PROPOSAL PENELITIAN
STUDI
PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS BATAUGA
KECAMATAN BATAUGA KABUPATEN BUTON
TAHUN 2008.
A. Latar Belakang
Dalam Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan dinyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Tujuan tersebut akan
tercapai dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan
mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan yang merata serta mengembangkan
kesadaran dan perilaku sehat dikalangan masyarakat sendiri (Depkes RI,
2000)
Untuk mewujudkan paradigma sehat, pemerintah menetapkan
visi dan misi yang dikenal dengan Indonesia sehat 2010. Visi dan misi
ini adalah gambaran tentang Indonesia
dimasa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku sehat,
terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perilaku sehat dalam
pembangunan adalah perilaku proaktif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit.
Salah satu penyakit yang menjadi ancaman serius dan
merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan
dunia adalah penyakit tuberkulosis (TBC). Penyakit ini telah menginfeksi
sepertiga penduduk dunia.
Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global
penyakit tuberkulosis karena pada sebagian besar negara di dunia penyakit
tuberkulosis tidak terkendali. Hal
ini disebabkan karena banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan
terutama penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995 diperkirakan setiap
tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru tuberkulosis dengan kematian 3 juta
orang (WHO, 1997).
Di Indonesia
penyakit tuberkulosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Berdasarkan
hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa
penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia dan
nomor 1 (satu) dari golongan penyakit infeksi. Kini Indonesia menjadi
penyumbang kasus tuberkulosis terbesar ketiga setelah China dan India. Menurut
WHO pada peringatan hari tuberkulosis se-Dunia tahun 2003 bahwa penderita
tuberkulosis di Indonesia mencapai 581.847 orang, tak sebanyak perkiraan
Yayasan Pembangunan Indonesia Sehat yang mencapai 6,7 juta orang (Kompas, 10
Maret 2004).
Di Sulawesi
Tenggara dengan jumlah penduduk 1.930.796 jiwa ditemukan 1559 penderita
tuberkulosis paru BTA positif dan diperkirakan setiap 100.000 penduduk terdapat
210 penderita baru tuberkulosis paru BTA positif (Depkes Sultra, 2006). Sedangkan
di Kabupaten Buton dengan jumlah penduduk 281.681 jiwa ditemukan 289 penderita
tuberkulosis paru BTA positif periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008 (data
P2 tuberkulosis Dinas Kesehatan Kabupaten Buton). Periode tersebut tersebar
diseluruh wilayah Kabupaten Buton. Khususnya di wilayah kerja Puskesmas Batauga
ditemukan 39 penderita tuberkulosis paru BTA positif periode Juli 2007 sampai
dengan Juni 2008 dan semua penderita tersebut telah mendapatkan pengobatan
paket Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Faktor-faktor
yang berpengaruh untuk terjadinya infeksi tuberkulosis adalah kemiskinan, gizi
buruk, kurang pengetahuan dan cara hidup yang kurang sehat. Keadaan-keadaan
tersebut memungkinkan seseorang akan terjangkiti basil tuberkulosis (Entjang
Indan, 2001).
Dari uraian
di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Studi
Pengetahuan Penderita tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Batauga
Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Tahun
2008”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
pengetahuan penderita tentang penyakit tuberkulosis paru ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran pengetahuan
penderita tentang penyakit tuberkulosis paru.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengidentifikasi pengetahuan penderita tentang pengertian penyakit
tuberkulosis.
b.
Untuk mengidentifikasi pengetahuan penderita tentang penyebab penyakit
tuberkulosis paru.
c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan
penderita tentang manifestasi klinik penyakit tuberkulosis paru.
d. Untuk mengidentifikasi pengetahuan
penderita tentang pengobatan penyakit tuberkulosis paru.
e. Untuk mengidentifikasi pengetahuan
penderita tentang pencegahan penyakit tuberkulosis paru.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dalam
memperluas wawasan keilmuan khususnya dibidang penelitian.
2.
Dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi
Puskesmas Batauga dan Dinas Kesehatan Kabupaten Buton dalam meningkatkan
penanganan pemberantasan penyakit tuberkulosis paru.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi
bagi penelitian selanjutnya.
E. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
F.
Desain Penelitian
Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode
survei.
G.
Alur Pikir
|
|
|
|
H.
Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional
Variabel yang diukur dalam
penelitian ini adalah :
1. Pengetahuan penderita tentang pengertian
penyakit tuberkulosis paru
Secara operasional yang dimaksud dengan
variabel ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penderita tentang
penyakit tuberkulosis paru. Parameternya adalah penderita dapat menyebutkan
atau menjelaskan tentang pengertian penyakit tuberkulosis paru. Pengertian
penyakit tuberkulosis paru dapat diukur dengan menggunakan kuesioner dan skala
ordinal. Dimana skor yang dihasilkan terdiri dari 2 kategori berjenjang yaitu
pengetahuan penderita tentang pengertian penyakit tuberkulosis paru baik atau
kurang.
2. Pengetahuan penderita tentang penyebab
penyakit tuberkulosis paru
Secara operasional yang dimaksud dengan
variabel ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penderita tentang
penyebab penyakit tuberkulosis paru. Parameternya adalah penderita dapat
menyebutkan atau menjelaskan tentang penyebab penyakit tuberkulosis paru.
Penyebab penyakit tuberkulosis paru dapat diukur dengan menggunakan kuesioner
dan skala ordinal. Dimana skor yang dihasilkan terdiri dari 2 kategori berjenjang
yaitu pengetahuan penderita tentang penyebab penyakit tuberkulosis paru baik
atau kurang.
3. Pengetahuan penderita tentang manifestasi
klinik penyakit tuberkulosis paru
Secara operasional yang dimaksud dengan
variabel ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penderita tentang
manifestasi klinik tuberkulosis paru. Parameternya adalah penderita dapat
menyebutkan atau menjelaskan tentang manifestasi klinik penyakit tuberkulosis
paru. Manifestasi klinik penyakit tuberkulosis paru dapat diukur dengan menggunakan
kuesioner dan skala ordinal. Dimana skor yang dihasilkan terdiri dari 2
kategori berjenjang yaitu pengetahuan penderita tentang manifestasi klinik
penyakit tuberkulosis paru baik atau kurang.
4. Pengetahuan penderita tentang pengobatan
penyakit tuberkulosis paru
Secara operasional yang dimaksud dengan
variabel ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penderita tentang
pengobatan tuberkulosis paru. Parameternya adalah penderita dapat menyebutkan
atau menjelaskan tentang pengobatan penyakit tuberkulosis paru. pengobatan
penyakit tuberkulosis paru dapat diukur dengan menggunakan kuesioner dan skala
ordinal. Dimana skor yang dihasilkan terdiri dari 2 kategori berjenjang yaitu
pengetahuan penderita tentang pengobatan penyakit tuberkulosis paru baik atau kurang.
5. Pengetahuan penderita tentang pencegahan
penyakit tuberkulosis paru
Secara operasional yang dimaksud dengan
variabel ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penderita tentang
pencegahan tuberkulosis paru. Parameternya adalah penderita dapat menyebutkan
atau menjelaskan tentang pencegahan penyakit tuberkulosis paru. pencegahan
penyakit tuberkulosis paru dapat diukur dengan menggunakan kuesioner dan skala
ordinal. Dimana skor yang dihasilkan terdiri dari 2 kategori berjenjang yaitu
pengetahuan penderita tentang pencegahan penyakit tuberkulosis paru baik atau
kurang.
I.
Populasi, Sampel dan Sampling
- Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua penderita tuberculosis paru yang berdomisili
di wilayah kerja Puskesmas Batauga Kecamatan Batauga Kabupaten Buton dan
menjalani pengobatan paket Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
- Sampel
Sampel dalam
penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru yang dikenai sampel dengan
menggunakan tekhnik simple random sampling yang ditarik 75% dari jumlah
populasi. Maka jumlah sampelnya adalah 20 orang.
- Sampling
Untuk mendapatkan
sampel sebanyak 20 orang maka peneliti menggunakan metode probability sampling
dengan pendekatan simple random sampling.
J.
Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Wilayah
kerja Puskesmas Batauga Kecamatan Batauga Kabupaten Buton.
- Waktu
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 1
minggu dimulai tanggal 22 sampai dengan 29 Agustus 2008.
K.
Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Macam kuesioner
yang digunakan menggunakan tipe multiple
choise yang tersedia 3 (tiga) pilihan jawaban yaitu a, b dan c. Bila
responden memilih jawaban yang benar akan mendapat nilai 5 dan bila memilih
jawaban yang salah akan mendapat nilai 0.
.
L.
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer. Sebelum mengisi
kuesioner responden diminta kesediaannya untuk menjadi responden dengan mengisi
formulir pernyataan menjadi responden. Bila subyek setuju menjadi responden
maka kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti diberikan kepada responden.
Bila responden mengalami hambatan dalam pengisiannya maka peneliti memberikan
arahan atau gambaran cara menjawab pertanyaan tanpa memberikan jawaban kepada responden.
M.
Pengolahan Data dan Analisa Data
1.
Pengolahan Data
Data yang telah ditentukan selanjutnya
diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator dan disajikan dalam bentuk
tabel.
2.
Analisa Data
Pada
penelitian ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan dengan kuesioner tentang
penyakit tuberkulosis paru. Pertanyaan berjumlah 10 pertanyaan yang terdiri
dari :
a) Pertanyaan yang berhubungan dengan
pengertian penyakit tuberkulosis paru berjumlah 2 (dua) pertanyaan. Bila
memilih jawaban yang benar nilainya 5 dan jika memilih jawaban salah nilainya
0, maka jumlah nilai yang benar adalah 10.
b) Pertanyaan yang berhubungan dengan
penyebab penyakit tuberkulosis paru berjumlah 2 (dua) pertanyaan. Bila memilih
jawaban yang benar nilainya 5 dan jika memilih jawaban salah nilainya 0, maka
jumlah nilai yang benar adalah 10.
c) Pertanyaan yang berhubungan dengan
manifestasi klinik penyakit tuberkulosis paru berjumlah 2 (dua) pertanyaan.
Bila memilih jawaban yang benar nilainya 5 dan jika memilih jawaban salah
nilainya 0, maka jumlah nilai yang benar adalah 10.
d) Pertanyaan yang berhubungan dengan
pengobatan penyakit tuberkulosis paru berjumlah 2 (dua) pertanyaan. Bila
memilih jawaban yang benar nilainya 5 dan jika memilih jawaban salah nilainya
0, maka jumlah nilai yang benar adalah 10.
e) Pertanyaan yang berhubungan dengan
pencegahan penyakit tuberkulosis paru berjumlah 2 (dua) pertanyaan. Bila
memilih jawaban yang benar nilainya 5 dan jika memilih jawaban salah nilainya
0, maka jumlah nilai yang benar adalah 10.
Dari 10
(sepuluh) pertanyaan tersebut nilai tertinggi adalah 50 dan nilai terendah 0. Pertanyaan
pengetahuan ini dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori yaitu pengetahuan bila
mendapat nilai 26-50 dan pengetahuan kurang bila mendapat nilai 0-25.
N.
Masalah Etika (ethical clearance)
Dalam
melakukan penelitian ini peneliti mendapat persetujuan dari pembimbing riset
dan mendapat rekomendasi dari Akper Kabupaten Buton untuk melakukan penelitian.
Kemudian peneliti memohon
kepada Kepala Puskesmas Batauga untuk mendapatkan izin. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti
melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1. Informed Consent (lembar persetujuan)
Lembar persetujuan diberikan kepada subyek sebelum riset dilaksanakan.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset dilakukan. Bila subyek bersedia
diteliti maka lembar persetujuan ditanda tangani dan bila subyek menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2.
Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek peneliti tidak akan mencantumkan nama
subyek pada lembar kuesioner yang diisi oleh subyek tetapi hanya memberi kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang
diperoleh dari subyek.
O.
Keterbatasan
Merupakan
kelemahan dan hambatan dalam penelitian serta keterbatasan dalam penelitian
yang dihadapi peneliti, yakni :
1. Pengumpulan data dengan kuesioner
memungkinkan responden menjawab pertanyaan/pernyataan dengan tidak jujur dan
tidak mengerti pertanyaan yang dimaksud sehingga hasilnya kurang mewakili
secara kualitatif.
2. Kurangnya keahlian yang dimiliki oleh
peneliti dalam penelitian, terbatasnya dana dan waktu sehingga penelitian ini
hasilnya kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
PENJELASAN KERANGKA KONSEP
Pengetahuan penderita terhadap penyakit TB Paru
dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal adalah pendidikan, pengalaman dan sikap
Sedangkan faktor eksternal itu adalah informasi dan lingkungan.
Pengetahuan penderita ini ada 2 kemungkinan yakni
TAHU dan TIDAK TAHU terhadap penyakit TB Paru.
TAHU artinya dapat
mengetahui dan menyebutkan tentang pengertian, penyebab, manifestasi klinik,
pengobatan dan pencegahan penyakit TB Paru.
Bila penderita mengetahui hal tersebut maka
penderita kemungkinan akan melakukan pengobatan sehingga penderita dapat sehat.
TIDAK TAHU artinya tidak mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan penyakit TB Paru sehingga penyakitnya dibiarkan dan tidak melakukan
pengobatan. Dengan demikian penyakitnya akan menjadi kronik sehingga dapat
menyebabkan kematian.
Penelitian ini hanya 1 variabel yakni
mengidentifikasi pengetahuan penderita terhadap penyakit Tuberkulosis paru.
0 Response to "Studi Pengetahuan Penderita Tuberkulosis tentang Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Batauga Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Periode Juli 2007 sampai dengan Juni 2008"
Post a Comment
* Terima kasih telah berkunjung di blog Saya.
* Comentar yang sopan.
* Kami hargai komentar dan kunjungan anda
* Tunggu Kami di Blog Anda
* No Link Aktif
Salam Kenal Dari Saya