Makalah PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR SERTA KELAINAN-NYA

KATA PENGANTAR
   
    Puji sukur kami ucapkan kehadirat ALLAH  SWT.yang maha kuasa karena atas limpahan rahmat-Nya lah sehingga kami dapat menyelesikan makalah ini tepat pada waktunya.
    Sebagai manusia  yang merupakan tempatnya salah dan lupa, kami juga menyadari bahwa makalah ini tentunya banyak mengundang sesuatu yang kontroversional karena kami  takluput dari yang namanya kehilafan. Dengan ini  kami juga memohon maaf apabi laterdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalahini. Bagi kami saran dan kritik dari pembaca atau penguna makalah ini merupakan hal  yang  paling indah sebagai apresiasi. Saran dan kritik yang membangun nantinya akan kami jadikan bahan pertimbangan nantinya kedepan.
   


                                                                                         Baubau, 21 November 2013

                                                                                                    penyusun    


DAFTAR ISI

Kata Pengantar            i   
Daftar Isi            ii   
BAB I PENDAHULUAN
    1.1 Latarbelakang                1   
    1.2 Tujuan Penulisan            1   
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pemeriksaan fisik pada BBL            2
2.2 Tujuan dan Prinsip pemeriksaan fisik pada BBL            3
2.3 Prosedur Perawatan BBL             12
2.4 Prosedur Pemeriksaan Fisik            13
2.5 Refleks Pada BBL.............................................................                15                          
BAB III PENUTUP  
3.1  Kesimpulan            16
3.2  Saran            16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang  di gunakan untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi.
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam rahim.

1.2  Tujuan penulisan
1.  Agar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dengan baik dan benar
2.  Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara melakukan asuhan pada bayi dan       mengetahui cara pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
3.  Agar mahasiswa mengetahui kondisi fisik bayi normal atau tidak

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian pemeriksaan fisik
`    Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang  di gunakan untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian secara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi appearence (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace (refleks atau respon terhadap rangsang), activity (tonus otot) dan respiratory effort (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian fisik. Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan  lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik/penunjang lain dan catatan medik yang menunjang. Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat.

2.2 Tujuan Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Selain itu juga untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi selanjutnya.

    Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam rahim..

2.3 Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
a.       Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
    b.      Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
    c.       Pastikan pencahayaan baik
    d.      Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan        diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu                pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
    e.       Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

2.4 Prosedur perawatan  BBL
     Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir. Berikut ini prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care of the newborn) :
1.   Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga.
2.  Menilai skor APGAR
3.  Melakukan resusitasi neonatus
4.  Melakukan perawatan tali pusat,pemotongan jangan terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari.
5.  Memberikan identifikasi bayi dengan memberi kartu bertulisan nama ibu, diikatkan di pergelagan tangan atau kaki.
6.  Melakukan pemeriksaan fisik dan observasi tanda vital.
7.  Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam inkubator jika ada indikasi.
8.  Menentukan tempat perawatan : rawat gabung, rawat khusus atau rawat intensif
9.  Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang diturunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi.

2.5 Prosedur Pemeriksaan fisik  Pada BBL
a. tes APGAR

b. Prosedur Kerja Pemeriksaan fisik
    alat dan bahan:
Kapas,Senter,Termometer,Stetoskop,Selimut bayi,Bengkok,Timbangan bayi,Pita
 ukur/metlin,Pengukur panjang badan

Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut :
1.    Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
2.    Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
3.    Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
4.     Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala,muka,klavikula,lengan,tangan,dada,abdomen,tungkai kaki,spinal dan genetalia).
5.    Mengindentifikasi waran dan aktivitas bayi.
6.    Mencatat miksi dan mekonium bayi.
7.    Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP), lingkar lengan atas (LILA), menimbang berat badan (BB), dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
8.    Mendiskusikan hasil pemeriksaan pada orang tua.
9.    Mendokumentasi hasil pemeriksaan.

c.    LangkahPengukuran anthopometri
1.    Penimbangan berat badan
    Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
2.     Pengukuran panjang badan
    Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
3.   Ukur lingkar kepala
    Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
4.   Ukur lingkar dada
    ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

Pengukuran antrometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gr), PB (45-50cm), LK (33-35cm), LD (30-33cm).

d.    Langkah Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki

Kepala
     Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
1.     Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
2.    Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
Wajah
            Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
    a.       Periksa jumlah, posisi atau letak mata
    b.      Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
    c.       Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai             pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
    d.      Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil                harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci             (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
    e.       Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
    f.       Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus            dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
    g.      Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami                 sindrom down
Hidung
a.      Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih              dari  2,5 cm.
b.      Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan            kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral,                   fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
c.       Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini             kemungkinan adanya sifilis kongenital
d.      Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang            menunjukkan adanya gangguan pernapasan

Mulut
a.      Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.                         Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang                   kecil menunjukkan mikrognatia
b.     Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang            berasal dari dasar mulut)
c.      Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum            keras dan lunak
d.      Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi            akibatvEpistein’s pearl atau gigi
e.      Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema            otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk             (tanda foote)
f.      Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)

Telinga
a.      Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
    b.      Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
    c.      Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas              dibagian atas
d.     Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set         ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
e.      Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan
       dengan abnormalitas ginjal

Leher
a.      Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
b.     Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
c.     Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
d.      Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

Klavikula
     Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
Tangan
a.     Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
b.     Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
c.      Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
d.     Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
e.     Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

Dada
a.    Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
b.     Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
c.      Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

Abdomen
a.     Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b.     Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
c.       Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
d.      Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten

Genetalia
a.     Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
b.     Periksa adanya hipospadia dan epispadia
c.     Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
d.     Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
e.     Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
f.     Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

Anus dan rectum
     Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

Tungkai
a.     Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan              meluruskan keduanya dan bandingkan
b.     Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan            dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
c.     Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

Kulit
     Perhatikan kondisi kuli bayi.
a.     Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
b.     Periksa adanya pembekakan
c.      Perhatinan adanya vernik kaseosa
d.     Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

2.5  Refleks Pada BBL
Gerakan refleks adalah gerakan-gerakan yg terjadi secara otomatis, tanpa bayi sadari. Seiring dengan waktu gerak refleks ini akan tergantikan dengan gerak motor kasar. Untuk itu perlksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi.
•            Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks menghisap:
a.      Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
b.    Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan  memalingkan kepalanya ke sisi tersebut.Refleks ini  membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
c.    Refleks Manghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segara menghisapnya.
Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedehan darurat pada bayi perempuan, bibir vaginanya mononjol.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu.

3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami mohon maaf.  Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA.

Buku Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007.
DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI
Muslihatun, Wafi Nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

Prawirohardjo. Sarwono. 2005. Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta :    JNPKKR. POG
http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/27/17-refleks-pada-bayi-yang- harus-dikenali-sejak-lahir/
http://bidanlia.blogspot.com/2008/12/pengkajian-fisik-bayi-baru-lahir.html
http://rosyidahida.blogspot.com/2011/06/pemeriksaan-fisik-pada-bayi-dan-balita.html








2 Responses to "Makalah PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR SERTA KELAINAN-NYA"

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya