Klien dengan Isolasi Sosial
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien bernama AM, umur 14
tahun, jenis kelamin perempuan. Klien dirawat di RSJ AA dengan diagnosa
keperawatan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah,
dengan kondisi :
a. Klien tidak berkomunikasi dengan
siapapun
b. Ekspresi wajah klien sedih, murung
c. Klien tidak percaya diri
d. Klien selalu menunduk saat berbicara
e. Klien menyendiri, berdiam diri di dalam
kamar
f. Klien tidak mampu mempertahankan kontak
mata
g. Klien takut berinteraksi dengan orang
lain
h. Klien mengatakan sering diolok-olok oleh
teman – temannya, dan dijauhi teman – temannya karena sejak lahir dia tidak
mempunyai ayah, dia lahir akibat pergaulan bebas orang tuanya. Saat berumur 13
tahun dia ditinggal pergi oleh ibunya, sejak saat itu dia tinggal dengan
neneknya, dan belum pernah bertemu ibunya lagi.
Klien sangat malu, sedih dan merasa kesepian.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah
3. Tujuan Keperawatan
Klien mampu berkenalan dengan satu orang
4. Tindakan Keperawatan
a. Identifikasi penyebab isolasi sosial
b. Bina Hubungan Saling Percaya dengan
menerapkan prinsip komunikasi terapeutik :
1) Sapa klien dengan ramah, baik verbal
maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menempati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
8) Menciptakan kondisi lingkungan yang
tenang
9) Buat kontrak yang jelas pada setiap
pertemuan ( topik yang akan dibicarakan, tempat berbicara, dan waktu bicara ).
c. Diskusikan dengan klien tentang
keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d. Berikan lingkungan terbuka dimana klien
merasa aman dan nyaman untuk mendiskusikan perasaan
e. Ajarkan klien cara berkenalan dengan
satu orang
f. Tingkatkan interaksi klien secara
bertahap ( 1 klien, 2 klien, 1 perawat, 2 perawat, dst )
g. Motivasi / temani klien untuk
berinteraksi / berkenalan dengan orang lain. Beri contoh berkenalan
h. Diskusikan dengan klien setiap selesai
interaksi / kegiatan latihan
i. Berikan pujian atas keberhasilan klien
j. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
latihan berbincang – bincang dengan orang lain dalam kegiatan sehari – hari.
B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Pada klien isolasi sosial : Membantu klien berkenalan
dengan orang lain, menjelaskan cara – cara berkenalan dengan orang lain,
mengajarkan klien berkenalan dengan cara pertama : berkenalan dengan satu orang.
1. FASE ORIENTASI
”Selamat pagi adik. Saya perawat RSJ AA, yang akan
merawat adik. Nama Saya Eti
Khoirinnisa, senang dipanggil echi. Nama adik siapa? Senang dipanggil apa?”,
”Apakah tadi malam adik bisa tidur dengan nyeyak? Bagaimana perasaan adik hari ini? Apa
keluhan adik saat ini? Apakah adik merasa kesepian?”,
”Baiklah. Karena adik merasa kesepian, hari ini kita akan
belajar bagaimana cara berkenalan dengan orang lain, untuk latihan pertama
berkenalan dengan satu orang dulu”,
”Adik mau bercakap – cakap di mana? Biar lebih nyaman.
Baiklah kalau adik mau di taman. Ayo kita ke sana... Kita akan latihan dan
bercakap – cakap selama 20 menit”.
2. FASE KERJA
”Apakah adik merasa kesepian? Apa yang adik rasakan
ketika diajak berbicara orang lain?”,
”Baik. Di sini Kita akan belajar cara berkenalan dengan
orang lain, ini agar adik tidak kesepian lagi, jadi adik punya teman untuk
berbicara”,
”Sekarang, Kita berlatih berkenalan ya?”,
”Kita akan mulai latihan berkenalan dengan perawat,
caranya adalah adik memandang ke arah orang orang yang diajak kenalan, lalu
mengucapkan salam, dan bilang dulu / minta izin dulu kalau mau berkenalan,
sambil bersalaman, kemudian menyebutkan nama adik. Setelah itu, tanyakan nama
orang yang diajak berkenalan tersebut”.
”Bagaimana?apakah adik sudah mengerti?”
”Nah.... Sekarang kita praktikkan ya? Adik berkenalan
dengan perawat dulu, Saya akan memanggil teman Saya, agar adik bisa berkenalan,
tapi kalau adik masih malu bisa latihan dengan Saya dulu, atau adik mau pilih
sendiri?”,
”Sebelumnya, Saya akan mempraktikkannya, adik perhatikan
baik – baik ya....Setelah itu adik yang mempraktikkan”,
”Wah.... Bagus sekali ternyata adik sudah
mempraktikkannya dengan baik”,
”Setelah berkenalan adik bisa ngobrol dengan orang yang
adik ajak berkenalan tadi, adik bisa membicarakan tentang banyak hal, atau adik
bisa menceritakan hal – hal yang paling berkesan sehingga adik dan orang yang
baru adik kenal itu semakin akrab”.
3. FASE TERMINASI
”Bagaimana perasaan adik setelah berkenalan tadi? Jadi
menurut adik apa saja keuntungan bisa berkenalan dengan orang lain?”,
”Sekarang adik sudah tau kan kalau banyak teman itu
sangat menyenangkan, jadi adik tidak usah takut untuk berbicara atau berkenalan
dengan orang lain”,
”Untuk hari ini, adik sudah sangat bagus dan adik sudah
mau bekerja sama dengan Saya, Jadi latihan hari ini cukup sampai di sini, yang
sudah Kita pelajari tadi adik ingat – ingat ya....dan jangan takut untuk
berkenalan atau berbicara dengan orang lain agar adik tidak merasa kesepian dan
punya banyak teman”,
”Baik.Bagaimana kalau besok jam 10 kita bertemu lagi
untuk belajar dan latihan cara berkenalan dengan dua orang?Sehingga teman adik
semakin banyak, Apakah adik bersedia? Di mana tempatnya? Di bawah pohon mangga
sana? Berapa lama Kita akan berlatih? Bagaimana kalau 25 menit?”,
”Baiklah, sampai jumpa, Assalamu’alaikum...........”.
Daftar Pustaka
Perry,Potter,2005.Fundamental
Keperawatan:Konsep,Proses,dan Praktik,Edisi 4 volume 1.Jakarta : EGC
sipp
ReplyDelete