BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional telah mewujudkan
hasil yang positif di berbagai bidang antara lain perbaikan lingkungan hidup,
kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) di bagian medis yang tidak
terlepas dari perbaikan sosial ekonomi sehingga meningkatkan umur harapan hidup
manusia dan kualitas kesehatan penduduk.
Di tahun 2020 WHO memperkirakan bahwa
penyakit yang berkembang dengan merokok akan menjadi masalah kesehatan utama di
banyak negara bahkan tingkat kematian akibat merokok justru lebih besar
ketimbang kematian karena penyakit malaria, kematian maternal dan
penyakit–penyakit yang menyerang anak.
Merokok adalah merupakan kebiasaan yang
sering kita jumpai setiap hari dan sudah menjadi masalah yang kompleks secara
sosial, sedangkan motivasi adalah pendorong yaitu suatu usaha yang disadari
untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Gas
beracun yang keluar dari asap rokok seperti karbon dioksida (CO) dapat
menurunkan kemampuan oksigen
(O2) yang dapat
menimbulkan resiko penyakit jantung, nikotin yang akan mempercepat detak
jantung dan meningkatkan tekanan darah.
Sebanyak 90 % dari asap rokok mengandung
berbagai gas seperti nitrogen (N2),
Oksigen (O2), karbon dioksida (CO2) dan sisanya 10 %
mengandung partikel–partikel tertentu seperti
Tar, Nikotin. Yang lebih membahayakan adalah tar yang akan terbentuk
ketika mencapai paru–paru / bronchitis.
Menurut survey sosial ekonomi nasional
badan pusat statistik mengukapkan, jumlah perokok di Indonesia berdasarkan
sensus 2004 mencapai 65,2 % dari populasi penduduk dan peningkatan drastis
komsumsi tembakau pada remaja terjadi pada tahun 2001 yang mencapai 24,2 % dari
semula 13,7 % pada tahun 1995. Persentase peningkatan itu terjadi pada remaja
laki-laki umur 15-19 tahun yang kemudian menjadi perokok tetap.
Fakta baru yang dikemukakan oleh Fachrie
Ambia Tandjung, Ketua Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), ternyata
perokok sangat rentan terhadap penyakit silent
disease/osteoporosis karena zat nikotin di dalamnya dapat mempercepat
penyerapan tulang. Akan tetapi pada usia remaja, efek nikotin pada tulang tidak
akan terasa karena proses pembentukan tulang masih terus terjadi. Dengan
motivasi remaja pria terhadap perilaku merokok akan mengurangi akibat yang
timbul dari rokok sehingga bisa berhenti total dan tidak merokok sama sekali,
karena nikotin dapat membahayakan kesehatan seseorang. Menurut catatan yang
diperoleh dari bagian bimbingan
konseling (BK) SMA Negeri I Bau-Bau tahun 2007 bahwa dari jumlah seluruh
siswa yaitu 1.587 orang, terdapat
perempuan 902 orang dan laki-laki 685 orang.
Dari jumlah laki-laki 685
orang terdapat 30 orang
(4,38%) remaja laki-laki yang mempunyai perilaku merokok yang menetap.
Sehubungan dengan uraian di atas,
penulis berkeinginan untuk meneliti tentang ”Motivasi Remaja Pria Terhadap
Perilaku Merokok di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bau-Bau Kota Bau-Bau Tahun
2007”.
B.
Rumusan Masalah
Apakah yang memotivasi remaja pria
terhadap perilaku merokok
di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Bau-Bau Kota Bau-Bau Tahun 2007
C.
Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tentang motivasi
remaja pria terhadap prilaku merokok di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bau–Bau
Kota Bau-Bau Tahun 2007.
b. Tujuan Khusus
1.
Untuk memperoleh gambaran motivasi remaja pria terhadap prilaku
merokok.
2. Untuk
mengidentifikasi perilaku remaja pria dalam merokok.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi dan bahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
serta penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menambah dan
memperluas pengetahuan tentang
riset penelitian khususnya yang
berhubungan dengan tobacco/nikotin.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Remaja
a.
Pengertian
Remaja
merupakan suatu periode yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat dari fisik, emosi, kognitif dan sosial yang menjembatani masa kanak dan
dewasa (buku Pegangan Pediatri, Merestein Geraid. Hal 227).
Remaja
berasal dari kata adolescere yang
artinya tumbuh ke arah kematangan (Muss; 1968. 4) kematangan disini tidak hanya
kematangan fisik tetapi terutama kematangan sosial-psikologis.
Dalam
hububngan kematangan inilah sulit mencari definisi remaja yang bersifat universal
(Sanderowit & Paxman; 1985). Tetapi untuk tujuan praktis maka ditetapkan
suatu batasan tertentu.
Batasan
remaja menurut WHO (Muangman 1980: 9), remaja suatu masa dimana :
1) Individu berkembang dari saat pertama kali
dan menunjukan tanda-tanda sexual sekundernya sampai saat yang mencapai
kematangan sexual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologik
dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial ekonomi yang penuh ke keadaan yang relatif lebih mandiri.
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan remaja sedangkan PBB
menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (Senderowit dan paxman. 1985;
Hanifah 2000).
Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda yaitu
kurun usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
1) Usia 11 tahun adalah usia pada umumnya
tanda-tanda sexual sekunder mulai tampak (kriteria sosial).
2) Dibanyak masyarakat Indonesia, usia 11
tahun sudah dianggap dewasa aqil baliq menurut adat maupun agama sehingga
masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda
penyempurnaan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identiry eribk erikson), tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual (Murt Freud) dan tercapainya puncak perkembangan cognitif (Piaget) maupun moral (Murt
Kohlberg), (kriteria Psikologis).
4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal
yaitu memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih
mengantungkan diri pada Orang Tua.
5) Status perkawinan masih sangat penting di
masyarakat Indonesia secara menyeluruh oleh karena itu, definisi remaja
dibatasi khusus yang belum menikah.
b.
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
1)
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan pubertas dan perkembangan fisik merupakan hasil dari aktivitas
aksis hipothalamus-hipofisis-gonad pada masa kanak-kanak akhir. Dengan mulainya
pubertas inhibisi pada GnRH di hipothalamus menjadi hilang sehingga
memungkinkan produksi dan pembebasan pulsatil dari gonadotropin, LH dan FSH.
Pada awal sampai pertengahan dari masa remaja terdapat kenaikan dari frekuensi
dan amplitudo denyut sekresi dari LH dan FSH yang menstimulasi gonad untuk
menghasilkan steroid sex (estrogen dan testosteron).
Pada perempuan LH berperan penting pada ovulasi dari ovum yang mati dan
juga terlibat dalam pembentukan korpus luteum dan sekresi progesteron sedangkan
FSH berfungsi untuk menstimulasi maturasi dari ovarium, fungsi sel granulosa
dan sekresi estradiol yang memungkinkan terjadinya maturasi traktus genetalia
wanita dan perkembangan payudara.
Pada laki-laki, LH akan menstimulasi sel-sel interstitial testis yang
menghasilkan testosteron dan FSH merangsang spermatosit dengan adanya
testosteron.
Secara lengkap (Muss 1968; 7) memuat urutan perubahan-perubahan fisik,
tersebut sebagai berikut :
a) Pada anak perempuan
(1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi
tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang)
(2) Pertumbuhan payudara
(3) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna
gelap di kemaluan
(4) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang
maksimal setiap tahunnya
(5) Bulu kemaluan menjadi keriting
(6) Haid
(7) Tumbuh bulu-bulu pada ketiak
b) Pada anak laki-laki
(1) Pertumbuhan tulang-tulang
(2) Testis membesar
(3) Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan
berwarna gelap
(4) Awal perubahan suara
(5) Ejakulasi
(6) Bulu kemaluan menjadi keriting
(7)
Pertumbuhan
tinggi badan mencapai maksimal setiap tahunnya
(8)
Tumbuh
rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot)
(9)
Tumbuh
bulu ketiak
(10) Akhir perubahan suara
(11) Rambut-rambut di wajah bertambah
(12) Tumbuh bulu di dada
2)
Perkembangan Psikososial
Masa remaja
yang merupakan suatu periode individualisasi progresif dan perpisahan dari
keluarga karena pertumbuhan yang cepat dan fisik, emosional, kognitif dan
sosial maka perkembangan psikoseksual remaja dibagi menjadi 3 periode yaitu :
a) Masa remaja awal (11-13 tahun)
Dicirikan oleh pertumbuhan
cepat dan perkembangan karakteristik seks sekunder. Karena perubahan yang
cepat, kesan tubuh, konsep pribadi, harga diri berfluktuasi secara dramatis
terutama bagaimana pertumbuhan dan perkembangan mereka menyimpang dari teman-teman
mereka merupakan hal yang sangat menghawatirkan. Ketika remaja muda mulai
menjadi lebih independen dan ikatan keluarga melonggar, kesetiaan bergeser dari
orang tua ke teman sebaya yang menjadi jauh lebih penting. Remaja muda masih
berpikir secara konkrit dan mempunyai tujuan profesional yang samar-samar dan
tidak realistis.
b) Masa remaja pertengahan (14-16 tahun)
Bersamaan dengan berkurangnya
pertumbuhan pubertas yang cepat pada masa remaja awal, remaja mulai
menyesuaikan diri dan merasa lebih nyaman dengan tubuh mereka yang baru. Emosi
yang kuat dan perubahan suasana hati yang cepat adalah khas. Secara kognitif,
ketika remaja berubah dari berpikir konkrit menjadi berpikir formal,
terbentuklah kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Dalam usaha membangun
identitas mereka sendiri, hubungan dengan orang lain utamanya teman sebaya
menentukan standar dalam hal identifikasi, perilaku, mencari dukungan emosional
dan lain-lain.
c) Masa remaja akhir (17-24 tahun)
Remaja mulai kurang
mementingkan diri sendiri dan mulai memperhatikan orang lain. Hubungan sosial
bergeser dari kelompok teman sebaya kearah hubungan individual, kencan menjadi
lebih intim. Kemampuan dalam berpikir abstrak memungkinkan remaja untuk
berpikir lebih realistis dalam hal rencana masa depan, tindakan dan karir.
Secara moral, remaja yang lebih tua mempunyai konsep yang sangat kaku dalam hal
benar atau salah. Masa remaja akhir merupakan periode idealisme.
Menurut
Petro Blos (1962), dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja :
a)
Early adolescence
Pada tahap ini remaja masih
terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang
secara erotis dan berkurangnya kendali terhadap ego.
b)
Middle adolescence
Pada tahap ini, remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Terdapat kecenderungan narcistik yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman
yang mempunyai sifat-sifat sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam
kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
c)
Late adolescence
Pada tahap ini adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
(1) Minat yang makin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelek
(2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu
dengan orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru
(3) Terbentuk identitas seksual yang tidak
akan berubah lagi
(4) Egosentrisme diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dan orang lain.
(5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri
pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).
3)
Faktor Penyebab Masalah Psikososial pada
Pria
Timbulnya masalah pada remaja dikarenakan oleh berbagai faktor yang sangat
kompleks yang terjadi pada masa remaja. Secara garis besar, faktor-faktor
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis
yang sangat pesat akan memberikan dorongan tertentu yang sifatnya sangat
kompleks.
b) Orang Tua dan pendidik kurang siap untuk
memberikan informasi yang benar dan
tepat waktu karena ketidaktahuannya.
c) Membaiknya sarana komunikasi dan
transportasi/kemajuan teknologi menyebabkan membanjirnya arus informasi luar
yang sulit diseleksi.
d) Pembangunan ke arah industrilisasi
menyebabkan terjadinya perubahan tata nilai sehingga remaja bisa menderita
frustasi dan depresi yang menyebabkan mereka mengambil jalan pintas yang
bersifat negatif.
(Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak
dan Remaja ed.i.Narendra.B,dkk; hal 173).
2.
Motivasi
a.
Pengertian
Motivasi
berasal dari bahasa latin Movere yang
berarti mendorong/mengerakkan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk
berperilaku dan beraktivitas dalam pencapaian tujuan (Widayatun, 1999).
Menurut
Indrawijaya. 2002, motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang
saling mempengaruhi. Ia merupakan suatu proses psikologis yang mana terjadi
interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi proses belajar dan pemecahan
persoalan. Hal inilah antara lain yang menyebabkan M.R. Jones (ed) dalam
Nebraska symposium of motivation, hal
14 merumuskan : ”Motivation is concerned
with how behavior is activated, maintained directed and stopped’. Ducan
mengatakan bahwa ”from manageria
perspectiv, motivation refers to any conscious attempt to influence behavior
toward the accamplisment of organization goals”.
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu
proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk
kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John.P. Campbell dan kawan-kawan
menambahkan rincian dalam definisi tersebut dengan mengemukakan bahwa motivasi
dalam definisi tersebut mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku,
kekuatan respon dan kegigihan tingkah laku.
Menurut
kebanyakan definisi, motivasi mengandung 3 komponen pokok, yaitu :
1) Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan
pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
2) Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku.
Dengan demikian, ia menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku terhadap sesuatu.
3) Menjaga dan menopang tingkah laku.
Lingkungan sekitar harus meningkatkan (reinforce)
intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
b.
Proses Terjadinya Motivasi
Gambar 2.1
: Proses Motivasi
Sumber : W. Jack Duncan. Organization Behavior. Houghton Miffin Coy. Boston 1981, hal 139.
Jadi, motivasi diawali dengan keinginan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang, keinginan tersebut melalui proses
persepsi diterima seseorang. Proses persepsi ini ditentukan oleh sikap,
kepribadian, pengalaman dan harapan seseorang. Selanjutnya apa yang diterima
tersebut diberi arti oleh yang bersangkutan menurut minat dan keinginannya
(faktor intrinsik). Minat ini mendorongnya untuk mencari informasi yang akan
digunakan oleh yang bersangkutan untuk mencari informasi yang akan digunakan
untuk mengembangkan beberapa alternatif tindakan. Berdasarkan tindakan ini selanjutnya
ia melakukan evaluasi yaitu dengan membandingkan hasil yang dicapainya dengan
tindakannya sendiri.
c.
Teori Motivasi
1) Teori hedonisme yaitu motivasi yang
berhubungan dengan senang atau gembira.
2) Teori naluri yaitu motivasi yang berasal
dari dalam diri manusia.
3) Teori kebudayaan yaitu motivasi yang akan
menimbulkan perilaku berbudaya.
4) Teori kebutuhan berdasarkan Abraham
Maslow, yaitu motivasi merupakan motor perilaku seseorang/individu. Semakin
kuat motivasi seseorang maka semakin cepat dalam memperoleh tujuan kepuasan.
d.
Bentuk-Bentuk Motivasi
1) Motivasi intrinsik atau motivasi yang
datang dari dalam individu itu sendiri.
2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang
datanganya dari luar individu.
3)
Motivasi
terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit atau munculnya
serentak serta menghentak dan cepat sekali munculnya pada perilaku aktivitas
seseorang.
4)
Motivasi
yang berhubungan dengan ideologi politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam
yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena inividu itu memang mahluk
sosial.
e.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Motivasi
1) Faktor fisik dan proses mental.
2) Faktor hereditas lingkungan dan
kematangan/usia.
3) Faktor intrinsik seseorang.
4) Fasilitas (sarana/prasarana)
5) Situasi dan kondisi.
6) Program dan aktivitas.
7) Audio
visual aid (media)
f.
Cara Meningkatkan Motivasi
1) Dengan teknik verbal
a) Berbicara untuk meningkatkan semangat
b)
Pendekatan
pribadi, dsb.
2) Teknik tingkah laku (meniru, mencoba,
menerapkan)
3) Teknik insentif dengan cara mengambil
kaidah yang ada
4) Supertisi (kepercayaan akan sesuatu serta
logis namun membawa keberuntungan)
5) Citra/image
yaitu daya khayal yang tinggi sehingga inidividu termotivasi.
3.
Perilaku
a.
Pengertian
Perilaku adalah suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan
dari luar subjek tersebut. (Soekidjo,N, 1993 : 58).
Dalam Ensiklopedi Amerika, perilaku dapat
diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku
baru terjadi apabila ada sesuatu yang dibutuhkan untuk menimbulkan reaksi yakni
yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menimbulkan reaksi
atau perilaku tertentu. (Notoatmodjo S, 1997 : 60).
Robert Kwick (1974) sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (1997), perilaku
adalah tindakan atau perbuatan yang dapat diamati atau bahkan dapat dipelajari.
Secara umum, menurut Sri Kusmiyati dan Desminiarti, 1990: 1, perilaku
manusia pada hakekatnya merupakan proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk hidup.
b.
Ciri-Ciri Perilaku Manusia
1) Kepekaan sosial
2) Kelangsungan perilaku
3) Orientasi pada tugas
4) Usaha dan perjuangan
5) Tiap-tiap individu adalah unik
c.
Proses Pembentukkan Perilaku
Perilaku
manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Dalam memenuhi kebutuhan yang
tersusun dalam hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, tidak dapat
dipisah-pisahkan antara satu dan yang lain karena perilaku manusia dalam
memenuhi kebutuhan adalah secara simultan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
maka diperlukan suatu penggerak/pendorong yang disebut motivasi. Kemudian pada
akhirnya sikap dan kepercayaan sangatlah mempengaruhi arah perilaku seseorang,
akankah berprilaku positif atau sebaliknya.
d.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
1) Faktor genetik/ faktor endogen, meliputi :
a) Jenis ras
b) Jenis kelamin
c) Sifat fisik
d) Sifat kepribadian
e) Bakat pembawaan
f) intelegensi
2) Faktor eksogen/ faktor dari luar individu,
meliputi :
a) Faktor lingkungan
b) Pendidikan
c) Agama
d) Sosial ekonomi
e) Kebudayaan
f) Faktor-faktor lain seperti persepsi, emosi
dan lain-lain
4.
Bentuk Perilaku
a. Perilaku Pasif
Perilaku
pasif atau respon internal adalah perilaku yang sifatnya masih tertutup, hanya
terjadi dalam diri individu yang bersangkutan dan tidak diamati secara langsung.
Perilaku ini sebatas sikap dan belum ada tindakan yang nyata.
Misalnya:
berfikir, berangan-angan.
b. Perilaku Aktif
Perilaku
aktif atau respon eksternal adalah perilaku yang sifatnya terbuka, dapat
diamati secara langsung dan berupa tindakan nyata.
Misalnya :
merokok.
5.
Perilaku Penyalahgunaan Zat
Walaupun terdapat suatu rentang dari penggunaan zat hingga penggunaan
berlebihan atau penyalahgunaan zat tetapi tidak semua orang yang menggunakan
zat akan menjadi penyalahguna zat. Oleh karenanya, terdapat suatu rentang
respon koping terhadap penggunaan zat yang disebut Rentang Respon Koping
Kimiawi.
Gambar 2.3. Rentang Respon Koping Kimiawi.
6.
Merokok di Kalangan Remaja
Merokok sudah dianggap hal biasa dalam kehidupan sehari-hari padahal dalam
asap rokok terdapat 3.000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.Unsur yang
terkandung antara lain tar, nikotin, benzopyrin, metil-klorida, aseton, amonia,
dan karbon monoksida. Diantara sekian banyak
zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya dalam hal kanker
yakni : tar, nikotin, karbon monoksida.
Tar mengandung ratusan zat kimiawi yang kebanyakan bersifat karsonogenik,
nikotin merangsang pelepasan catecholamin yang bisa meningkatkan denyut
jantung, sedangkan karbon monoksida merupakan 1-5 % dari asap rokok zat ini
mengusur oksigen dalam darah ( eritrosit ) dan membentuk carboxihaemoglobin
sekitar 2-15 % bagi yang merokok dan orang yang normal sekitar 0,5-2 %. Akibat
lain yang ditimbulkan dari karbon monoksida yaitu merusak dinding arteri yang
akhirnya menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner, karbon
monoksida juga merusak bayi dalam kandungan. Penyakit yang dianggap sebagai
faktor resiko dari merokok antara lain :
a. Batuk menahun.
b. Penyakit paru seperti penyakit paru
obstruksi menahun ( PPOM ), bronchitis dan empisema.
c. Ulkus peptikum.
d. Infertiliti.
e. Gangguan kehamilan berupa keguguran,
kehamilan luar rahim.
f. Arteriosklerosis sampai penyakit jantung
koroner.
g. Beberapa jenis kanker seperti kanker
mulut, kanker paru, kanker sistem pernapasan lainnya, kanker kandung kemih,
kanker pankreas, kanker ginjal.
Penanggulangan merokok di Indonesia telah berjalan lama ditandai dengan
dikeluarkannya peraturan pemerintah No. 81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok
bagi kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 2003 tentang larangan
pembagian produk contoh rokok secara gratis. Namun hingga kini jumlah perokok
tidak berkurang bahkan remaja dan anak-anak dibangku sekolahpun turut merokok
pula.
Rata – rata rokok yang di isap perhari 24 gram/hari di negara maju dan 14
gram/hari di negara sedang berkembang. Menjelang tahun 2020 kematian yang
disebabkan oleh rokok akan meningkat sampai 10.000.000 dimana 70 % terjadi di
negara berkembang. Remaja adalah golongan yang suka mencoba-coba. Oleh karena
merokok adalah sesuatu yang baru pada mereka, hati mereka bertanya-tanya apa
nikmatnya?, kenapa begitu ramai orang merokok?, apa keistimewaannya?, sehingga
mereka ingin mencoba dan merasakannya sendiri. Selain itu, upaya pemasaran
rokok baik secara langsung melalui iklan rokok ataupun secara tidak langsung
melalui kegiatan mensponsori acara konser musik sembari memberikan sampel rokok
secara gratis, mensponsori film layar lebar anak, beasiswa pendidikan bagi anak
berprestasi dan lain-lain. Hal ini akan menarik minat remaja untuk merokok,
sementara pemberian sampel rokok secara gratis justru akan mendorong remaja
untuk mencoba merokok tanpa menyadari sepenuhnya dampak ketergantungan terhadap
rokok.
Menurut dr. Aisyah Dahlan, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Selapa Lemdiklat
sebagaimana yang dikutip oleh Kompas Cyber Media mengungkapkan bahwa perokok
mungkin mempunyai alasan mengapa kebiasaan merokok itu sulit untuk dihilangkan.
Pertama, rokok itu legal; kedua, rokok bisa dibeli dimanapun dan dengan harga
terjangkau; ketiga, perokok melihat yang merokok tidak hanya dirinya tetapi
banyak orang mereka merasa tidak bersalah karena banyak orang melakukan hal
yang sama.
Perilaku merokok remaja, tidak lepas pula dari adanya tekanan hidup yang
dialaminya baik yang berasal dari dalam diri mereka sendiri seperti kurang
mendapat kasih sayang keluarga, gagal dalam pelajaran, dihina, dan sebagainya
atau tekanan yang berasal dari lingkungan pergaulannya.
Anang Sari Atmanta, relawan pusat studi seksualitas, mengelompokan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk merokok, yaitu :
a. Pengaruh orang tua
b. Pengaruh teman
c. Faktor kepribadian
d. Pengaruh iklan
Sedangkan perilaku merokok perlu di
identifikasi dari berbagai segi :
a.
Jenis
perokok aktif atau pasif.
b.
Jumlah
rokok yang di isap dalam satuan batang, bungkus atau pak perhari dibagi atas,
perokok ringan sampai berat. Perokok ringan bila merokok kurang dari 10 batang
perhari, sedang 10-20 batang perhari, berat lebih dari 20 batang perhari.
c.
Jenis
rokok yang di isap : keretek, cerutu atau rokok putih, filter atau tidak.
d.
Cara
mengisap rokok : mengisap dangkal, dimulut atau isap dalam.
e.
Alasan
mulai merokok : sekedar ingin hebat, ikut-ikutan, kesepian, pelarian, sebagai
gaya, meniru orang tua.
f.
Umur
mulai merokok : sejak umur 10 tahun atau lebih.
Merokok juga digambarkan dengan image, bergaya,
lambang status, petanda kelakian pada lelaki yang bergaya, begitu juga pada
wanita. Disamping itu remaja yang merokok disebabkan karena tekanan hidup,
kurang mendapat kasih sayang kelaurga, gagal dalam pelajaran, di hina. Untuk
mendapat ketenangan, keseronokan, melepaskan segala ketegangan pikiran, remaja
yang merokok bisa disebabkan juga karena atas dorongan rekan-rekan atau tekanan
dari mereka sendiri.
0 Response to "Motivasi Remaja Pria Terhadap Perilaku Merokok di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bau-Bau Kota Bau-Bau Tahun 2007"
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya