I. KONSEP MEDIS
A. Pengertian
1.
Menurut Brunner & Sudarth, 2002 infark miokardium mengacu pada
proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang.
2. Menurut
Suyono, 1999 infark miokard akut atau sering juga disebut akut miokard
infark adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu.
3. Infark mioakard adalah suatu keadan
ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen miokard sehingga
jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan kematian
jaringan yang ireversibel. Sebesar 80-90% kasus MCI disertai adanya
trombus, dan berdasarkan penelitian lepasnya trombus terjadi pada jam
6-siang hari. Infark tidak statis dan dapat berkembang secara progresif.
B. ETIOLOGI
Ada tiga penyebab terjadiya infark iokard akut yaitu :
1) Thrombus
2) Penimbunan lipid pada jaringan fibrosa
3) Syok / perdarahan
C. Patofisiologi
Dua
jenis kelainan yang terjadi pada IMA adalah komplikasi hemodinamik dan
aritmia. Segera setelah terjadi IMA daerah miokard setempat akan
memperlihatkan penonjolan sistolik (diskinesia) dengan akibat penurunan
ejection fraction, isi sekuncup (stroke volume) dan peningkatan volume
akhir distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
naik dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan
atrium kiri di atas 25 mmHg yang lama akan menyebabkan transudasi cairan
ke jaringan interstisium paru (gagal jantung). Pemburukan hemodinamik
ini bukan saja disebakan karena daerah infark, tetapi juga daerah
iskemik di sekitarnya. Miokard yang masih relatif baik akan mengadakan
kompensasi, khususnya dengan bantuan rangsangan adrenergeik, untuk
mempertahankan curah jantung, tetapi dengan akibat peningkatan kebutuhan
oksigen miokard. Kompensasi ini jelas tidak akan memadai bila daerah
yang bersangkutan juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotik.
Bila infark kecil dan miokard yang harus berkompensasi masih normal,
pemburukan hemodinamik akan minimal. Sebaliknya bila infark luas dan
miokard yang harus berkompensasi sudah buruk akibat iskemia atau infark
lama, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri akan naik dan gagal jantung
terjadi. Sebagai akibat IMA sering terjadi perubahan bentuk serta
ukuran ventrikel kiri dan tebal jantung ventrikel baik yang terkena
infark maupun yang non infark. Perubahan tersebut menyebabkan remodeling
ventrikel yang nantinya akan mempengaruhi fungsi ventrikel dan
timbulnya aritmia. Perubahan-perubahan hemodinamik IMA ini tidak statis.
Bila IMA makin tenang fungsi jantung akan membaik walaupun tidak
diobati. Hal ini disebabkan karena daerah-daerah yang tadinya iskemik
mengalami perbaikan. Daerah-daerah diskinetik akibat IMA akan menjadi
akinetik, karena terbentuk jaringan parut yang kaku. Miokard sehat dapat
pula mengalami hipertropi. Sebaliknya perburukan hemodinamik akan
terjadi bila iskemia berkepanjangan atau infark meluas. Terjadinya
penyulit mekanis seperti ruptur septum ventrikel, regurgitasi mitral
akut dan aneurisma ventrikel akan memperburuk faal hemodinamik jantung.
Aritmia
merupakan penyulit IMA tersering dan terjadi terutama pada menit-menit
atau jam-jam pertama setelah serangan. Hal ini disebabkan oleh
perubahan-perubahan masa refrakter, daya hantar rangsangan dan kepekaaan
terhadap rangsangan. Sistem saraf otonom juga berperan besar terhadap
terjadinya aritmia. Pasien IMA inferior umumnya mengalami peningkatan
tonus parasimpatis dengan akibat kecenderungan bradiaritmia meningkat,
sedangkan peningkatan tonus simpatis pada IMA inferior akan mempertinggi
kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.
D. Manifestasi Klinik
Pada infark miokard dikenal istilah TRIAS, yaitu:
1. Nyeri :
a.
Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan
terus-menerus tidak mereda, biasanya dirasakan diatas region sternal
bawah dan abdomen bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c.
Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar
ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d.
Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau
gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak
hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f.
Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis
berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g.
Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
2. Laboratorium (Pemeriksaan enzim jantung) :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata / khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan
EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian
adalah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung. Akan ditemukan gelombang T inverted, ST depresi, Q patologis.
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misalnya hipokalemi, hiperkalemi.
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada hari ke-2 dan ke-3 setelah IMA , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IMA.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miokard dan status sel miokard misal lokasi atau luasnya AMI.
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).
13. Angiografi koroner
Menggambarkan
penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan
dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri
(fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali
mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan
visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan
darah.
15. Tes stress olah raga
Menentukan
respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.
F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya komplikasi.
Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien yang menderita infark miokard akut adalah sebagai berikut :
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam
2. Tirah baring, posisi semi fowler.
3. Monitor EKG
4. Infus D5% 10 – 12 tetes / menit
5. Oksigen 2 – 4 liter / menit
6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
7. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
8. Bowel care : laksadin
9. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam / infus
10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas.
G. Penatalaksanaan Gawat Darurat
Gangguan
hemodinamika dapat disebabkan gangguan pada irama jantung, gangguan
pada pompa jantung dan gangguan pada volume darah / cairan yang mengisi
pembuluh darah. Gangguan hemodinamika dapat bermanifestasi klinis berupa
hipotensi, sianosis, kesadaran menurun dan lain-lain. Pada topik ini
akan kita bahas mengenai gangguan irama jantung dan gangguan pompa
jantung yang dapat kita ketahui dari gambaran elektrokardiografi (EKG).
Dari
Advance Cardiac Life Supports (ACLS), kegawatan irama jantung (aritmia /
disritmia) dibagi menjadi tiga yaitu henti jantung, bradikardi dan
takikardi.
1. Henti Jantung,
Henti jantung adalah idak ada nadi atau heart rate. Yang termasuk henti jantung adalah sebagai berikut :
a. Asistol
Kriteria
: tidak ada aktivitas listrik, paling sering ditemukan pada kasus henti
jantung. Sering timbul setelah Ventrikel Fibrilasi (VF) dan Pulseless
Electrical Actifity (PEA) Pulseless Electrical Actifity (PEA).
b. Pulseless Electrical Actifity (PEA).
Kriteria : ada aktvitas listrik jantung tetapi tidak terdeteksi pada saat pemeriksaan arteri (nadi tidak teraba).
c. Ventrikel takikardi (VT) tanpa nadi
Kriteria :
1) Irama : Ventrike Takikardi
2) Heart Rate : > 100 kali/menit (250-300 kali/menit)
3) Gelombang P : tidak terlihat
4) Interval PR : tidak terukur
5) Gelombang QRS : lebar > 0,12 detik
d. Ventrikel Fibrilasi (VF)
Kriteria :
1) Irama : ventrikel fibrilasi
2) Heart Rate : tidak dapat dihitung
3) Gelombang P : tidak terlihat
4) Interval PR : tidak terukur
5) Gelombang QRS : tidak teratur, tidak dapat dihitung
2. Takikardi,
Takikardi yaitu heart rate lebih dari 150 kali /menit. Gambaran EKG dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu QRS sempit dan QRS lebar
QRS sempit, gambaran EKG-nya bisa berupa :
a. Sinus takikardi
Kriteria :
1) Irama : sinus takikardi
2) Heart Rate : > 100 kali/menit
3) Gelombang P : 0,04
4) Interval PR : 0,12
5) Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
b. Atrial takikardi
Kriteria :
1) Irama : atrial takikardia/supraventrikel takikardi
2) Heart Rate : > 150 kali/menit
3) Gelombang P : kecil atau tidak terlihat
4) Interval PR : tidak dapat dihitung
5) Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik.
c. Atrial Flutter (gelepar atrial)
Kriteria :
1) Irama : atrial flutter
2) Heart Rate : bervariasi
3) Gelombang P : banyak bentuk seperti gergaji,perbandingan dengan komplek QRS bisa 3 atau 4 atau 5 dan seterusnya
4) Interval PR : tidak dapat dihitung
5) Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik
d. Atrial Fibrilasi (AF)
Kriteria :
1) Irama : tidak teratur
2)
Heart Rate : bervariasi, dapat dibagi respon ventrikel cepat (HR >
100),, respon ventrikel normal (HR 60 –100), respon ventrikel lambat
(< 60) 3) Gelombang P : tidak dapat diidentifikasikan 4) Gelombang
QRS : 0,04-0,08 detik 5) QRS lebar, gambaran EKG-nya bisa berupa :
Ventrikel Takikardi atau Atrial Fibrilasi dengan aberan. Kedua
gambarannya sama dengan di atas (henti jantung), hanya saja secara
klinis pasien tampak sadar dan nadi atau heart rate masih dapat
diperiksa. 3. Bradikardi Bradikardi yaitu heart rate < 60 kali/
menit, dapat berupa : a. sinus bradikardia Kriteria : 1) Irama : sinus
2) Heart Rate : < 60 kali/menit 3) Gelombang P : 0,04 detik 4)
Interval PR : 0,12-0,20 detik 5) Gelombang QRS : 0,04-0,08 detik b.
Atrio-Ventrikuler (AV) blok derajat 1 Kriteria : 1) Irama : sinus 2)
Heart Rate : biasanya 60-100 kali/menit 3) Gelombang P : normal (0,04
detik) 4) Interval PR : memanjang > 0,20 detik
5) Gelombang QRS : normal (0,04-0,08 detik
c. AV blok derajat 2 tipe Mobitz 1 (Wenchenbach)
Kriteria :
1) Irama : sinus
2)
Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit 3) Gelombang P : normal, ada
gelombang P yang tidak diikuti QRS 4) Interval PR : semakin lama semakin
panjang kemudian blok 5) Gelombang QRS : normal d. AV blok derajat 2
tipe Mobitz 2 Kriteria : 1) Irama : sinus 2) Heart Rate : biasanya <
60 kali/menit 3) Gelombang P : normal, ada gelombang P yang tidak
diikuti QRS 4) Interval PR : normal atau memanjang secara konstan
diikuti blok 5) Gelombang QRS : normal e. Total AV blok Kriteria : 1)
Irama : sinus 2) Heart Rate : biasanya < 60 kali/menit, dibedakan
heart rate gelombang P dan kompleks QRS 3) Gelombang P : normal, tapi
gelombang P dan QRS berdiri sendiri 4) Interval PR : berubah-ubah/tidak
ada 5) Gelombang QRS : normal 6) dari bradikardi, yang biasanya
menimbulkan kegawatan adalah AV blok derajat 2 dan 3 Iskemik Miokard
ditandai dengan adanya depresi ST atau gelombang T terbalik, injuri
ditandai dengan adanya ST elevasi. Infark miokard ditandai adanya
gelombang Q patologis. Pada fase awal terjadinya infark ditandai
gelombang T yang tinggi sekali (hiperakut T) kemudian pada fase sub akut
ditandai T terbalik lalu pada fase akut ditandai ST elevasi. Pada fase
lanjut (old) ditandai dengan terbentuknya gelombang Q patologis Lokasi
infark : 1) Anterior : V2 – V4 2) Anteroseptal : V1 – V3 3)
Anterolateral : V5, V6, I dan aVL 4) Ekstensive anterior : V1 – V6, I
dan aVL 5) Inferior : II, III, aVF 6) Posterior : V1, V2
(resiprokal/seperti cermin) Contoh infark miokard : Infark miokard (IM)
akut inferior (ST elevasi di II, III, aVF) + iskemik ekstensif anterior
(ST depresi di I, aVL, V1 s/d V6) Ventrikel kanan : V1, V3R, V4R H.
Komplikasi 1. Aritmia 2. Bradikardia sinus 3. Irama nodal 4. Gangguan
hantaran atrioventrikular 5. Gangguan hantaran intraventrikel 6.
Asistolik 7. Takikardia sinus 8. Kontraksi atrium prematur 9. Takikardia
supraventrikel 10. Flutter atrium 11. Fibrilasi atrium 12. Takikardia
atrium multifokal 13. Kontraksi prematur ventrikel 14. Takikardia
ventrikel 15. Takikardia idioventrikel 16. Flutter dan Fibrilasi
ventrikel 17. Renjatan kardiogenik 18. Tromboembolisme 19. Perikarditis
20. Aneurisme ventrikel 21. Regurgitasi mitral akut 22. Ruptur jantung
dan septum H. Prognosis Beberapa indeks prognosis telah diajukan, secara
praktis dapat diambil pegangan 3 faktor penting yaitu: 1. Potensial
terjadinya aritmia yang gawat (aritmia ventrikel dll) 2. Potensial
serangan iskemia lebih lanjut. 3. Potensial pemburukan gangguan
hemodinamik lebih lanjut (bergantung terutama pada luas daerah infark).
II.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Pengkajian primer a. Airways 1). Sumbatan atau penumpukan sekret 2).
Wheezing atau krekles b. Breathing 1). Sesak dengan aktifitas ringan
atau istirahat 2). RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
3). Ronchi, krekles 4). Ekspansi dada tidak penuh 5). Penggunaan otot
bantu nafas c. Circulation 1). Nadi lemah , tidak teratur 2). Takikardi
3). TD meningkat / menurun 4). Edema 5). Gelisah 6). Akral dingin 7).
Kulit pucat, sianosis 8). Output urine menurun 2. Pengkajian Sekunder a.
Aktifitas Gejala : 1). Kelemahan 2). Kelelahan 3). Tidak dapat tidur
4). Pola hidup menetap 5). Jadwal olah raga tidak teratur Tanda : 1).
Takikardi 2). Dispnea pada istirahat atau aaktifitas. b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus. Tanda : 1). Tekanan darah Dapat normal
/ naik / turun Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau
berdiri. 2). Nadi Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia).
3). Bunyi jantung Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan
gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel. 4).
Murmur Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung 5).
Friksi ; dicurigai Perikarditis 6). Irama jantung dapat teratur atau
tidak teratur 7). Edema Distensi vena juguler, edema dependent ,
perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau
ventrikel. 8). Warna Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran
mukossa atau bibir. c. Integritas ego Gejala : Menyangkal gejala penting
atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada
penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga.
Tanda : Menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri. d. Eliminasi
Tanda : Normal, bunyi usus menurun. e. Makanan atau cairan Gejala :
Mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar Tanda :
Penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan
berat badan. f. Higiene Gejala atau tanda : Kesulitan melakukan tugas
perawatan g. Neurosensori Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau
saat bangun (duduk atau istrahat ) Tanda : Perubahan mental, kelemahan
h. Nyeri atau ketidaknyamanan Gejala : Nyeri dada yang timbulnya
mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan
viseral). i. Pernafasan Gejala : 1) Dispnea saat aktivitas ataupun saat
istirahat 2) Dispnea nocturnal 3) Batuk dengan atau tanpa produksi
sputum 4) Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis. Tanda : 1)
Peningkatan frekuensi pernafasan 2) Nafas sesak / kuat 3) Pucat,
sianosis 4) Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum j. Interaksi
sosial Gejala : 1) Stress 2) Kesulitan koping dengan stressor yang ada
misal : penyakit, perawatan di RS Tanda : 1) Kesulitan istirahat dengan
tenang 2) Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut ) 3) Menarik
diri
B. Penyimpangan KDM Thrombus Penimbunan lipid di
jaringan febrosa Syok/pendarahan Penyumbatan arteri koroner
Atherosklerosis Penyempitan lumen pembuluh darah iNFARK MIOKARD Aliran
darah kemiokard terganggu Tindakan kateterisasi Suplay O2 ke miokard
terganggu Beban kerja jantung me↑ Informasi tidak akurat Hipoksia otot
jantung Kontraktilitas jantung me↓ ANSIETAS/CEMAS Metabolisme anaerob Pe
↓ SV Merangsang katekolamin Penimbunan asam laktat Pe ↓ CO Infark
meluas Pelepasan mediator kimia: histamine, Vol. residu ventrikel me↑
bradikinin, serotonin , prost aglandin Tek.Hidrostatik kapiler paru me
Merangsang nosiseptor Perembesan cairan ke paru me↑ Proses transmisi,
transduksi, modulasi Udema Paru Persepsi nyeri di hipotalamus Dispnea
Nyeri GANGGUAN PERTUKARAN GAS GANGGUAN RASA NYAMAN : NYERI DADA Ancaman
perubahan status kesehatan Krisis situasi ANSIETAS/ CEMAS C. Diagnosa
Keperawatan 1) Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri 2) Resiko penurunan curah jantung berhubungan
dengan penurunan karakteristik miokard 3) Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama
paru, perubahan membran alveolar- kapiler. 4) Cemas berhubungan dengan
ancaman aktual terhadap integritas biologis. D. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan
arteri ditandai dengan : a. Nyeri dada dengan / tanpa penyebaran b.
Wajah meringis c. Gelisah d. Delirium e. Perubahan nadi, tekanan darah.
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di
RS Kriteria Hasil: 1) Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2,
atau dari 2 ke 1 2) Ekspresi wajah rileks / tenang, tak tegang 3) Tidak
gelisah 4) Nadi 60-100 x / menit, 5) TD 120/ 80 mmHg Intervensi : a.
Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada.
b. Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan
istirahat. c. Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas
dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi. d.
Pertahankan oksigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit ) e.
Monitor tanda-tanda vital ( nadi & tekanan darah ) tiap dua jam. f.
Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik. 2. Resiko
penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan karakteristik
miokard. Tujuan : Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama di RS. Kriteria Hasil : a. Tidak ada edema
b. Tidak ada disritmia c. Haluaran urin normal d. TTV dalam batas normal
Intervensi : a. Pertahankan tirah baring selama fase akut b. Kaji dan
laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD c. Monitor haluaran urin
d. Kaji dan pantau TTV tiap jam e. Kaji dan pantau EKG tiap hari f.
Berikan oksigen sesuai kebutuhan g. Auskultasi pernafasan dan jantung
tiap jam sesuai indikasi h. Pertahankan cairan parenteral dan
obat-obatan i. Berikan makanan sesuai diitnya 3. Kerusakan pertukaran
gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ditandai dengan : a.
Dispnea berat b. Gelisah c. Sianosis d. Perubahan GDA e. Hipoksemia
Tujuan : Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (Pa O2 < 80 mmHg,
Pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama di RS. Kriteria hasil : a. Tidak sesak nafas
b. Tidak gelisah c. GDA dalam batas Normal ( Pa O2 < 80 mmHg, Pa CO2
> 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg )
Intervensi :
a. Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan
b. Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
c. Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas misalnya batuk, penghisapan lendir dll.
d. Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
e. Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah.
4. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
Tujuan :
Cemas hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
a. Klien tampak rileks
b. Klien dapat beristirahat
c. TTV dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas
b. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
c. Ajarkan tehnik relaksasi
d. Minimalkan rangsang yang membuat stress
e. Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan
f. Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang dengan suasana tenang
g. Berikan support mental
h. Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000
http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan-akut-miocard-infark.html
http://tutorialkuliah.wordpress.com/2008/12/20/asuhan-keperawatan-pada-klien-akut-miokard-infak-ami/
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/infark-miokard/
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-infark.html
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Kon
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "ASKEP KEGAWAT DARURATAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)"
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya