MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE (INC) PATOLOGI PADA NY "S" DENGAN ATONIA UTERI DI RSUD BAUBAU TANGGAL 7 MEI 2011

http://asmanurs3.blogspot.comNo. Register    :  045916
Tanggal Masuk    :  7 Mei 2011, Pukul      : 23.00 WITA.
Tanggal Pengkajian     :  7 Mei 2011, Pukul     : 23.10 WITA
Tanggal Partus    :  8 Mei 2011, Pukul    : 05.00 WITA

KALA I
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
A.    DATA SUBYEKTIF
1.    Identitas Istri/Suami
Nama    :  Ny.  "S"  /  Tn. "A"
Umur    :  23 tahun   /   26 tahun
Pernikahan ke-    :        I        /    1 tahun
Suku    :    Bugis     /     Buton
Agama    :    Islam     /      Islam
Pendidikan    :       SMA        /         SMA
Pekerjaan    :     IRT     /      Nelayan
Alamat    :  Jln. Wartel Mongin Sidik No. 32 A

2.    Alasan masuk RS    : Ibu ingin melahirkan di RS
3.    Keluhan utama    :
-     Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan menjalar hingga ke belakang
-    Ibu mengatakan ada pengeluaran darah dari kemaluannya yang becampur lendir
4.    Riwayat keluhan utama:
-    Ibu mengeluh sakit perut tembus ke belakang sejak tanggal 7 mei 2011 pukul 18.00 WITA.
-    Sifat keluhan hilang timbul.
-    Lokasi keluhan mulai dari perut dan menyebar ke belakang.
-    Keluhan lain tidak ada.
5.    Riwayat Menstruasi
-    Menarche umur    : 14 tahun
-    Teratur/Tidak    : teratur
-    Siklus        : 28 hari
-    Banyaknya         : 1 hari ganti pembalut 2-3 kali
-    Lama haid         : 5-7 hari
-    Dismenore         : tidak ada
6.    Riwayat perkawinan
Sah, kawin I kali pada umur 23 tahun, dengan suami umur 26 tahun lama perkawinan 1 tahun.
7.    Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
 Ibu mengatakan belum perna hamil selama perkawinannya
8.    Riwayat Kehamilan Sekarang
-    GI P0 A0
-    HPHT    : 1-8-2010
-    TP        : 8-5-2011
-    Ibu mengatakan pemeriksaan ANC sebanyak > 3 kali di puskesmas bataraguru dan mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali.
o    TT1 : UK 12 minggu
o    TT2 : UK 16 minggu
9.    Riwayat KB
Ibu mengatakan belum perna memakai alat kontrasepsi sebelumnya
10.    Riwayat kesehatan
o    Riwayat Kesehatan Dahulu
-    Ibu mengatakan tidak perna keguguran
-    Ibu mengatakan tidak perna menderita penyakit Tumor
o    Riwayat Kesehatan Sekarang
-    Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit asma, jantung, DM, hipertensi.
o    Riwayat Obstetri
-    Ibu mengatakan tidak pernah hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
-    Ibu mengatakan tidak perna melakukan operasi apapun
11.    Riwayat Kesehatan Keluarga
-    Ibu mengatakan dikeluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit asma, jantung, malaria, DM, dan hipertensi.
12.    Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar 
a.    Kebutuhan Nutrisi.
    Kebiasaan makan sehari :
    Makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring.
    Pola makan : nasi, sayur, lauk pauk.
    Ibu makan makanan yang cukup karbohidrat, protein, mineral dan kalsium.
    Nafsu makan baik, tidak ada makanan pantangan/alergi.
    Selama inpartu :
    Makanan yang diberikan dihabiskan, meskipun ibu merasa terganggu dengan sakit yang dirasakan.
    Tidak ada makanan pantangan.
b.    Kebutuhan Cairan.
    Kebiasaan sehari-hari :
    Kebutuhan minum 8-9 gelas/hari.
    Selama inpartu :
    Intake cairan baik, ibu minum lebih sering.
c.    Kebutuhan Eliminasi.
    Kebiasaan BAK    : 4-5 kali sehari, warna kuning muda.
Selama inpartu    : ± 5 kali sejak timbul rasa sakit.
    Kebiasaan BAB    : 1 kali sehari, warna kuning, konsistensi padat.
Selama inpartu    : 1 kali.
d.    Kebutuhan Istirahat.
    Tidur siang    : 1-2 jam ( Pukul 13.00-15.00 WITA)
    Tidur malam    : 8 jam ( pukul 22.00-05.00 WITA)
    Selama inpartu    : Ibu merasa terganggu karena adanya nyeri perut
      tembus belakang.
e.    Personal Hygiene.
    Ibu senantiasa menjaga kebersihan diri, mandi 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
    Mencuci rambut 3 kali seminggu menggunakan shampo.
    Sikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi.
    Mengganti pakaian dan pakaian dalam setiap selesai mandi dan setiap kali basah/lembab dan kotor.
13.    Riwayat Psycososial Dan Spiritual
    Menikah satu kali dengan suami sekarang.
    Kehamilan ini direspon oleh suami dan keluarga.
    Reaksi emosional ibu selama persalinan.
    Keluarga menunggu selama persalinan, ibu dan keluarga menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
    Suami memberikan dukungan dan semangat.
    Tidak mempunyai pantangan selama hamil akan kebiasaan tertentu.

B.    DATA OBJEKTIF
-    Keadaan umum    : baik.
-    Kesadaran         : composmentis
-    TTV :
    TD    : 120/80 mmHg.
    N    : 82 x/menit.
    S    : 36,5 0C.
    P    : 20 x/menit.
1.    Inspeksi kepala dan rambut.
a.    Rambut berwarna hitam, lurus, panjang sebahu, dan tidak mudah rontok.
b.    Rambut dan kulit kepala bersih.
2.    Inspeksi wajah.
a.    Tidak ada odema pada wajah.
b.    Ekspresi wajah meringis bila ada his.
3.    Inspeksi mata.
a.    Konjungtiva tidak tampak anemis.
b.    Tidak ada ikterus.
4.    Inspeksi hidung.
a.    Simetris kiri dan kanan.
b.    Bersih, tidak ada sekret. 
5.    Inspeksi mulut.
Bersih, tidak ada caries gigi.
6.    Inspeksi leher.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
7.    Inspeksi payudara.
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol.
8.    Inspeksi abdomen.
a.    Tampak pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
b.    Tidak tampak bekas operasi, tampak linea nigra, tampak striae livida gravidarum.
c.    Pemeriksaan Leopold
Leopold I    :  2 jari bpx, pada fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak melenting yang menandakan bokong.
Leopold II    : teraba tahanan paling keras di sisi kiri perut ibu, lebar seperti papan, sementara pada sisi kanan ibu teraba bagian-bagian kecil, yaitu tangan dan tungkai, dimana posisi bayi membujur, yaitu badan janin sesuai dengan badan ibu yang menunjukan Pu-ki.
Leopold III    : teraga bulat, keras, melenting yang menandakan peresentasi terbawah janin adalah Kepala
Leopold IV    : presentasi terbabah janin sudah masuk PAP 4/5.
9.    Inspeksi/palpasi tungkai bawah :
-    Simetris kiri dan kanan.
-    Tidak ada odema.
-    Tidak ada varices.
10.    Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan.
11.    Pemeriksaan Dalam
Tanggal 7 mei 2011, pukul 23.15 WITA.
    Vagina dan vulva tidak ada kelainan.
    Portio lunak dan tipis.
    Pembukaan serviks 4 cm.
    Ketuban (-).
    Presentase belakang kepala.
    Penurunan Hodge I-II
    Kesan panggul normal.
    Pelepasan lendir dan darah (+)
12.    Auskultasi
    DJJ : 130
13.    Pemeriksaan Penunjang
    Laboratorium    : Hb 10 gr %



LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa : GIP0A0, UK 40 minggu, situs memanjang, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif, nyeri karena kontraksi.

1.     GIP0A0.
DS    : Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran.
DO    : Tampak linea nigra dan striae livida gravidarum. Menurut Palpasi
       Leopold :
       Leopold I    : 2 jari bpx
       Leopold II    : Pu-ki
       Leopold III    : Kepala
       Leopold IV    : Divergen
       Auskultasi DJJ 130x/menit, kuat dan teratur.
Analisa dan Interpretasi Data
Dari hasil pengkajian ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, yang ditandai dengan adanya striae livida gravidarum yang merupakan jaringan parut timbul karena peregangan dinding perut.    
2.    UK, 40 minggu
DS    : - Ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan.
-    HPHT     : 1-8-2010.
DO    : - TP        : 8-5-2011
-    TFU 2 jari bpx.
Analisa dan Interpretasi Data
Dari HPHT tanggal 1-8-2010 sampai pada tanggal pengkajian 7-5-2011, terhitungusia kehamilan ibu telah mencapai 40 minggu, dan TFU 2 jari bpx karena presentasi terbabah janin sudah masuk PAP Yang mendukung usia kehamilan ibu.
3.    Situs memanjang, punggung kiri, presentase kepala.
DS    : Ibu mengatakan pergerakan janinnya dirasakan di sebelah kanan.
DO    : Palapasi Leopold II punggung bayi teraba di sebelah kiri, Leopold III
      teraba kepala (bundar, keras, melenting).
Analisa dan Interpretasi Data
    Palpasi Leopold II teraba tahanan paling keras di sisi kiri perut ibu, lebar seperti papan, sementara pada sisi kanan ibu teraba bagian-bagian kecil, yaitu tangan dan tungkai, dimana posisi bayi membujur, yaitu badan janin sesuai dengan badan ibu.
    Palpasi Leopold III, pada bagian terendah janin teraba kepala dan bagian fundus uteri teraba bokong.
4.    Turunnya kepala.
DS    : Ibu mengeluh sering BAK.
DO    : Palpasi Leopold IV teraba kepala BDP.
      Hasil PDV, turunnya bagian terendah H I-II
Analisa dan Interpretasi Data
Apabila pada pemeriksaan luar bagian terendah (kepala) sudah tidak dapat digerakkan, menandakan kepala telah masuk BDP. Sedangkan pada pemeriksaan dalam turunnya kepala telah mauk PAP, yaitu pada Hodge II yang merupakan bidang yang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah symphisis.
5.    Intra uterine.
DS    : Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat selama hamil.
DO    : Leopold I    : 2 jari bpx
      Leopold II    : Pu-ki
      Leopold III    : Kepala
      Leopold IV    : Divergen
Analisa dan Interpretasi Data
    Dari amenorhea sampai sekarang ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat serta teraba bagian-bagian janin, menandakan hamil intra uterine.
    Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, menunjukkan keadaan normal pada kehamilan ibu. 
6.    Tunggal.
DS    : Ibu mengatakan pergerakan janinnya dirasakan kuat pada satu sisi
      Terutama pada sebelah kanan. 
DO    : Leopold I    : 2 jari bpx
      Leopold II    : Pu-ki
      Leopold III    : Kepala
      Leopold IV    : Divergen
      DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah abdomen, teratur, dengan
      frekuensi 130 x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data
    Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan dan teraba dua bagian besar janin, yaitu kepala dan punggung.
    DJJ terdengar jelas pada satu titik, hal ini menunjukkan bahwa janin tunggal.
7.    Hidup.
DS    : Ibu mengatakan sudah merasakan pergerakan janinnya kuat.
DO    : Terdengar DJJ menandakan janin hidup.
8.    Keadaan janin baik.
DS    : Ibu mengatakan sudah merasakan pergerakan janinnya.
DO    : DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri bawah abdomen, teratur,
      130 x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data
DJJ yang terdengar dalam batas normal, menandakan bahwa janin dalam keadaan baik.
9.    Keadaan ibu baik.
DS    : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
DO    : Penampilan ibu tampak baik, rapih, dan sehat, tidak ada odema.
      Observasi TTV :
    TD    : 120/80 mmHg.
    N    : 82 x/menit.
    S    : 36,5 0C.
    P    : 20 x/menit.
    HB    : 10 gram/%
    Analisa dan Interpretasi Data
    Konjungtiva tidak anemis, HB 10 g% yang menandaka ibu tidak mengalami anemia ringan dan didukung juga dengan TD ibu 120/80, akan tetapi KU ibu baik. Tidak ada odema pada wajah dan tungkai menandakan ibu dalam keadaan baik.  Inpartu
10.    Kala I fase aktif.
DS    : Ibu mengeluh sakit perut tembus belakang disertai pelepasan lendir dan
      darah.
      Sifat nyeri hilang timbul.
DO    : Kontraksi uterus 4 x dalam 10 menit, durasinya 30-35 detik.
      Dilatasi serviks.
Analisa dan Interpretasi Data
    Nyeri selama persalinan Kala I merupakan nyeri primer akibat dilatasi serviks dan uterus yang diteruskan masuk ke dalam medulla spinalis melalui akar posterior torakal dan lumbal.
    Pada saat placenta sudah tua terjadi insufisiensi sehingga produksi progesteron menurun dan progesteron yang tidak seimbang mengakibatkan perubahan meningkatnya sensitifitas otot-otot uterus berkontraksi secara teratur.
    Pada saat kehamilan terjadi peningkatan lendir serviks yang lebih kental sehingga pada saat kontraksi SBR teregang dan lendir serviks akan keluar melalui vagina bercampur darah.

LANGKAH III ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung.

LANGKAH IV TIDAKAN EMERGENCY
Tidak ada data yang mendukung.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Diagnosa    : Inpartu Kala I fase aktif.
Masalah aktual    : Nyeri karena kontraksi uterus.
Tujuan    :  -    Kala I persalinan dapat berlangsung normal.
    Kondisi ibu dan janinnya baik.
    Ibu mendapat dukungan fisik dan psikologis dari petugas dan keluarga.
Kriteria     :  -    Pembukaan lengkap 3-4 jam kemudian.
    Penurunan kepala 0/5.
    Kontraksi uterus 4 x 10 menit durasi > 40 detik.
    DJJ 120-160 x/menit.
Rencana Asuhan :
1.    Observasi his tiap 30 menit selama 10 menit.
Rasional : Untuk mengetahui his adekuat atau tidak.
2.    Observasi DJJ tiap 30 menit selama 1 menit.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan janin.
3.    Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan yang adekuat.
4.    Monitor kemajuan persalinan tiap 4 jam dengan melakukan pemeriksaan dalam vagina.
Rasional :
Dengan memantau majunya persalinan sebagai indikator dalam melakukan tindakan. 
5.    Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih secara spontan setiap 2 jam.
Rasional :
Kandung kemih yang penuh dapat mengganggu kontraksi dan menghambat turunnya kepala, serta dapat memberikan rasa tidak nyaman bagi ibu.
6.    Jelaskan penyebab nyeri.
Rasional :
Agar ibu dapat memahami rasa nyeri yang dialaminya adalah fisiologis atau normal, sehingga memudahkan dalam tindakan selanjutnya.
7.    Anjurkan ibu untuk relaksasi bila tidak ada kontraksi.
Rasional :
Agar pada saat proses Kala II ibu tidak kekurangan tenaga karena berkuat terus menerus.
8.    Beri intake makanan dan minuman.
Rasional :
Intake yang kuat dapat melancarkan metabolisme dan memberi tenaga bagi ibu dalam persalinan. 
9.    Beri support/motivasi pada ibu dan tidak meninggalkannya.
Rasional :
Memberi dukungan agar ibu bersemangat dan optimis dalam menghadapi persalinannya dan merasa aman karena diperhatikan.
10.    Pantau kemajuan persalinan dengan partograf.
Rasional :
Partograf merupakan standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dan memantau kemajuan persalinan/pembukaan, keadaan ibu dan janin serta memudahkan dalam pengambilan keputusan klinis dan rencan asuhan selanjutnya.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 8 mei 2011, pukul 02.00 WITA
1.    Melakukan observasi his dan DJJ tiap 30 menit.
2.    Menjelaskan nyeri pada ibu.
3.    Memberi minum pada ibu.
4.    Menganjurkan pada ibu untuk mencuci kaki dan BAK sebelum ke tempat tidur.
5.    Menganjurkan dan mengajarkan cara relaksasi bila ada kontraksi.
6.    Menganjurkan miring kiri.
7.    Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam.
8.    Melakukan observasi TTV.
9.    Memberi dukungan dan motivasi.
10.    Melakukan pendokumentasian pemantauan pada partograf.

LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 8 mei 2011, pukul 04.00 WITA
Kala I berlangsung selama ± 11 jam (Dari jam 18.00-0400).
    Penurunan kepala 0/5 (H IV).
    Kontraksi uterus 4 kali dalam 10 menit, durasi > 40 detik.
    DJJ 146 x/menit.
    Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri akibat kontraksi uterus.

KALA II
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS    :  -     Ibu mempunyai dorongan kuat untuk mengedan.
    Ibu merasa ada tekanan pada anus, vulva membuka, perineum menonjol.
    Ibu mengatakan nyerinya bertambah.
DO    :  -     Kontraksi uterus 4 kali dalam 10 menit, durasi > 45 detik.
    Penurunan kepala 0/5 H IV.
    TTV : TD : 120/80 mmHg.
         N   : 84 x/menit.
         S    : 36,5 0C.
         P    : 20 x/menit.
    DJJ (+), frekuensi 148 x/menit, jelas dan teratur.
    Porsio melesap.
    Pembukaan 10 cm.
    Ketuban (+)
    Presentase kepala, ubun-ubun kecil kiri depan.
    Turunnya kepala terendah H III-IV (0/5).
    Kesan panggul normal.
    Pelepasan lendir darah (+).

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa    : Inpartu Kala II.
DS    :  -     Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran.
    Ibu merasa ada tekanan pada anus.
    Ibu mengatakan nyerinya bertambah. 
DO    :  -    Kontraksi uterus 4 kali dalam 10 menit, durasi > 45 detik.
    Penurunan kepala 0/5.
    TTV : TD   : 120/80 mmHg.
      N     : 84 x/menit.
      S      : 36,5 0C.
      P      : 20 x/menit.
     Hasil PDV : Portio sudah tidak teraba, pembukaan lengkap,
    ketuban utuh, presentase kepala, turunnya bagian
 terendah H IV, kesan panggul normal, pelepasan
 lendir dan darah.
Analisa dan Interpretasi Data
1.    Dengan adanya penekanan pada rektum memberi rangsangan pada ibu untuk BAB dan membuat anus membuka.
2.    Dengan adanya his yang adekuat menyebabkan segmen atas rahim (SAR) berkontraksi dan mendorong janin turun ke bawah, segmen bawah rahim yang tertarik ke atas sehingga terjadi dilatasi dan relaksasi sehingga membentuk saluran jalan lahir.
3.    Serviks uteri tidak mengandung otot kontraksi berdilatasi sehingga membentuk saluran yang akan menerima bayi sampai mencapai panggul.
4.    Serviks uteri yang mengakibatkan tahanan yang hebat pada otot dasar panggul.
5.    Dan bagian terendah janin menekan fleksus yang dapat mengakibatkan rasa nyeri yang bertambah.
6.    Rasa nyeri yang timbul disertai tekanan pada anus dan rasa ingin meneran dan BAB pada ibu yang berlangsung secara refleks merupakan tanda dan gejala Kala II.
LANGKAH III ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung.

LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY
Tidak ada data yang mendukung.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN    
Diagnosa    : Inpartu Kala II, keadaan janin dan ibu baik. 
Tujuan    :  -     Kala II berlangsung normal.
    Bayi lahir normal tanpa trauma, asfiksia, dan hipotermia.
Kriteria    :  -     Bayi lahir dalam waktu ± 15 menit.
    Bernapas spontan dan segera menangis.
    Kontraksi uterus baik dan tidak terjadi ruptur.
Rencana Asuhan :
1.    Siapkan alat partus, larutan klorin, air DTT, tempat placenta, tempat sampah, pakaian ibu dan bayi, kemudian siapkan diri.
Rasional :
Mencegah infeksi silang dan masuknya kuman yang dapat menyebabkan infeksi, serta memperlancar proses persalinan. 
2.    Sarankan dan ajarkan pada ibu untuk meneran pada saat ada his.
Rasional :
Agar ibu dapat meneran dengan baik dan benar sehingga persalinan dapat berlangsung dengan baik.
3.    Beri intake makanan dan minuman jika tidak ada his.
Rasional :
Mencegah dehidrasi dan kelelahan serta pemakaian cadangan kalori. 
4.    Pasang handuk bersih di atas perut ibu.
Rasional :
Memudahkan perawatan bayi secara langsung dan untuk mencegah hipotermia pada bayi. 
5.    Pasang duk steril (handuk/sarung bersih yang dilipat segitiga) di bawah bokong ibu.
Rasional :
Mencegah terjadinya infeksi akibat terkontaminasi dari tempat persalinan.
6.    Pimpin persalinan dan sokong perineum serta menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal sehingga tidak menyebabkan ruptur.
Rasional :
Mencegah terjadinya ruptur perineum.
7.    Bersihkan mulut, hidung dan muka dengan kasa steril.
Rasional :
Mulut, hidung dan muka dibersihkan agar lendir dan sisa air ketuban tidak tertelan/terhirup oleh bayi sehingga tidak menghambat pernapasan bayi. 
8.    Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi.
Rasional :
Lilitan tali pusat pada leher dapat menghambat jalan nafas bayi dan proses lahirnya bayi, oleh karena itu bila ada lilitan tali pusat harus segera dilonggarkan dan dilepaskan.
9.    Biarkan kepala melakukan putaran paksi luar.
Rasional :
Dengan terjadinya putaran paksi luar maka kepala searah dengan badan bayi dan lahir searah.
10.    Lahirkan bahu dengan biparietal.
Rasional :
Melahirkan bayi dengan biparietal dapat mengurangi atau mencegah terjadinya ruptur.
11.    Lahirkan badan bayi dengan sanggah susur.
Rasional :
Dengan sanggah susur maka tungkai atas (tangan) tidak teregang atau terlepas sehingga dapat pula mencegah terjadinya ruptur.
12.    Keringkan dan bungkus badan bayi.
Rasional :
Mengeringkan dan membungkus badan bayi segera setelah lahir dapat mencegah terjadinya hipotermi.
13.    Jepit dan potong tali pusat.
Rasional :
Memutuskan hubungan placenta dan bayi dapat memudahkan petugas untuk melakukan tindakan selanjutnya baik pada ibu maupun bayi. 
14.    Serahkan bayi pada ibu dan keluarga yang mendampingi untuk segera disusui.
Rasional:
Isapan bayi dapat menyebabkan rangsangan di hypothalamus untuk membantu memperbaiki kontraksi uterus dan untuk bayi dapat menjalin ikatan kasih sayang dengan ibu. 

LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal : 8 mei 2011, pukul 05.00 WITA
1.    Menyiapkan alat dan penolong.
a.    Partus set :
    2 buah kocher.
    1 buah ½ kocher.
    1 buah gunting tali pusat.
    Handscoone 1 pasang.
    Kasa steril secukupnya.
    Duk steril.
    Benang tali pusat.
    Kateter.
b.    Penghisap lendir
c.    Larutan klorin 0,5 %
Air DTT
d.    Pakaian ibu dan bayi.
e.    Persiapan penolong : memakai celemek.
2.    Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir yang jernih.
3.    Tangan kanan memakai sarung tangan kemudian mengisi spoid dengan oxytocin 1 ampul.
4.    Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik yaitu meneran pada puncak his, menarik kedua paha ke arah dada, siku tidak menyentuh tempat tidur, posisi setengah duduk, ibu mengangkat kepala hingga dagu mencapai dada dan ibu melihat ke arah perutnya.
5.    Memberikan minum (air putih, susu atau teh).
6.    Memasang handuk di atas perut ibu.
7.    Memasang duk steril di bawah bokong ibu.
8.    Memimpin persalinan, menyokong perineum, menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu cepat.
9.    Membersihkan mulut, hidung dan muka dengan kasa steril.
10.    Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat atau tidak (hasil : tidak ada).
11.    Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar.
12.    Melahirkan bahu dengan biparietal.
13.    Melahirkan badan bayi dengan sanggah susur.
14.    Mengeringkan dan membungkus bayi dengan kain/handuk bersih dan kering.
15.    Menjepit tali pusat ± 3 cm dari pangkal pusat, menjepitkan klem kedua ± 2 cm dari jepitan pertama lalu memotong tali pusat di antara dua klem.
16.    Bayi diserahkan pada ibunya untuk disusui.   

LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 8 mei 2011, pukul 05.05  WITA
1.    Kala II berlangsung normal ± 15 menit.
2.    Bayi lahir spontan, sehat tanpa trauma, asfiksia dan hipotermia serta segera menangis dengan A/S: 8/10.
   
KALA III
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS    :  -     Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah.
    Ibu merasakan banyak darah keluar dari jalan lahir.
    Ibu senang dengan kelahiran bayi pertamanya
    Ibu mengatakan sangat lelah
DO    :  -   Kontraksi uterus tidak baik/Uterus tidak berkontraksi ( pada palpasi uterus terabah lembek
    TFU tidak terabah.
    Anak lahir dengan sehat tanggal 8 mei, pukul 05.00WITA, jenis kelamin perempuan, berat badan 3.600  gram, dengan panjang badan 48 cm, dan APGAR Score 8/10.
    Terjadi perdarahan segera setelah bayi lahir
    TTV :
o    TD     : 110/70 mmHg
o    N      : 85 x/menit
o    RR    : 25 x/mnt
o    Suhu     : 37,0 derajat celcius

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa    : Perlangsungan Kala III dengan atonia uteri

DS    :  -     Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
    Ibu merasa banyak darah keluar dari jalan lahir.
DO    :  -     Kontraksi uterus tidak baik/Uterus tidak berkontraksi ( pada palpasi uterus terabah lembek
    TFU setinggi pusat.
    Anak lahir dengan sehat tanggal 8 mei, pukul 05.00WITA, jenis kelamin perempuan, berat badan 3.600  gram, dengan panjang badan 48 cm, dan APGAR Score 8/10.
    Terjadi perdarahan yang terus menerus segera setelah bayi lahir
    TFU tidak terabah.
    TTV :
o    TD     : 110/70 mmHg
o    N      : 85 x/menit
o    RR    : 25 x/mnt
o    Suhu     : 37,0 derajat celcius
Analisa dan Interpretasi Data
    Terjadi perdarahan segera setelah bayi lahir disebabkan Kontraksi uterus tidak baik/Uterus tidak berkontraksi ( pada palpasi uterus terabah lembek ), sehingga TFU tidak di ketahui.

LANGKAH III ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Potensial    : Syok Hemoragik
DS        : -      ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
DO            : -       Terjadi perdarahan yang terus menerus segera setelah bayi lahir
o    TD menurun 110/70 mmHg
o    N  meningkat, 85 x/menit
o    RR     meningkat  25 x/mnt
o    Suhu      : 37,0 derajat celcius
Analisa dan Interpretasi Data
Apabila  perdarahan yang terus menerus segera setelah bayi lahir tidak ditangani secara cepat dantepat maka ibu akan berpotensi mengalami syok hemoragik yang ditandai dengan TD menurun 110/70 mmHg, N  meningkat, 85 x/menit, RR     meningkat  25 x/mnt.

LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY
-    Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain tentang cara penanganan atonia uteri
-    Kolaborasi tentang pemberian uterotonika
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
1.    Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu yang sebernanya dengan atonia uteri
Rasionanl : agar ibu dan keluarga pengetahui keadaannya.
2.    Lakukan manajemen aktif kala III
3.    Pasang infus menggunakan jarum ukuran 18 dan berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin,  Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin
4.    Pastikantikan kandung kemih dalam keadaan kosong
Rasional : kandung kemih yang penuh dapat menghambat kotraksi uterus.
5.    Identifikasi sumber perdarahan lain
Rasional : agar dapat menegakkan diagnosis otonia uteri
6.    Lakukan KBI
Rasional : KBI dpat merangsang uterus berkonraksi
7.    Berikan ibu uterotonika
Rasional : uterotonia gunanya merangsang kontraksi uterus
8.    Bersihkanlah bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina & lobang serviks
Rasional : bekuan darah dpt menghambat kontraksi uterus
9.    Lakukan KBE
Rasional : KBE dilakukan jika KBI tidak berhasil yang berguna merangsang kontraksi uterus
10.    Berikan tranfusi darah pada ibu
Rasional : untuk memperbaiki tekanan darah ibu

LANGKAH VI IMPLEMENTASI
1.    Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu yang sebernanya dengan atonia uteri
2.    Melakukan manajemen aktif kala III
3.    Memasang infus menggunakan jarum ukuran 18 dan berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin,  Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin
4.    Pastikantikan kandung kemih dalam keadaan kosong
5.    mengidentifikasi sumber perdarahan lain
6.    melakukan KBI
7.    memberikan  ibu uterotonika
8.    membersikan  bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina & lobang serviks
9.    melakukan KBE
10.    memberikan tranfusi darah pada ibu

LANGKAH VII EVALUASI
1.    kedaan umum ibu mulai membaik ditandai dengan :
-    TD     : 100/70 mmHg
-    N     : 80 x/mnt
-    RR     : 20 x/mnt
2.    Perdarahan sudar berhenti
3.    Uterus telah berkontraksi dengan baik.   

KALA IV
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS    :  -    Ibu mengatakan masih nyeri perut.
-    Ibu mengeluh kelelahan.
DO    :  -    Placenta dan selaput lahir lengkap.
-    Kontraksi uterus baik (teraba bulat dan keras).
-    TFU 1 jari bawah pusat.
-    Ibu tampak lelah setelah menjalani proses persalinan.
-    TTV :
TD : 90/70 mmHg.
N   : 80 x/menit.
S    : 36,6 0C
P    : 20 x/menit.

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa    : Perlangsungan Kala IV
DS    : -
DO    : - Placenta dan selaput lahir lengkap. TFU: 1 jari bawah pusat.
-    Uterus berkontraksi dengan baik.
Analisa dan Interpretasi Data
Setelah placenta dan selaput lahir lengkap ditandai TFU 1 jari bawah pusat,dan uterus telah berkontraksi dengan baik  menunjukkan bahwa ibu telah berada pada proses pengawasan.

Kala IV sampai 2 jam.
DS    : Ibu mengeluh kelelahan.
DO    : Ibu tampak lelah setelah menjalani proses persalinan.
    Pada periode ini merupakan waktu untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi seperti semula.
    Kelelahan yang dialami ibu setelah persalinan akibat oleh terkurasnya tenaga pada saat proses persalinan berlangsung.

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang menunjang.

LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY
Tidak ada data yang menunjang.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Tujuan    :  -    Kala IV berlangsung normal.
-    Kelelahan teratasi.
Kriteria     :  -     Kontraksi uterus baik.
-    Perdarahan ± 50 cc.
-    Keadaan umum ibu baik dan bayi sehat.
INTERVENSI
1.    Observasi kontraksi uterus.
Rasional :
Dengan kontraksi uterus yang baik (teraba bundar dan keras) dapat mencegah terjadinya perdarahan hebat.
2.    Mengikat dan merawat tali pusat.
Rasional :
Mengikat dan merawat tali pusat dengan baik dapat mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan tali pusat. 
3.    Observasi tanda-tanda vital ibu.
Rasional :
Merupakan indikator untuk mengetahui keadaan umum.
4.    Berikan makanan dan minuman pada ibu.
Rasional :
Sebagai pengganti tenaga yang hilang pada saat meneran (dalam proses persalinan).
5.    Observasi perdarahan.
Rasional :
Mengetahui jumlah perdarahan yang keluar sehingga dapat diantisipasi.
6.    Serahkan bayi pada ibunya untuk disusui.
Rasional :
Untuk memenuhi kebutuhan gizi dan menciptakan hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 8 mei 2011, pukul 06.00 WITA.
1.    Observasi kontraksi uterus (teraba bulat dan keras).
2.    Mengikat dan merawat tali pusat.
3.    Mengobservasi TTV
TD    : 110/70 mmHg
N    : 76 x/menit.
S    :36,60C
P    : 20 x/menit.

LANGKAH VII EVALUASI
Kala IV berlangsung normal dengan ditandai :
1.    Kontraksi uterus baik (uterus teraba bulat dan keras).
2.    Perdarahan ±50 cc.
3.    Keadaan ibu dan bayi sehat.

0 Response to "MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE (INC) PATOLOGI PADA NY "S" DENGAN ATONIA UTERI DI RSUD BAUBAU TANGGAL 7 MEI 2011"

Post a Comment

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya