Contoh Askep OSTEOPOROSIS

BAB I
ASKEP OSTEOPOROSIS

A.    PENGERTIAN

Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa tulang total.terdapat perubahan pergantian homeostatis normal,kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang,mengakibatkan penurunan masssa total.

Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.

B.    KLASIFIKASI

a.      Osteoporosis primer
•    Tipe 1 adalah tipe yang terjadi pada wanita pascamenopause
•    Tipe 2 adalah tipe yang terjadi pada orang usia lanjut baik pria maupun wanita
b.      Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang erosif misalnya mieloma multiple, hipertirodisme, hiperparatiroidisme dan akibat obat-obatan yang toksik untuk tulang (misalnya ; glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada kurang lebih 2-3 juta klien.
a.    Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan pada :
•    Usia kanak-kanak (juvenile)
•    Usia remaja (adolesen)
•    Wanita pra-menopause
•    Pria usia pertengahan

C.     ETIOLOGI

a.      Osteoporosis post menopausal
Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini dari pada wanita kulit hitam.

b.      Osteoporosis senilis
Kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

c.      Osteoporosis sekunder
Dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

d.      Osteoporosis juvenil idiopatik
Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

D.    Faktor resiko penyebab osteoporosis
a.      yang tidak dapat diubah :
•    usia, lebih sering terjadi pada lansia
•    jenis kelamin, tiga kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh factor hormonal dan rangka tulang yang lebih keci
•    Ras, kulit putih mempunyai risiko paling tinggi
•    Riwayat keluarga/keturunan, pada keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak yang dilahirkan juga cenderung mempunyai penyakit yang sama.
•    Bentuk tubuh, adanya kerangka tubuh yang lemah dan scoliosis vertebramenyebabkan penyakit ini. Keadaan ini terutam trejadi pada wanita antara usia 50-60 tahun dengan densitas tulang yang rendah dan diatas usia 70tahun dengan BMI yang rendah.

b.      yang dapat diubah :
•    Merokok
•    Defisisensi vitamin dan gizi (antara lain protein), kandungan garam pada makanan, peminum alcohol dan kopi yang berat. Nikotin dalam rokok menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke tulang sehingga pembentukan tulang oleh osteoblast menjadi melemah. Mengkonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir perhari menyebabkan tubuh selalu ingin berkemih. Keadaan tersebut menyebabkan banyak kalsium terbuang bersama air kencing.
•    Gaya hidup, aktivitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorspi tulang. Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa tulang.
•    Gangguan makan (anoreksia nervosa)
•    Menopause dini, menurunnya kadar estrogen menyebabkan resorpsi tulang menjadi lebih cepat sehingga akan terjadi penurunan massa tulang yang banyak.
•    Penggunaan obat-obatan tertentu seperti diuretic, glukokortikoid, antikonvulsan, hormone tiroid berlebihan, dan kortikosteroid.

E.    PATOFISIOLOGI

Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara factor genetic dan factor lingkungan.
a.    Faktor genetik meliputi:
Usia, jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah melahirkan.
b.    Faktor lingkungan meliputi:
merokok, Alcohol, Kopi, Defisiensi vitamin dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas, anoreksianervosa dan pemakaian obat-obatan.
Kedua faktor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat yang selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang disebut osteoporosis.

F.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk melihat tingkat kepadatan tulang dan mendeteksi Osteoporosis, dapat dilakukan dengan cara untuk mengukur kepadatan tulang menggunakan alat yang disebut Densitometer X-ray absorptiometry.

Kedua jenis, yaitu SXA (Single X-ray Absorptiomety) dan DEXA (Energi X-ray absorptiometry dual). Selain pemeriksaan kepadatan tulang, saat ini tersedia pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui aktivitas Remodelling tulang yaitu pemeriksaan CTx atau C-Telopeptide dan N-Mid Osteocalcin. CTx atau C-Telopeptide adalah hasil dari disintegrasi tulang yang dilepaskan ke dalam darah sehingga dapat digunakan untuk menilai proses menghancurkan tulang. Sedangkan N-Mid Osteocalcin adalah fraksi protein yang dibentuk oleh Osteoblas dan berperan dalam proses pembentukan tulang.

Dengan melakukan inspeksi CTx atau C-Telopeptide dan N-Mid Osteocalcin aktivitas Remodelling tulang bisa, dan ketika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil abnormal atau ketidakseimbangan terjadi Remodelling tulang perlu hati-hati risiko terjadinya Osteoporosis atau kemungkinan penyakit tulang lainnya. Selain itu, pemeriksaan juga dapat digunakan untuk memantau pengobatan osteoporosis, terutama pengobatan CTx digunakan untuk memantau pengobatan oral anti resorpsi.

G.    PENATALAKSANAAN

a.    Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi tulang
b.    Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkan.
c.    Medical treatment, obat-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat
d.    Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung. Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul.

H.    MANIFESTASI KLINIK

•    Nyeri tulang akut.Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak.
•    Nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur
•    Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas
•    Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.
•    Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua) biasanya datang dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan keluhan punggung terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh.
•    Kecenderungan penurunan tinggi badan
•    Postur tubuh kelihatan memendek.
I.    PEMERIKSAAN  DIAGNOSTIC

•    Pemeriksaan laboratorium (misalnya : kalsium serum, fosfat serum, fosfatase alkali, eksresi kalsium urine,eksresi hidroksi prolin urine, LED)
•    Pemeriksaan x-ray
•    Pemeriksaan absorpsiometri
•    Pemeriksaan Computer Tomografi (CT)
•    Pemeriksaan biopsy


J.    KOMPLIKASI

Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah patah.Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur.Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan tangan.

k. pahtwey

pahtwey osteoporosis
L.    PENCEGAHAN
Pencegahan osteoporosi meliputi:
•    Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi kalsium yang cukup.
•    Melakukan olah raga dengan beban.
•    Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir – akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A.    PENGKAJIAN

1.      Anamnesis
     Riwayat kesehatan
    Anamnesis memegang peranan penting pada evaluasi klien osteoporosis.Kadang keluhan utama (missal fraktur kolum femoris pada osteoporosis). Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, kurang asupan kalasium, fosfat dan vitamin D. obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang, alkohol dan merokok merupakan faktor risiko osteoporosis. Penyakit lain yang juga harus ditanyakan adalah penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pancreas. Riwayat haid , usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi, serta riwayat keluarga yang menderita osteoporosis juga perlu dipertanyakan.

     Pengkajian psikososial
    Perlu mengkaji konsep diri pasien terutama citra diri khususnya pada klien dengan kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi sosial karena perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, misalnya tidak mampu duduk dikursi dan lain-lain.Perubahan seksual dapat terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi interkoitus.Osteoporosis menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu mengkaji perasaan cemas dan takut pada pasien.

     Pola aktivitas sehari-hari
    Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, mandi, makan dan toilet.Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan dengan menurunnya gerak dan persendian adalah agility, stamina menurun, koordinasi menurun, dan dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan motorik halus) menurun.

B.    KLASIFIKASI DATA

1.    Pengumpulan Data
a.      Data subyektif :
•    Klien mengeluh nyeri tulang belakang
•    Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun
•    Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun
•    Klien mengatakan buang air besar susah dan keras

b.      Data obyektif :
•    tulang belakang bungkuk
•    terdapat penurunan tinggi badan
•    klien tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace).
•    terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular.
•    klien tampak gelisah.
•    klien tampak meringis.
•    gangguan saraf pencernaan ileus paralitik.

2.    Analisa Data

Download



A.   DIAGNOSA KEPERAWATAN

                 Masalah yang biasa terjadi pada klien osteoporosis adalah sebagai berikut :
1.    Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra ditandai dengan klien mengeluh nyeri tulang belakang, mengeluh bengkak pada pergelangan tangan, terdapat fraktur traumatic pada vertebra, klien tampak meringis.
2.    Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun, dan terdapat penurunan tinggi badan.
3.    Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, tulang belakang terlihat bungkuk.
4.    Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tulang belakang, kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas dan stamina menurun serta terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular.
5.    Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan kompresi saraf pencernaan ileus paralitik ditandai dengan klien mengatakan buang air besar susah dan keras.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC : Jakarta.
Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan, EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., KapitaS elekta Kedokteran.jakarta: Media Aesculapius FKUI
http://devilsavehuman.blogspot.com/2009/03/askep-osteoporosis.html

1 Response to "Contoh Askep OSTEOPOROSIS"

  1. I am very much happy to share to every viewers that is reading this,I want to inform the whole public of how I got help for my herpes, I wanted this since 6 months ago, I have also taken treatment from some doctor,few weeks back I came on the net to see if I will be able to get any information as to cure my herpes, on my search I saw various testimony of people who was helped by a great man called Dr Akhigbe and without any hesitation, I contacted him, I wrote to him and and he guided me, I asked him for solutions and he started the remedies for me and indeed 3 weeks after I started using the medicine, I was completely happy as it worked for me.I went to the hospital for check up and indeed I was declared negative from my disease, and I also waited again for two weeks and went back to another hospital for check up to be fully sure and to my great surprise I was still declared negative, and I decided to share this great opportunity to those people out there fighting this sickness, You can contact him now for your medicine to cure your diseases, contact his Email;  drrealakhigbe@gmail.com     or     Whatsapp     +2349010754824    website. hpps:drrealakhigbe.weebly.comDr  Akhigbe also cure diseases like..
    HIV,  Herpes , Cancer,  Chronic Disease,  Asthma ,  Parkinson's disease,  External infection,  Als, progeria, common cold,  multiple sclerosis disease,   Nausea, Vomiting or Diarrhea, Heart Disease, meningitis, Diabetes,  Kidney Disease,  Lupus,  Epilepsy,   Stroke,Eczema, Erysipelas Eating Disorder,  Back Pain. Osteoporosis etccontact him for your solution.

    ReplyDelete

* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya