Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Betoambari Kota Baubau tahun 2011



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
        Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi di bandingkan dengan AKI Negara-negara ASEAN lainya. AKI di Indonesia pada tahun 2007 sebanyak 228/100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2008 sebanyak 248/ 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu yang paling besar adalah perdarahan 29%, keracunan kehamilan / eklamsi (kaki bengkak dan darah tinggi) sebanyak 24% dan infeksi sebanyak 11%. Pada tahun 2009 AKI masih cukup tinggi, yaitu390/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2009).
        Menurut WHO, setiap kehamilan dapat memiliki potensi dan membawa resiko bagi ibu. World Health Organitation, memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan Kebidanan akan menentukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwa (Widiastuti S, 2003)
       Dalam kehamilan sendiri dikenal adanya tanda bahaya yang merupakan suatu tanda yang terjadi pada ibu hamil yang merupakan pertanda telah terjadinya suatu masalah serius pada ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (Hamil muda), pertengahan atau pada akhir kehamilan (Hamil tua).Tanda bahaya ini jika tidak dilaporkan dapat mengakibatkan sesuatu yang lebih parah. (Manuaba, 2002)
       Menurut pusat pendidikan kesehatan nasional (2009). Ada sepuluh macam tanda bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,nyeri abdomen yang hebat, oedema, bayi kurang bergerak seperti biasa, demam tinggi, berat badan tidak naik pada trimester II dan III, keluarnya air ketuban sebelum waktunya, mual muntah terus-menerus dan tidak bisa makan dan kejang.
Data yang di dapat dari puskesmas mengenai jumlah dari ibu hamil di puskesmas Betoambari tempat saya melakukan penelitian yaitu  pada tahun 2009 berjumlah sebanyak  245, pada tahun 2010 jumlah ibu hamil sebanyak 247, tahun 2011 jumlah ibu hamil sebanyak  219 dan untuk pada tahun 2012 pada bulan januari-februari berjumlah 32 ibu hamil.
Hasil penelitian  Naili Saadah dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan tahun 2011”  di RB Kartini Kalirejo Lampung Tengah yang telah dilakukan didapat hasil bahwa  adalah dengan pengetahuan cukup sebanyak 20 orang ibu (46,50%), pengetahuan Kurang sebanyak 17 orang ibu (39,53%), pengetahuan Baik sebanyak 5 orang ibu (11,62%) dan paling sedikit pengetahuan Tidak baik sebanyak 1 orang ibu (2,35%).
Salah satu peran bidan dalam masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat. Minimnya penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan oleh tenaga kesehatan membuat banyak ibu hamil belum mengerti tentang tanda bahaya kehamilan. Pengenalan tentang tanda bahaya kehamilan sedini mungkin akan lebih baik untuk ibu hamil. Bertitik tolak dari permasalahan diatas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang Pengetahuan Ibu Hamil  tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Betoambari Kota Baubau tahun 2011”.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis membuat suatu rumusan masalah Bagaimana Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Puskesmas Betoambari Kecamatan Murhum Kota Baubau Tahun 2011”

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda - Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Betoambari Kecamatan Murhum Kota Baubau tahun 2011.
1.3.2   Tujuan khusus
Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda - Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Betoambari Kecamatan Murhum Kota Baubautahun 2011.



1.4    Manfaat penelitian
1.4.1        Bagi Peneliti
       Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menerapkan pengetahuan penulis seputar kehamilan dan pentingnya pelaksanaan antenatal care untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil, dapat mendeteksi secara dini komplikasi-komplikasi selama kahamilan, dan dapat melakukan rujukan segera.
1.4.2        Bagi Profesi
  Sebagai masukan dan pertimbangan bagi tenaga medis yang berada
pada puskesmas betoambari sehingga dapat melakukan pelayanan kebidanan sesuai kebutuhan ibu hamil.
1.4.3   Bagi Pendidikan
 Sebagai masukan data dan memberikan sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan.
 1.4.4  Bagi Responden
 Bagi Pihak Ibu Hamil Dengan adanya penelitian ini para ibu hamil dapat lebih memahami tentang pentingnya pelaksanaan antenatal care untuk mendukung kelancaran kehamilannya dan untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya kehamilan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
2.1.1        Definisi Kehamilan
       Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo.2007).
  Proses pada kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi (Sastrawinata S.2005).
  Masa kehamilan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, dimana lamanya lahir normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan (Manuaba.2006).

2.1.2        Tanda-Tanda Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan menurut Prawirohardjo tahun 2007 terdiri dari:
a.       Tanda-tanda Tidak Pasti
1.      Amenorea
Haid pertama haid terakhir (HPHT) penting diketahui, supaya dapat menentukan usia kehamilan dan kapan perkiraan persalinan.
2.      Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering terjadi pada pagi hari.
3.      Sering buang air kecil
TMS I                       : karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar.
TMS II dan III         : karena janin mulai masuk  ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
4.      Pigmentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta ering dijumpai pada muka (chloasma gravidarum), dinding perut (striae gravidarum suatu perubahan warna seperti jaringan parut).
5.      Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
6.      Payudara menjadi tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli dimammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
7.      Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
8.      Varises
Biasanya dijumpai pada daerah genetalia eksterna, kaki dan betis.
9.      Mengidam
Ingin makanan atau minuman tertentu.Hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama.
b.      Tanda-tanda Mungkin
1.      Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
2.      Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran perut.
3.      Tanda chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan.
4.      Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
c.       Tanda-tanda Pasti
1.      Terdengar DJJ (Mulai Uk 18-20 minggu).
2.      Teraba bagian-bagian anak saat dipalpasi.
3.      Terasa pergerakan anak (mulai terasa pada Uk 18-20 minggu).
4.      Pemeriksa

2.1.3        Pengertian Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
       Tanda bahaya dalam kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya masalah serius yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal dan proses persalinan yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi maka dapat menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2009).
 Mengenali Tanda–tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes (2009):
1.      Perdarahan pervaginam (keluar darah dari jalan lahir)
Perdarahan dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan yang merupakan tanda dan bahaya meskipun jumlah perdarahan hanya sedikit, pada kehamilan muda dapat terjadi abortus. Ada perdarahan pada kehamilan diatas 28 minggu bersifat berbahaya karena sering berkaitan dengan kejadian plasenta previa, solusio plasenta, dan plasenta letak rendah.
2.      Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap, dan tidak hilang dengan istirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan merupakan tanda dari pre-eklampsi dan semakin bertambah dengan tuanya kehamilan.
3.      Nyeri abdomen yang berat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang timbul mungkin menunjukkan masalah yang mengancam kesehatan jiwa yang berbahaya adalah yang menetap, hebat, dan tidak hilang meskipun dengan istirahat.
4.      Oedema
Bengkak pada muka, tangan dan kaki bisa menunjukkan masalah yang serius jika muncul dan tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung, ataupun preeklampsia.
5.      Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan janinnya saat usia kehamilan mencapai bulan kelima atau keenam. Beberapa ibu mulai merasakan gerakan janinnya lebih awal. Jika bayi tidur, maka gerakannya akan melemah, bayi harus bergerak sedikitnya 3 kali dalam 3 jam, gerakan bayi akan lebih terasa jika ibu dalam kondisi berbaring atau beristirahat.
6.      Demam Tinggi
Kenaikan suhu tubuh pada ibu hamil tidak dapat dianggap hal yang biasa. Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5°C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilannya. Hal ini merupakan penambahan beban bagi ibu yang harus dicari penyebabnya.
7.      Berat badan tidak naik pada trimester II dan III
Berat badan ibu selama kehamilan harus bertambah. Pertambahan berat badan ibu hamil rata-rata 0,3-0,5 kg perminggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, maka perlu dipikirkan adanya faktor resiko.
8.      Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
Sebelum di diagnosa keluar ketuban perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa cairan yang keluar merupakan cairan ketuban, dan bukan keputihan atau urine. Warna cairan ketuban yang normal adalah jernih keputihan, cairan ketuban tidak berwarna karena adanya vernik caseosa.
9.      Mual dan muntah terus menerus dan tidak bisa makan
Mual muntah pada ibu hamil merupakan hal yang wajar yang biasa terjadi pada trimester I, mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul di malam hari. Tetapi perlu diperhatikan apabila mengalami muntah yang berlangsung lebih dari 16 minggu dan menggangu aktivitas sehari-hari.


10.  Kejang
Pada umumnya kejang-kejang diawali dengan makin memburuknya kondisi ibu hamil, didahului dengan gejala sakit kepala hebat, mual, nyeri ulu hati, hingga muntah. Bila makin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun dan mulai kejang.

2.1.4        Penanganan tanda-tanda bahaya kehamilan secara umum (Saifuddin.2002)
1.        Penanganan Umum Perdarahan pervaginam
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena.
2.        Penanganan umum sakit kepala yang hebat
a.    Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b.    Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya.
3.      Penanganan umum nyeri perut yg berat
a.       Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)
b.      Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c.       Jika ada syok segera terapi dengan baik.
4.      Penanganan Umum oedema
a.       Istirahat cukup
b.      Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
c.       Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.
5.      Penanganan Umum bayi kurang bergerak seperti biasa
a.       Memberikan dukungan emosional pada ibu
b.      Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler.
6.      Penanganan umum demam tinggi
Ibu hamil baik dalam usia kehamilan berapapun bila mengalami panas  atau demam tinggi  perlu segera di bawa kepada tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan. Keterlambatan penanganan dapat menimbulkan bahaya bagi ibu akibat  infeksi. Selain itu bayi berpotensi mengalami keguguran dan terlahir prematur bahkan kematian bayi dalam kandungan.
7.      Penanganan umum berat badan tidak naik pada trimester II dan III
a.       Memberikan dukungan emosional pada ibu
b.      Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari
c.       Konfirmasi usia kehamilan
8.      Penanganan umum keluarnya air ketuban sebelum waktunya
a.       Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b.      Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c.       Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
d.      Mengobservasi tidak ada infeksi
e.       Mengobservasi tanda–tanda inpartu
9.      Penanganan Umum mual muntah terus menerus dan tidak bisa makan
a.       Makan sedikit tapi sering
b.      Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
c.       Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
d.      Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
e.       Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
f.       Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
g.      Istirahat cukup
h.      Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual.
10.  Penanganan umum kejang
a.       Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah.
b.      Bebaskan jalan nafas
c.       Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
2.1      Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
2.2.1        Pengertian pengetahuan
       Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimiliki. Pada waktu pengidraan oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pengindraan atau mata (Notoatmojo, 2003).
       Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003).
       Menurut Aziz AH (2007), pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besar di bagi dalam 6 tingkatan yaitu:
1.        Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingatkan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. “tahu” merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukurnya antara lain menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2.        Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai sebagi suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang suatu obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3.        Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan dalam konteks atau situasi lain.
4.        Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan.


5.        Sintesis (sintesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk meyusun formulasi yang ada.
6.        Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian ini didasrkan pada suatu kriteria yang telah ada.

2.2.2        Proses Penyerapan Ilmu Pengetahuan
       Menurut Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), bahwa suatu pesan yang diterima oleh setiap individu akan melalui lima tahapan-tahapan berurutan sebelum individu tersebut mengadopsi perilaku baru, yaitu:
1.        Awareness (Kesadaran) Awareness adalah keadaan dimana seseorang sadar bahwa ada suatu pesan yang disampaikan.
2.        Interest (Merasa Tertarik) Interest adalah seorang mulai tertarik akan isi pesan yang disampaikan.
3.        Evaluation (Menimbang-nimbang) Evaluation merupakan tahap dimana penerima pesan mulai mengadakan penilaian keuntungan dan kerugian dari isi pesan yang disampaikan.
4.        Trial (Mencoba) Trial merupakan tahap dimana penerima pesan mencoba mempraktekkan isi pesan yang didengarkan.
5.        Adaption (Adapsi) Adaption merupakan tahap dimana penerima pesan mempraktekkan dan melaksanakan isi pesan dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.3        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1.        Faktor instrinsik
Faktor intrinsik mencakup : pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
2.        Faktor ekstrinsik
Meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim manusia, sosial ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
3.        Karakteristik ibu
a.         Umur
          Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkam sampai saat berulang tahun (Nursalam, 2001).
Menurut Prawirohardjo (2005) dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 – 30 tahun.
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan lebih baik pengetahuan untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian (Nursalam, 2001).
b.        Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2001).
Pendidikan Tinggi          : Akademik / Perguruan Tinggi
Pendidikan Sedang        : Tamat SLTA / SLTP
Pendidikan Rendah       : Tamat SD / Tidak Sekolah
c.         Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya, dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman (Notoadmodjo, 2003)
1.    Bekerja : Buruh tani, Wiraswasta, PNS / ABRI
2.    Tidak bekerja Ibu rumah tangga

d.        Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita (Maimunah, 2005).

Menurut Prawirohardjo (2009) paritas dibagi menjadi 3:
a. Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan untuk pertama kali.
b.  Multipara adalah seorang wanita yang melahirkan beberapa kali tidak lebih dari 5 kali
c.  Grande multipara adalah seorang yang melahirkan lebih dari     5 kali.

0 Response to "Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Betoambari Kota Baubau tahun 2011"

Post a Comment

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya