
•    Dalam menentukan puncak, jumlah lendir bukan merupakan hal yang paling pentng karena jumlah lendir dapat berkurang sebelum puncak selama perasaan paelumasan basah dan licin tetap ada puncak masih belum dilewati
•    STB diukur dan dicatat setiap pagi selama terdapat lendir serviks pada saat yang sesuai sepanjang hari dan dicatat setiap malam.


DAFTAR PUSTAKA

1.    Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3, Jakarta : Media Aesculapius. 2000.
2.    Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan. Ed. 2, Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009.
3.    http://www.lusa.web.id/metode-kalender-atau-pantang-berkala-calendar-method-or-periodic-abstinence/
4.    Beri_beri. Com : Makalah Kesehatan Kontrasepsi Metode Kalender
5.    http://rizkykomputer.wordpress.com/2010/06/24/metode-lendir-serviks/
6.    http://mahardikafam.wordpress.com/2011/05/04/metode-lendir-serviks/
7.    http://selektakapita.blogspot.com/2011/01/kontrasepsi-alamiah-metode-suhu-basal.html

link : Download disini

0 Response to "makalah kesehatan : Makalah Kontresepsi Alami"

Post a Comment

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya