BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi yang bertujuan
untuk meningkatkan status gizi masyarakat diprioritaskan pada kelompok resiko
tinggi yaitu ibu hamil dan ibu menyusui. Salah satu unsur gizi yang diperlukan
adalah tablet ferum (Fe) atau tablet zat besi.
Tablet ferum
(Fe) atau zat besi adalah suplemen zat gizi yang mengandung 60 mg besi
elemental dan 0,25 mg asam folat. Kenaikan volume darah
selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe. Jumlah Fe pada bayi baru lahir
kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg
termasuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu. Berdasarkan Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 seorang ibu hamil perlu tambahan zat besi
rata-rata 20 mg perhari untuk mencegah terjadinya anemia.
Angka
kematian ibu di Indonesia yaitu sekitar 300 dari 100.000 kelahiran hidup
tertinggi di ASEAN (Manuaba, 1998). Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga
menunjukkan bahwa 40 % penyebab kematian adalah pendarahan dan diketahui bahwa
anemia menjadi faktor resiko terjadinya pendarahan tersebut (Dep Kes RI, 2003).
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
1995 menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi anemia masih tinggi yaitu
pada ibu hamil 50,9%, ibu nifas 45,1 %, remaja putri usia 10-14 tahun 57,1 %
dan Wanita Usia Subur (WUS) usia 15-45 tahun 39,5 % (Dep Kes RI, 2003).
Jenis
anemia terbanyak di Indonesia adalah anemia zat besi. Hal ini tersebut disebabkan karena kurangnya
mengkonsumsi sumber zat besi yang mudah diserap (Heme Iron). Suplementasi besi
dalam bentuk tablet Fe merupakan salah satu upaya pencegahan dan
penanggulangannya (Nadesul
Hendrawan, 1995).
Di Kabupaten Buton cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungan
pemeriksaan pada pusat-pusat pelayanan kesehatan pada periode Juli 2007 sampai
dengan Juni 2008 mencapai 5.760 kunjungan ibu hamil. Khususnya di Wilayah Kerja
Puskesmas Kadatua pada periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008 mencapai 263
kunjungan ibu hamil dan yang berasal dari Desa Uwemasi sebanyak 36 ibu hamil. Pemeriksaan
dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil sangat besar manfaatnya karena bila
tidak melakukan Pemeriksaan dan pelayanan kesehatan kemungkinan akan terjadi
penyulit-penyulit/komplikasi selama kehamilan dan persalinan khususnya anemia
zat besi.
Bedasarkan hal tersebut di atas maka peneliti mengadakan
penelitian dengan judul ”Studi
Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Penggunaan Tablet Ferum (Fe) di Desa Uwemasi
Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode
Juli 2007 sampai dengan Juni 2008”.
B.
Rumusan Masalah
- Pernyataan Masalah
Tingginya prevalensi anemia pada Ibu hamil di Indonesia
masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani segera,
anemia defisiensi besi paling sering terjadi karena ferum (Fe) yang terdapat
dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan Ibu hamil sehingga perlu mengkonsumsi tablet
ferum (Fe)
Kekurangan ferum (Fe) atau zat besi dapat menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak,
kematian janin dalam kandungan, cacat bawaan, anemia pada bayi yang dilahirkan,
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), prematur, abortus. Hal ini menyebabkan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi.
Dengan pengetahuan yang baik, ibu akan menggunakan tablet
ferum (Fe) secara teratur, sehingga anemia defisiensi besi pada Ibu hamil dapat
di cegah dan pertumbuhan bayi dalam rahim tidak terganggu.
- Pertanyaan Masalah
a. Bagaimana pengetahuan ibu hamil
tentang tablet ferum (Fe) di Desa Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua
Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008 ?
b. Sejauhmana penggunaan tablet ferum di Desa
Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008 ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
memperoleh gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tablet ferum (Fe) dan
penggunaan tablet ferum (Fe) di Desa Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua
Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan
ibu hamil tentang tablet ferum (Fe) di Desa Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua
Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan
penggunaan tablet ferum (Fe) di Desa Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua
Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008.
D.
Manfaat Penelitian
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya Bidan di Desa Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua dalam meningkatkan pelayanan bagi ibu hamil khususnya pemberian tablet Fe.
- Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi pemerintah Kabupaten Buton khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Buton dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil.
- Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas pengetahuan dan wawasan khususnya riset keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan kumpulan kesan-kesan dan penerangan yang terhimpun dari pengalaman
yang siap untuk digunakan. Adapun
pengalaman itu diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain. Pengetahuan itu
sendiri diperoleh dari beberapa faktor antara lain adalah pendidikan formal,
akan tetapi tidak mutlak pengetahuan juga dapat diperoleh melalui pendidikan
non formal (Ancok, 1989 dikutip dari Muhibbin Syah, 2002).
Pengetahuan
adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan melalui panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
raba dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 1997 dikutip dari Purwanto, 1998).
Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Rogers (1974) dikutip dari Purwanto, (1998) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri orang
tersebut terjadi proses berurutan, yakni :
- Awarenees (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.
- Interest (merasa tertarik), yakni orang mulai tertarik terhadap stimulus, disini sikap subyek sudah mulai timbul.
- Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
- Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.
- Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun
demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku
baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini dimana didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting)
sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahun dan kesadaran
maka tidak akan berlangsung lama.
Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu :
- Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja yang mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, menyatakan, mengidentifikasi dan
sebagainya.
- Memahami (comprehention)
Memahami diartikan sebagai
kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
- Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi riil. Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dalam
konteks atau situasi yang misalnya dengan menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan hasil. Penelitian dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
- Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dengan penggunaan kata kerja membuat bagan, membedakan, memisahkan,
mengelompokan dan sebagainya.
- Sintesis (syntesis)
Suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru misalnya dapat memecahkan,
merencanakan, meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu
teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
- Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penalaran terhadap materi atau obyek. Penalaran ini
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria
yang telah ada.
Menurut
Best (1989) dan Anderson (1990) dikutip dari Muhibbin Syah (2002) mengatakan
bahwa ilmu pengetahuan terdiri atas 2 (dua) macam ditinjau dari sifat dan cara
penerapannya
- Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan mengenai informasi faktual yang pada umumnya bersifat statis normatif dan dapat dijelaskan secara lisan dan verbal. Isi dari pengetahuan ini berupa konsep-konsep dan fakta yang dapat ditularkan kepada orang lain melalui ekspresi lisan atau tulisan. Menurut Evans (1991) dikutip dari Muhibbin Syah (2002) pengetahuan deklaratif berisi konsep dan fakta yang bersifat verbal dan dapat diuraikan dengan kalimat-kalimat statement (pernyataan) maka ia juga disebut stateable concept and fact, yaitu konsep dan fakta yang dapat dinyatakan melalui ekspresi lisan.
- Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan yang mendasari kecakapan atau keterampilan perbuatan jasmani yang cenderung bersifat dinamis.
Menurut
Best (1989) dikutip dari Muhibbin Syah (2002) mengatakan ditinjau dari sudut
informasi dan pengetahuan yang disimpan memori manusia terdiri atas dua macam :
- Semantic Memory (memori semantik) yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian.
- Episode memory (memori episodik) yaitu memori khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa.
Best (1989) berpendapat bahwa antara item pengetahuan
episodik dan item pengetahuan semantik terdapat hubungan yang memungkinkan
bergabungnya item memori episodik dan memori semantik.
Pendidikan
adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
(Muhibbin Syah, 2002).
Tardif
(1987) dikutip dari Muhibbin Syah (2002) seorang ahli psikologi pendidikan
mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin banyak
memiliki ilmu pengetahuan dan wawasannya semakin luas sehingga proses pengubahan
sikap dan tinkah laku akan semakin baik. Reber (1988) dikutip dari Muhibbin
Syah (2002) mengemukakan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi
pola dalam pengambilan sikap dan tindakan seseorang, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang kecenderungan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya akan semakin besar.
Koos (1954)
dikutip dari Muhibbin Syah (2002) mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin tinggi pengetahuannya dan pengetahuan tersebut
dapat diperoleh melalui proses alamiah manusia setelah ia mengalami, mengamati,
menyaksikan dan mengerjakan sesuatu sejak ia lahir sampai dewasa khususnya
melalui pendidikan. Sedangkan menurut teori yang dikemukakan oleh Ancok (1981)
dikutip dari Muhibbin Syah (2002) bahwa pengetahuan diperoleh bukan saja
melalui pendidikan.
Koentjaraningrat
(1977) dikutip dari Muhibbin Syah (2002) mengemukakan bahwa meningkatnya
tingkat pendidikan seseorang menyebabkan meningkanya kemampuan dalam menyerap
pengetahuan. Ngadiarti (1985) dikutip dari Muhibbin Syah (2002) mengatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
tingkat pengetahuannya.
Beker dan Reinke (1994) dikutip dari Muhibbin
Syah (2002) mengatakan bahwa tingkat pendidikan sangat relevan dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut teori yang dikemukakan
oleh Lawrence Green mengatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor
penentu (predisposing factors) bagi
perilaku seseorang.
B. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998)
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang dialami oleh
wanita melalui proses tertentu yang secara normal berlangsung selama 40–42
minggu (Prawirohardjo, 1999 dikutip dari Zulhaida, 2007).
1.
Diagnosis Kehamilan
Gejala-gejala :
Perasaan yang dialami oleh penderita
tetapi tidak telihat oleh orang lain.
Tanda-tanda : Bukti obyektif yang dapat terlihat,
terdengar, terasa/diukur oleh orang lain.
Bukti Presumtif : Tanda dan gejala subyektif dini yang membua
kehamilan menjadi mungkin
Bukti Probabilitas : Tanda dan gejala obyektif yang dilengkapi
oleh informasi yang berarti termasuk pemeriksaan laboratorium.
Tanda-tanda Positif : Bukti
absolut adanya janin yang akan terlihat kemudian dalam kehamilan.
a.
Bukti
subyektif (Presumtif)
-
Amenore
-
Perubahan
payudara
-
Mual
dan muntah
-
Meningkatkan
frekuensi berkemih
-
Leukorea
(Keputihan)
-
Bercak
keunguan pada vagina (tanda chadwicks)
-
Gejala-gejala
umum : wanita mengatakan bahwa ia merasa hamil dengan memberi gambaran agak
tidak jelas perasaan letih, pusing dan bahkan sakit kepala yang umum terjadi
selama bulan pertama kehamilan. Walaupun pening kepala pada awal kehamilan
adalah umum, sakit kepala dan menandakan hipertensi.
-
Quickening
tanda ini subyektif, bukan obyektif yang nyata.
b. Bukti Obyektif (Probabilitas)
-
Pertumbuhan
dan perubahan uterus
·
Tanda
hegar’s (Melunaknya segmen bawah rahim)
·
Tanda
goodell’s (Melunaknya serviks)
·
Perubahan
uterus
·
Ballotement
positif
·
Adanya
uterine soulffle
·
Kontraksi
braxton hick’s
-
Perubahan
abdomen
·
Pigmentasi
kulit
·
Striae
gravidarum
-
Pemeriksaan
laboratorium
c. Tanda-tanda positif hamil
-
Gerakan
janin : dilihat, diraba, di rasa bagian-bagian janin
-
DJJ
Positif
-
Rontgen
foto : terlihat rangka janin
-
USG
(Ultra Sonografi)
2.
Perubahan-Perubahan Fisiologi dan
Psikologis selama kehamilan
Kehamilan
merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan
keluarganya, dimana merupakan saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas dan peran bagi setiap orang (Hamilton, 1995).
a. Perubahan Fisiologis
Sementara sistem reproduksi
menjadi pusat perhatian selama kehamilan, seluruh tubuh terpengaruhi. Semua
sistem tubuh mengalami keadaan hamil yang disebut fisiologi maternal.
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus (rahim)
Rahim yang semulanya besarnya sejempol dan
berat 30 gr akan mengalami hipertropi dan hiperlasia, sehingga menjadi sebesar
1000 gr sampai akhir kehamilan. Perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan
isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam
seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh (tanda hegar)
b) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan
vaskularisasi karena pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiru-biruan
(tanda chadwicks). Adanya sekresi vagina berwarna putih yang sangat asam
sebagai media untuk menyuburkan basilus doderleins
c) Ovarium
Dengan tejadinya kehamilan, indung telur
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuk plasenta yang sempurna pada 16 minggu kehamilan.
2) Sistem Integumen
a) Payudara
Area berpigmen disekitar puting, areola
menjadi lebih gelap. Puting susu lebih menonjol dan keras serta rasa semutan
nyeri tekan yang secara bertahap payudara mengalami pembesaran. Hal ini tidak
dapat dipisahkan dari pengaruh estrogen, progesteron dan somatomamotropin.
b) Kulit
Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar
dan menonjol keluar menyebabkan serabut elastis dari lapisan kulit terdalam
terpisah dan putus karena renggangan. Tanda ini disebut striae gravidarum yang
terlihat pada bokong dan abdomen.
Pengumpulan pigmen sementara mungkin juga terlihat pada bagian tubuh
tertentu, yaitu pada perut (linea nigra) serta pada wajah (cholasma).
3) Sistem Muskuloskeletal
Postur tubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu
lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung dimana tulang
belakang menjadi lebih lentur yang dapat menyebabkan nyeri punggung pada
beberapa wanita.
Kram otot tungkai dan kaki
merupakan masalah umum kehamilan. Kram biasanya terjadi setelah bediri dan pada
malam hari setelah tubuh istirahat.
4) Sistem Kardiovaskuler
Sebagaimana kehamilan berlanjut,
volume darah meningkat bertahap sampai mencapai 30 % atau 50 %. Dimana jumlah
serum darah melebih pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam pengenceran
darah (hemodilusi). Namun demikian, tekanan darah relatif tidak mengalami
perubahan yang berarti. Peningkatan yang signifikan menandakan preeklamsia.
5) Sistem Pernapasan
Pada kehamilan terjadi juga
perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu
terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat. Ibu hamil
akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya.
6) Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen,
pengeluaran asam lambung meningkat yang menyebabkan :
-
Pengeluaran
air liur yang berlebihan (hipersalivasi)
-
Saliva
yang asam selama hamil membantu aktifitas penghancuran bakteri email yang
menyebabkan karies
-
Terjadi
mual dan muntah
-
Progesteron
menimbulkan gerak usus menurun dan dapat menyebabkan obstipasi.
1) Sistem Perkemihan
Pada awal kehamilan, suplai darah ke
kandung kemih meningkat, dan pembesaran uterus menekan kandung kemih.
Faktor-faktor tersebut menyebabkan meningkatnya berkemih, lebih-lebih pada
trimester ke 3 kehamilan. Walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal
ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti.
b. Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat-saat
yang krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi
setiap orang : Ibu, Bapak dan anggota keluarga (Hamilton, 1995)
Ketika wanita pertama kali mengetahui
dirinya mungkin hamil, ia merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah ”
suatu hari tapi tidak sekarang ”. Walaupun kehamilan tersebut direncanakan,
periode awal ketidakyakinan adalah hal yang umum terjadi. Setiap wanita
membayangkan tentang kehamilan dalam pikirannya sendiri-sendiri, seperti apa
wanita hamil dan seorang ibu. Awal dari syok karena kehamilan diikuti oleh rasa
bingung.
Karena tubuh dan emosi
seluruhnya berhubungan, perubahan fisik juga dapat mempengaruhi emosi. Dimana
setelah terjadi konsepsi, kelemahan, keletihan dan perasaan mual mulai dirasa
oleh calon ibu dan umumnya mengalami depresi.
Resolusi krisis umumnya
membutuhkan waktu 1–6 minggu dan ada waktu dimana tejadi penyesuaian diri
terhadap saran – saran dari luar dan yang terpenting untuk menghadapi perubahan
psikologis ini adalah tergantung dari 3 faktor yaitu persepsi terhadap
kehamilan, dukungan orang sekitar dan mekanisme koping yang digunakan.
3.
Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme
energi karena itu kebutuhan energi dan
zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.
Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan selama hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Bagi ibu
hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun seringkali
meningkat menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti
zat besi dan kalsium
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang
normal perlu tambahan, kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280
hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori
setiap hari selama hamil (Nasution, 1988).
Energi yang tersembunyi dalam protein
ditaksir sebanyak 5,180 kilo kalori dan lemak 36.337 kilo kalori. Agar energi
ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 kilo kalori,
yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi
yang bisa di metabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus
tersedia selama kehamilan adalah 74.537 kilo kalori, dibulatkan menjadi 80.000
kilo kalori. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini
kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraan lamanya kehamilan dalam hari)
sehingga diperoleh angka 300 kilo kalori.
Kebutuhan energi pada trimester I
meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi
terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II
diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, payudara serta penumpukan lemak. Selama trimester III
energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan
energi selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kilo
kalori sehari pada trimester II dan III. Berdasarkan Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi VC tahun 1998 ditentukan angka 285 kilo kalori perhari selama
kehamilan. Angka ini termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan,
kegiatan fisik dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak
meruba kegiatan fisik selama hamil.
Kebutuhan wanita hamil akan protein
mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai
akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gr yang terimbun dalam jaringan ibu,
plasenta serta janin. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan
penambahan protein 12 gr/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam 1 hari
asupan protein dapat mencapai 75–100 gr (sekitar 12 % dari jumlah total kalori)
atau sekitar 1,3 gr/kg BB/hari (gravida mature), 1,5 gr/kg BB/hari (usia 15–18
tahun ) dan 1,7 gr/kg BB/hari (di bawah 15 tahun ).
Bahan pangan yang dijadikan sumber
protein sebaiknya (⅔ bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi seperti daging
tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari
tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup ⅓ bagian.
Kenaikan volume darah selama kehamilan
akan meningkatkan kebutuhan Fe/zat besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir
kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan
zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin
ibu. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 seorang ibu
hamil perlu tambahan zat besi rata-rata 20 mg perhari.
C.
Tinjauan Umum Tentang Tablet Ferum (Fe)
1. Pengertian
Tablet Fe adalah suplemen zat
gizi yang mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat (sesuai
rekomendasi WHO).
2. Dosis dan cara pemberian
Ibu hamil dianjurkan minum
tablet Fe dengan dosis 1 tablet setiap hari sebanyak 90 tablet selama masa
kehamilannya.
3. Pengadaan tablet Fe
a. Tablet Fe program
Disediakan oleh pemerintah secara gratis,
diberikan terutama kepada ibu hamil/Nifas melalui sarana pelayanan kesehatan
pemerintah, namun jumlahnya terbatas. Tablet Fe program berwarna merah,
berselaput film dan dikemas dalam sachet aluminium warna perak, berisi 30
tablet pembungkus. Dalam kemasan ada logo tetasan darah warna merah, tulisan ”tablet
tambah darah untuk ibu hamil, ibu dan bayi menjadi sehat ” serta tanda untuk
tidak diperjual belikan.
b. Tablet Fe generik
Disediakan oleh pemerintah maupun swasta
yang telah mendapat izin, yang harganya terjangkau oleh masyarakat. Tablet ini
berwarna merah, berselaput film dikemas dalam sachet aluminium warna putih,
berisi 30 tablet per bungkus. Terdapat logo tetesan darah warna merah, dengan
tulisan ”tablet tambah darah untuk ibu hamil” serta logo generik warna hijau.
Harga tablet generik ini tidak boleh melampaui harga eceran tertinggi (HET)
obat generik yang ditentukan oleh pemerintah.
c. Tablet Fe bermerek
Tablet Fe dengan merek dagang
yang memenuhi syarat sebagai anti anemia.
Komposisi Fe dan asam folat yang sama untuk ibu hamil, ibu nifas dan wanita
usia subur.
4. Jaringan Distribusi
a. Jalur program
Dari pabrik, obat dikirim ke gudang
farmasi Kabupaten di tingkat Kabupaten/Kota kemudian di distribusi ke RSUD dan
Puskesmas. Dari Puskesmas kemudian didistribusi ke puskesmas pembantu, posyandu,
pos obat desa, Polindes Bidan desa.
b. Jalur Mandiri
Dari pabrik, dikirim ke distributor pedagang
besar farmasi (PBF), kemudian didistribusikan ke pemesan seperti RS swasta,
warung/toko, sekolah/pondok pesantren.
Untuk
mendapatkan tablet Fe, kelompok sasaran harus membeli, khusus untuk Bidan desa
dapat mendistribusikan Tablet Fe program dan mandiri.
5. Sumber-sumber Fe
Di dalam tubuh sebagian besar Fe dapat
terkonjugasi dengan protein, dan terdapat dalam bentuk Ferro atau Ferri. Bentuk
aktif zat besi biasanya terdapat sebagai Ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah
sebagai Ferri (misalnya bentuk storage).
Bentuk-bentuk Konjugasi Fe
itu adalah :
a. Hemoglobin : mengandung bentuk Ferro.
Fungsi Hemoglobin adalah mentranspor CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk
diekskresikan ke dalam udara pernapasan dan membawa O2 dari paru-paru ke
sel-sel jaringan. Hemoglobin terdapat di dalam Erytrocyt.
b. Myoglobin : terdapat di dalam sel–sel
otot, mengandung Fe bentuk Ferro. Fungsi Myoglobin ialah dalam proses kontraksi
otot.
c. Transferrin ; mengandung Fe bentuk Ferro.
Transferrin merupakan konjugat Fe yang berfungsi mentranspor Fe tersebut di
dalam plasma darah, dari tempat penimbunan Fe ke jaringan-jaringan (sel) yang
memerlukan (sumsum tulang dimana terdapat jaringan hemopoetik). Transferin
terdapat juga di dalam berbagai jaringan tubuh dengan mempunyai karakteristik
yang berlain-lain. Transferin yang terdapat dalam air susu disebut
lactotransferin, di dalam telur disebut ovotransferin sedangkan di dalam plasma
disebut serotransferin.
d. Ferritin : adalah bentuk storage Fe dan
mengandung bentuk Ferri kalau Fe Ferritin diberikan kepada transferin untuk
ditranspor, zat besinya diubah menjadi Ferro dan sebaliknya Fe dari transferin
yang berasal dari penyerapan di dalam usus, diberikan kepada Ferritin sambil
diubah dalam bentuk Ferri, untuk kemudian ditimbun.
e. Hemosiderin : adalah konjugat protein
dengan Ferri dan merupakan bentuk storage zat besi juga. Hemosiderin bersifat lebih inert dibandingkan
dengan Ferritin. Untuk dimobilisasikan, Fe dari hemosiderin diberikan lebih
dahulu kepada Ferritin dan kemudian pada transferrin.
6. Jenis-jenis makanan yang mengandung Fe
a. Sumber makanan nabati yang meliputi
sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A
dan C. Sayur-sayuran tersebut meliputi daun kelor, katuk, daun singkong,
kangkung, bayam, lobak, dan melinjo dan lain-lain. Buah-buahan tersebut meliputi pepaya, salak,
sawo, markisa, jambu biji, jambu air, durian, kedondong masak dan lain-lain.
Sumber makanan hewani yang meliputi daging, hati
dan ikan.
0 Response to "Studi Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Penggunaan Tablet Ferum (Fe) di Desa Uwemasi Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua Kecamatan Kadatua Kabupaten Buton periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008"
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya